Di Bangladesh alat tangkap kepiting bakau adalah boom bamboo trap, don angling without hook, iron hook dan scoopnet Khan dan Alam 1992.
Gambar 3 Alat tangkap kepiting bakau di Indonesia Cholik dan Hanafi 1992
2.6 Karakteritik Keong Emas
Keong mas Pomacea canaliculata Lamarck 1822 dikenal sebagai hama potensial tanaman padi. Hewan ini memiliki tingkat reproduksi tinggi, dalam
sebulan seekor keong emas mampu memproduksi 1.000 hingga 1.200 butir telur, tingkat mortalitasnya rendah, dan siklus hidupnya hanya 60 hari. Keong emas
disebut sebagai hama unggul karena memakan segala tanaman terutama tanaman padi muda dan pembibitan. Berdasar data Badan Pangan Dunia FAO pada
1989, kekurangan hasil panen padi di Filipina akibat keong emas mencapai 40 persen dari areal sawah. Di Indonesia, kerusakan tanaman padi bahkan bisa
mencapai 80 hingga 100 persen dengan kasus terjadi di hampir seluruh provinsi di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua. Penyebaran populasi spesies ini sudah
mencapai hampir seluruh wilayah Indonesia.
Gambar 4 Keong emas Pomacea canaliculata Lamarck 1822
Keong mas diketahui mengandung asam omega 3, 6 dan 9. Dari hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas berkisar antara 16 hingga 50
persen. Selain banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini juga kaya akan kalsium BP2TP 2008.
2.7 Umpan
Umpan merupakan salah satu bentuk rangsangan berupa fisik maupun kimiawi yang dapat menyebabkan respons ikan tertentu dalam tujuan
penangkapan ikan Hendrotomo 1989. Penggunaan umpan dalam proses penangkapan ikan berfungsi sebagai pemikat attractor. Penggunaan attractor
umpan dalam pengoperasian bubu sudah dikenal luas oleh nelayan. Berdasarkan kondisinya umpan dapat dibedakan menjadi umpan hidup live bait dan umpan
mati dead bait, sedangkan menurut asal umpan dapat dibedakan menjadi umpan alami natural bait dan umpan buatan artificial bait Leksono 1983.
Menurut Leksono 1983, beberapa pertimbangan dalam menentukan alternatif terhadap jenis ikan sebagai umpan adalah:
1 umpan harus digunakan pada alat tangkap yang telah ada; 2 umpan dapat memenuhi selera ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan;
3 umpan mudah didapat dalam jumlah banyak serta kontinuitas yang baik; 4 lokasi sumberdaya relatif dekat serta mudah dalam penanganannya; dan
5 biaya pengadaannya relatif murah. Djatikusumo 1975 dalam Tiku 2004 menyatakan bahwa umpan yang
baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1 tahan lama tidak cepat busuk;