angkutan umum dan juga kendaraan pribadi di jalanan. Begitu pula jalanan di Jakarta, lokasi mayoritas customer PT Saung Mirwan,
kemacetan dapat ditemukan dimana-mana, bahkan di jalan tol yang semestinya menjadi jalan bebas hambatan.
Jalan yang rusak dan juga kemacetan sangat berpengaruh pada agribisnis sayuran, khususnya pada proses distribusi. Sayuran
merupakan komoditi yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Jalanan yang macet akan membuat proses pendistribusian menjadi
lama. Hal ini akan sangat berdampak pada life-time dari sayuran. Jalanan yang rusak akan menyebabkan sayuran terguncang di
dalam mobil pengangkut. Meskipun sayuran disimpan dalam wadah tertentu, namun guncangan akan tetap terasa dan kemudian
akan berdampak pada kualitas dan bentuk dari sayuran tersebut. Listrik juga merupakan hal yang krusial dalam agribisnis
sayuran. Industri ini membutuhkan pasokan listrik yang stabil. Misalnya, untuk mejaga ketahanan dari sayuran diperlukan cold
refrigerator pendingin. Jika pasokan listrik tidak stabil, maka aliran listrik ke alat tersebut akan terputus sehingga suhu udara dan
kelembaban di dalam ruangan akan meningkat. Hal ini akan membuat life-time dari sayuran berkurang. Selain itu, pasokan
listrik juga diperlukan untuk dialirkan ke green house. Jika listrik tidak stabil, maka suhu dalam green house pun akan berubah dan
hal ini akan mempengaruhi kualitas dari sayuran yang dibudidayakan di dalam green house tersebut.
2. Sumberdaya Manusia
Mengingat bahwa sebagian besar penduduk Indonesia yang berkecimpung di dunia pertanian, maka pengalaman dan
pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pertanian, khususnya sayuran, sudah tidak dapat dipandang sebelah mata lagi.
Peran penting berada di tangan para petani, perusahaan yang bergerak
dalam bidang ini, juga para tenaga ahli yang berada di lembaga penelitian milik pemerintah dan swasta.
Karakteristik petani berpengaruh terhadap aktivitas produksi, yaitu terkait dengan pengetahuan dan kemampuan dalam
proses budidaya, sehingga mampu mencapai produksi yang optimal. Hal tersebut dapat ditingkatkan dengan dilakukan
penyuluhan dan evaluasi secara berkala dari perusahaan sebagai mitra kerja. Selain itu, perusahaan juga melakukan transfer ilmu
dan pengalaman untuk kemajuan bidang pertanian khususnya mengenai budidaya sayuran, baik budidaya secara hidroponik
maupun non hidroponik. Kemampuan melakukan proses budidaya merupakan hal
yang sangat penting dalam bisnis ini. Namun, tidak semua aspek dalam bisnis ini membutuhkan kemampuan tersebut. Ada juga
beberapa aspek yang lebih membutuhkan kemampuan manajerial. Sumberdaya
manusia juga
berperan penting
dalam mengoperasikan teknologi yang ada, untuk mengakses informasi
pasar, dan juga untuk mengakses modal. Melihat begitu pentingnya sumberdaya manusia, maka sumberdaya ini harus
dijaga agar tidak jenuh karena kejenuhan akan mengakibatkan kinerja sumberdaya manusia menurun yang pada akhirnya akan
berakibat pada menurunnya produktivitas perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia di PT
Saung Mirwan, pihak perusahaan merekrut penduduk setempat untuk dialokasikan di bidang yang kurang membutuhkan keahlian
khusus, misalnya bagian pengemasan, administrasi, ATK, dan resepsionis. Petani yang dijadikan mitra adalah para petani yang
berada di daerah sekitar kebun, tetapi juga tetap diberi penyuluhan. Untuk „pimpinan‟ bidang budidaya, perusahaan merekrut
karyawan yang sudah memiliki ilmu dasar mengenai pertanian dan pengolahannya, serta paham mengenai manajerial. Untuk bidang-
bidang lainnya, sumberdaya manusia yang direkrut disesuaikan dengan kebutuhan.
3. Sumberdaya Modal