digunakan sebagai campuran bahan pengawet. Senyawa khrom digunakan secara luas sebagai campuran tambahan bahan pengawet kayu larut air. Senyawa khrom
tersebut dicampurkan dalam bentuk dikhromat, khromat, asam khromat, atau trioksida khromium. Perkembangan selanjutnya digunakan khrom asetat sebagai
campuran celcure. Selanjutnya dikatakan bahwa garam khrom yang paling efektif adalah yang mengandung trioksida khromium yang tinggi. Akan tetapi karena
harganya mahal dan juga daya larutnya rendah maka jarang digunakan.
2.7 Sifat Mekanis Kayu
Sifat mekanis kayu merupakan sifat yang berhubungan dengan kekuatan dan merupakan ukuran kemampuan kayu untuk menahan gaya luar yang bekerja
padanya. Ketahanan terhadap perubahan bentuk menentukan banyaknya bahan yang dimampatkan, terpuntir, dan terlengkungkan oleh suatu beban yang
mengenainya Heygreen Bowyer 1982. Sifat mekanis kayu merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan
apabila kayu akan digunakan untuk bahan bangunan. Beberapa sifat mekanis yang penting untuk menilai kekuatan kayu diantaranya adalah keteguhan lentur statis
static bending strength, keteguhan tekan compressive strength, keteguhan tarik tensile strength, keteguhan geser shearing strength, kekerasan hardness,
kekakuan stiffness, keuletan toughness, dan ketahanan belah cleavage resistance.
2.7.1 Keteguhan lentur statis static bending strength
Menurut Tsoumis 1991 kekuatan lentur statis merupakan salah satu sifat mekanis yang sangat penting karena banyak penggunaan struktural kayu
mengalami tegangan sepeti ini. Apabila sebuah balok diberi beban dan bengkok, pada dasarnya ada tiga tekanan yang bekerja pada balok itu yaitu tekanan tarik,
tekanan tekan, dan tekanan geser. Di bawah batas proporsi tedapat hubungan positif antara tegangan dengan regangan, nilai perbandingan antara regangan dan
tegangan ini disebut modulus elastisitas Modulus of Elasticity, MOE. Sementara tegangan patah Modulus of Repture, MOR dihitung dari beban maksimum
beban pada saat patah.
2.7.2 Keteguhan tekan compressive strength
Menurut Tsoumis 1991 keteguhan tekan ialah kemampuan kayu untuk menahan beban atau tekanan yang berusaha memperkecil ukurannya. Kekuatan
tekan longitudinal sejajar serat lebih besar dibandingkan dengan kekuatan tekan tegak lurus serat sampai 15 kali. Besarnya keteguhan ini sama dengan besarnya
beban maksimum dibagi dengan luas penampang dimana beban tersebut bekerja.
2.7.3 Keteguhan tarik tensile strength
Menurut Tsoumis 1991 kekuatan tarik kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang berusaha menarik atau memanjangkan ukurannya. Kekuatan
tarik longitudinal sejajar serat jauh lebih tinggi dari kekuatan tarik transversal sampai 50 kali lipat. Keteguhan tarik dipengaruhi oleh ukuran atau dimensi
kayu, kekuatan serat-serat dan susunan serat kayu. Keteguhan tarik sangat penting diketahui untuk suku bawah busur pada penopang kayu dan dalam rancangan
sambungan antara rangka kuda-kuda bangunan Heygreen Bowyer 1982.
2.7.4 Keteguhan geser shearing strength
Menurut Tsoumis 1991 kekuatan geser ialah kekuatan kayu untuk menahan beban yang berusaha menggeser atau bagian dengan bagian lainnya pada
sepotong kayu. Dimana pergeseran dapat terjadi pada arah longitudinal searah serat dan transversal tegak lurus serat.
Terdapat tiga macam bentuk geseran bila ditinjau dari arah geseran terhadap serat kayu: 1 geser sejajar serat, 2 geser tegak lurus serat, 3 geser miring
serat. Tetapi yang lazim diperhitungkan adalah keteguhan geser sejajar serat karena dalam penggunaan sehari-hari kerusakan kayu akibat geseran kebanyakan
berupa geseran sejajar serat. Keteguhan geser ini dipengaruhi oleh kekuatan ikatan antar serat sel kayu.
2.7.5 Kekerasan hardness