Strategi Penangkapan Kepiting Bakau Rekomendasi Penelitian Lanjutan
xx pH
: Jumlah ion H hidrogen yang terurai. Pola gerak
: Bentuk, model atau gaya khusus yang dilakukan organisme saat bergerak.
Predatory behaviour : Tingkah laku pemangsaan suatu organisme.
Respons : Tingkah laku organisme yang merupakan hasil dari
stimulus internal maupun eksternal. Scavenger
: Organisme pemakan bangkai. SNI
: Standar Nasional Indonesia, suatu standar baku terhadap prosedur atau persyaratan tertentu.
Starvasi : Teknik melaparkan suatu spesies uji sehingga
respons makannya akan lebih mudah dan cepat diamati.
Stimulus : Sesuatu yang menarik organisme atau bagian
tubuhnya untuk memberikan aksi. TBUD tidak bisa untuk
dihitung : Suatu kondisi uji TPC dimana koloni bakteri yang
tumbuh pada media agar sangat banyak hingga saling overlap antar koloni sehingga sulit untuk
dihitung.
Thawing : Proses melelehkan makanan atau bahan yang telah
dibekukan. Tingkat kebusukan
decaying level : Tingkat penurunan kualitas umpan karena aktivitas
kimiawi dan mikrobiologis yang dicirikan dengan adanya perubahan-perubahan fisika maupun
kimiawi.
TPC Total Plate Count : Jumlah mikroorganisme hidup yang terdapat dalam
suatu produk yang diuji. TVBN Total Volatile
Based Nitrogen : Jumlah basa nitrogen yang mudah menguap
volatil. Umpan bait
: Salah satu bentuk rangsangan berupa fisika maupun kimiawi yang dapat memberikan respons
terhadap ikan tertentu dengan tujuan untuk penangkapan ikan.
Vigorous scavenger : Pemakan bangkai yang giat.
xxi Viscera
: Organ dalam umumnya di dalam cavity suatu organisme.
Voracious scavenger : Pemakan bangkai yang rakus.
Wind rose : Alat bantu berupa garis-garis melingkar untuk
mempermudah mengamati pola dan arah gerak suatu organisme.
DAFTAR PUSTAKA
Almada DP. 2001. Studi tentang Waktu Makan dan Jenis Umpan yang Disukai Kepiting Bakau Scylla serrata [skripsi]. Bogor: Program Sudi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 47 hlm.
Amaludin A, Rosyid A, Jayanto BB. 2005. Pengaruh Perbedaan Waktu Penangkapan dan Jenis Umpan terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau
dengan Alat Tangkap Wadong [skripsi]. Program Sudi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Diponegoro. 96 hlm.
Angell CA, editor. 1992. The Mud Crab: Report of the Seminar on the Mud Crab Culture and Trade; Surat Thani, Thailand, Nov 5
– 8, 1991. Madras: Bay of Bengal Programme.
Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2008. Pengendalian Hama Keong Emas.
Bolumar T, Nieto P, Flores J. 2001. Acidity, Proteolysis and Lipolysis Changes in Rapid-Cured Fermented Sausage Dried at Different Temperatures. Food
Sci Tech Int 73: 269 –276.
Branson EJ. 2008. Fish Welfare. Iowa: Blackwell Publishing. 300 hlm. Caprio J. 1982. High sensitivity and specificity of olfactory and gustatoty
receptors of catfish to amino acids. In Toshiaki J. Hara Eds. Chemoreseption in Fish. New York: Elsivier Scientific Publishing
Company. hlm 109-134.
Cheong CH, Gunasekera UPD, Amandakoon HP. 1992. Formulation of artificial feeds for mud crab culture: a preliminary biochemical, physical, and
biological evaluation. Di dalam: Angell CA, editor. The Mud Crab: Report of the Seminar on the Mud Crab Culture and Trade; Surat Thani,
Thailand, Nov 5 – 8, 1991. Madras: Bay of Bengal Programme. hlm 179 –
183. Cholik F, Hanafi A. 1992. A review of the status of the mud crab Scylla sp
fishery and culture in Indonesia. Di dalam: Angell CA, editor. The Mud Crab: Report of the Seminar on the Mud Crab Culture and Trade; Surat
Thani, Thailand, Nov 5 – 8, 1991. Madras: Bay of Bengal Programme.
hlm 14 – 27.
Dianthani D. 2002. Evaluasi Kondisi Lingkungan Perairan Muara Badak, Kalimantan Timur Kaitannya dengan Larva Kepiting Bakau Scylla sp..
[tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 125 hlm.