RSS Estate Brown Crepe Penanganan Limbah yang Diterapkan

19 4. Finishing Gambar 13. Neraca massa proses finishing 5. Pengeringan Gambar 14. Neraca massa proses pengeringan Tabel 2. Sistem Kesetimbangan Massa Proses Produksi Karet Proses Input Produk Limbah Sumber Data Pilihan Produksi Bersih

A. RSS

• Penerimaan lateks • Pengenceran • Pembekuan • Penggilingan • Pengeringan

B. Estate Brown Crepe

• Pencucian dan Sortasi • Pencacahan • Pembentukan • Finishing • Pengeringan Lateks kebun Lateks bersih dan air Camp. Lateks dan asam format Bekuan tebal dan Air Bekuan tipis Lump, scrap dan slab basah Lump bersih Lump cacah dan asam sulfat Crepe tebal dan asam sulfat Crepe tipis Lateks bersih Camp Lateks Bekuan tebal Bekuan tipis RSS Lump bersih Lump cacah Crepe tebal Crepe tipis Estate brown crepe Lump busa Lump busa Lump busa Slabs basah dan air Uap air Air dan kotoran Air Air Air Uap Air 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 Bahan baku EBC Bahan baku EBC Bahan baku EBC Bahan baku EBC IPAL IPAL IPAL IPAL IPAL IPAL Keterangan 1. Pengukuran langsung 2. Informasi dari lapangan 3. Studi pustaka Crepe tebal 728 kg Air 480 kg Finishing Crepe tipis 532 kg Limbah cair 676 kg Crepe tipis 532 kg Pengeringan Estate Brown Crepe 317 kg Uap air 532 20

C. Penanganan Limbah yang Diterapkan

Penanganan limbah PT Condong Garut sudah menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. Semua limbah cair dari proses produksi akhirnya akan masuk ke IPAL. Limbah cair tersebut diolah sedemikan rupa hingga tidak mencemari sungai ketika dibuang. Proses pengolahan limbah cair yang dihasilkan dari produksi RSS dan estate brown crape menggunakan sistem pengolahan biologi yang terdiri dari kolam rubber trap, kolam aerasi, kolam pengendapan dan kolam testimoni. Kolam rubber trap digunakan untuk memisahkan padatan dari limbah cair yaitu partikel-partikel karet yang tidak menggumpal pada proses koagulasi. Pengolahan biologi merupakan suatu teknik untuk pengolahan limbah cair yang mengandung senyawa organik dengan memanfaatkan kemampuan purifikasi alamiah oleh mikroba. Sistem proses biologi merupakan cara yang paling luas digunakan untuk mengolah limbah cair yang mengandung senyawa organik dan untuk meningkatkan efektivitas pengolahan limbah Metcalf dan Eddy, 1991. Pengolahan biologi yang dilakukan oleh PT Condong Garut dengan menggunakan sistem lumpur aktif. Proses lumpur aktif adalah suatu sistem yang menguraikan senyawa organik dengan menggunakan bakteri atau mikroba pengurai yang bersifat aerob dengan perbandingan keduanya dikontrol agar selalu tetap. Dalam proses penguraian senyawa organik dengan lumpur aktif dibuat bersinggungan dengan waktu yang memadai sambil diberikan pasokan oksigen udara sehingga senyawa organik dalam limbah akan terurai. Pada sistem lumpur aktif, berbagai macam bakteri, fungi, protozoa, dan metazoa hidup dalam kumpulan didalamnya dan membentuk struktur piramida rantai makanan. Sistem lumpur aktif terdiri dari kolam aerasi yaitu tempat lumpur aktif kumpulan dari mikroba dan bakteri aerob dan limbah cair bercampur sambil diberi udara oksigen. Di kolam ini senyawa organik BOD, COD diuraikan oleh mikroba aerob. Setelah penguraian senyawa organik di dalam kolam aerasi telah selesai, campuran lumpur dan air dialirkan ke kolam pengendapan untuk dilakukan pemisahan air dan lumpur. Air yang terpisah yang kandungan BODdan COD sudah berkurang dialirkan keluar ke kolam testimoni sedangkan lumpurnya dialirkan kembali ke kolam aerasi. Dari pengolahan limbah cair karet dengan sistem lumpur aktif dihasilkan lumpur berlebih yang berasal dari kolam pengendapan akhir dan padatan terapung scum. Scum merupakan hasil endapan melayang dari proses penguraian oleh bakteri. Scum tersebut dikeringkan dan diaplikasikan di sekitar tanaman kelapa sawit karena dapat untuk memperbaiki sifat fisik-kimia tanah.

D. Prinsip Produksi Bersih yang Sudah Diterapkan