24
3. Pemanfaatan Partikel – Partikel Karet pada Kolam Rubber Trap
Proses pengolahan limbah cair di IPAL, pada kolam rubber trap masih terkandung partikel-partikel karet yang masih dapat digunakan sebagai bahan baku alas kaki Utomo,
2006. Partikel-partikel karet tersebut akan terapung di permukaan kolam dan apabila sudah menumpuk, partikel tersebut dapat diambil dan dimasukkan ke dalam wadah dan kemudian
dijual ke industri alas kaki. Dari segi teknis pemanfaatan partikel ini mudah dilakukan karena hanya mengambil partikel yang terapung tanpa ada perlakuan yang sulit. Industri yang akan
memanfaatkan partikel karet ini akan mendapatkan bahan baku yang lebih bersih karena ada penampungan awal untuk mengumpulkan partikel sehingga terhindar dari kotoran seperti
tanah. Penggunaan kembali atau daur ulang partikel karet di kolam rubber trap penting dilakukan karena dengan daur ulang ini akan mengurangi kandungan karet yang terkandung
dalam air limbah buangan sehingga bahaya terhadap lingkungan dapat diminimalkan.
Aspek Ekonomi
a. Biaya pembelian alat pengutip limbah = Rp
110.000,- sumber
dari
alatcleaning.com
b. Biaya pembuatan bak penampung dengan volume 1,5 m
3
dengan asumsi biaya pemasangan batu bata sebesar Rp 100.000m
3
. Jadi biaya pembuatan bak sebesar 1,5 m
3
X Rp 100.000m
3
. = Rp 150.000,00 sumber dari narasumber di PT Condong
Garut Total biaya investasi = Rp 260.000,00
c. Biaya pembelian karung = Rp 1000karung X 8 karungbulan = Rp 8.000,00 dengan asumsi seminggu sekali pengambilan limbah dan banyaknya limbah 50 kg dengan
ukuran karung 25 kg, harga bersumber dari tokopedia.com
Biaya penjualan limbah partikel karet = Rp 5000kg X 50 kgminggu X 4
minggubulan = Rp 800.000bulan harga bersumber dari narasumber di Pusat Penelitian Bogor
Net profit: Rp 800.000 – Rp 8.000 = Rp 792.000 Paybackperiod =
= = 0,33 bulan
4. Pemberian insentif kepada industri yang menerapkan produksi bersih
Insentif adalah suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja
dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Pelaksanaan insentif dimaksudkan untuk meningkatkan produktifitas pelaku industri. Insentif
adalah dorongan agar seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar dapat mencapai produktivitas yang tinggi sehingga dapat membangkitkan gairah kerja dan motivasi yang tinggi
Romadoni, 2011 Pemberian insentif bertujuan agar pelaku industri lebih terpacu untuk menerapkan
produksi ke arah yang lebih baik. Pemberian insentif bisa berasal dari berbagai pihak. Dukungan dari pemerintah melalui penetapan kebijakan hukum, serta pemberian penghargaan
yang tepat terhadap industri yang melakukan pengendalian limbah dan dari tiga opsi produksi bersih di atas.
25
G. Analisis Alternatif Penerapan Produksi Bersih secara Kualitatif