dilakukan di dalam sebuah kotak berbahan styrofoam berukuran 60 X 40 cm dengan tinggi 20 cm. Volume air diatur sedemikian rupa sehingga hanya setengah
badan kepiting bakau yang terendam air. Ini merupakan model bagi lingkungan intertidal yang menjadi habitat kepiting bakau. Media air yang digunakan diambil
dari habitat asli kepiting bakau tersebut. Kepiting bakau ditempatkan merapat pada dinding kiri kotak sementara umpan dicelupkan hingga ke dasar kotak,
merapat pada dinding kanan kotak. Sejak umpan masuk ke dalam air, stopwatch dihidupkan. Stopwatch dimatikan saat kepiting bakau telah menyentuh umpan.
Pada tiap perlakuan dan ulangan dilakukan penggantian kepiting uji dan air media.
3.5 Analisis Data
Data perubahan mikrobiologis dan kimiawi serta organoleptik umpan keong emas diplotkan menurut waktu penyimpanan sehingga bisa dilihat pola
kecenderungannya trend-nya. Perlakuan yang dikenakan kepada kepiting uji menghasilkan data periode yang diperlukan oleh kepiting bakau untuk mendekati
umpan. Periode ini merupakan ukuran kecepatan pergerakan yang berhubungan dengan pemangsaan. Data-data ditabulasikan dalam tabel. Model dari rancangan
percobaan tersebut adalah sebagai berikut di bawah ini Mattjik dan Sumertajaya 2006.
ij i
ij
Y
Keterangan: i = 1, 2, 3;
Y
ij
= periode gerak kepiting bakau pada perlakuan kadar TVBN ke-i; μ = rataan periode gerak kepiting bakau;
α
i
= pengaruh perlakuan kadar TVBN ke-i; ε
ij
= pengaruh acak pada kadar TVBN ke-i pada ulangan ke-j. Hipotesis dari perlakuan tersebut adalah:
H :
α
1
= α
2
= α
3
= 0 kadar TVBN umpan tidak berpengaruh terhadap periode gerak pemangsaan kepiting bakau;
H
1
: paling sedikit ada satu i dimana α
i
≠ 0;
Data diolah menggunakan analysis of variance anova untuk menentukan nilai F. Nilai F selanjutnya dibandingkan dengan F tabel, dan jika hasilnya lebih
besar daripada F tabel maka H ditolak dan dilakukan uji lanjutan menggunakan
uji benda nyata terkecil BNT, least significance difference atau uji beda nyata jujur BNJ, uji Tukey, honest significance difference yang bertujuan untuk
melihat pasangan perlakuan mana yang berbeda nyata. Rekaman respons kepiting bakau pada berbagai pelakuan dianalisis untuk
melihat pola arah dan jalur pergerakan kepiting mendekati umpan kemudian dibuat ilustrasinya. Mula-mula foto-foto pergerakan kepiting bakau menuju
umpan keong emas dikelompokkan berdasarkan perlakuan dan ulangan kemudian diurutkan menurut waktu. Ilustrasi secara manual untuk melihat pola dan arah
gerakan dibuat berasarkan foto-foto tersebut.
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 4.1.1 Parameter Mikrobiologi, Kimiawi dan Organoleptik Umpan
Penghitungan kepadatan bakteri dilakukan untuk mengetahui perkembangan aktivitas bakteri pada sampel umpan ketika disimpan pada suhu kamar.
Kepadatan bakteri total TPC dalam sampel umpan mengalami kenaikan pada periode 0 hingga 3 hari dari sejumlah 58.000.000 kolonigr menjadi tidak bisa
dihitung TBUD. Aktivitas pertumbuhan bakteri mencapai titik tertinggi pada saat sampel umpan berumur 3 hari sehingga jumlah bakteri tidak dapat dihitung
hingga pengenceran tertinggi pengenceran ke enam Gambar 12. Setelah mencapai titik tertinggi kepadatan bakteri kemudian cenderung menurun pada
periode 6 hingga 12 hari dari sejumlah 44.000.000 kolonigr turun menjadi 14.000.000 kolonigr dan terakhir 3.000.000 kolonigr. Jadi, grafik pertumbuhan
bakteri pada sampel umpan keong emas mengikuti kurva eksponensial dengan suatu titik optimum.
10000000 20000000
30000000 40000000
50000000 60000000
70000000 80000000
90000000
1 2
3 4
5
Umur simpan umpan hari TP
C k
o lo
n i
g r
Gambar 12 Perkembangan nilai TPC sampel umpan keong emas pada berbagai umur simpan
TBUD
3 6
9 12
8 X 10
7
7 X 10
7
6 X 10
7
5 X 10
7
4 X 10
7
3 X 10
7
2 X 10
7
1 X 10
7