Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

2.6. Penelitian Terdahulu

Meidina Trijadi Lamadlauw 2006 meneliti mengenai Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Agroindustri di Kabupaten Bogor. Berdasarkan analisis internal eksternal, posisi UKM agroindusti di Kabupaten Bogor berkaitan dengan strategi pengembangan terletak pada koordinat 0,21; 0,13 dan menempati kuadran I cross impact matrix. Posisi tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengembangan kebijakan UKM agroindustri dapat menggunakan strategi yang bersifat agresif. Berdasarkan hasil penilaian skor dengan menggunakan konsep AHP, strategi yang tepat untuk pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor adalah memberikan perhatian yang lebih besar pada proses formulasi kebijakan. Strategi ini dimaksudkan agar berbagai kebijakan pemerintah Kabupaten Bogor yang dihasilkan, baik yang ditujukan khusus kepada usaha kecil, baik langsung dan atau tidak langsung berpengaruh terhadap usaha kecil, kiranya dapat lebih memihak kepada kepentingan usaha kecil atau minimal tidak menghambat pengembangan usaha kecil di wilayah ini, serta harus mampu menjawab kebutuhan atau mengakomodir kebutuhan stakeholder lain yang berhubungan dengan pengembangan UKM agroindustri di Kabupaten Bogor. Joko Susilo 2008 meneliti Rumusan Strategi Pengembangan PT BPRS Amanah Ummah dengan Pendekatan Analytic Network Process. Hasil yang diperoleh yaitu faktor internal kelebihan dan kelemahan dan eksternal peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan PT BPRS Amanah Ummah. Didapat bahwa kekuatan utamanya adalah memiliki lokasi strategis yang dekat dengan konsumen nasabah dan debitur, yaitu di areal pasar Leuwiliang Bogor. Sedangkan kelemahan utama adalah masih terbatasnya kualitas sumberdaya manusia. Peluang utamanya adalah potensi pangsa pasar umat Islam yang besar karena basis masyarakat di sekitar pesantren. Sedangkan yang menjadi ancaman adalah banyaknya jumlah pesaing yang membidik segmen UMK. Rumusan strategi pengembangan berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal didapatkan lima alternatif strategi pengembangan, yaitu strategi peningkatan Kualitas Aktiva Produktif KAP, strategi penghimpunan dana, strategi penyaluran dana, strategi efisiensi biaya cost cutting, dan strategi hubungan antarlembaga keuangan. Prioritas strategi bagi pengembangan PT BPRS Amanah Ummah dengan menggunakan Analytic Network Process ANP didapat bahwa strategi utamanya adalah strategi peningkatan Kualitas Aktiva Produktif KAP dengan bobot normal sebesar 0,31352. Komadin 2008 meneliti mengenai Strategi Peningkatan Investasi Kabupaten Indramayu. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu mengalami penurunan investasi. Investor lebih fokus pada industri pengolahan minyak dan gas serta pertanian dan belum pada sektor- sektor lainnya. Hasil analisis tentang daya saing investasi menunjukan bahwa prioritas elemen faktor kekuatan yang paling mempengaruhi daya saing yaitu potensi ekonomi 0,351, faktor kelemahan yang paling mempengaruhi yaitu kualitas infrastruktur rendah 0,378, faktor peluang yang paling mempengaruhi yaitu pengembangan transportasi darat Jakarta – Cirebon 0,498, faktor ancaman yang paling mempengaruhi yaitu adanya persaingan dengan daerah lain 0,443. Dari analisis daya saing tersebut, prioritas alternatif strategi dalam peningkatan investasi Kabupaten Indramayu secara berurutan yaitu mengembangkan zona dan kluster industri 0,551, mengembangkan agroindustri hulu sampai hilir 0,237, mengembangkan kelembagaan pelayanan perizinan dan investasi 0,138, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia 0,074. Suswono, Arief Daryanto, Mohamad Husein Sawit, dan Bustanul Arifin 2010 melakukan penelitian mengenai Strategi Peningkatan Daya Saing Perum BULOG. Penelitian ini menganalisis bagaimana meningkatkan daya saing Perum BULOG setelah terjadi perubahan status dari LPND menjadi Perum. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa peran dan fungsi yang harus diprioritaskan oleh Perum BULOG setidaknya dalam lima tahun mendatang lebih bertumpu pada fungsi bisnis PSO dengan ditunjang aspek penguatan komitmen pemerintah. Di lain pihak, faktor internal yang harus diprioritaskan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing BULOG adalah aspek pembelajaran dan pertumbuhan learning growth dan aspek proses internal internal process. Adapun strategi alternatif yang harus diprioritaskan adalah strategi value creation. Surip Prayugo 2010 melakukan penelitian mengenai Analisis Rantai Nilai Ayam Ras Pedaging Untuk Meningkatkan Daya Saing Studi Kasus di PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. Dari hasil penelitian didapat bahwa atribut yang pengaruhnya paling tinggi terhadap daya saing adalah SDM dan Sumberdaya Modal dengan bobot 4,00. Sedangkan atribut yang pengaruhnya paling rendah terhadap daya saing adalah preferensi konsumen dengan bobot 2,57. Analisis ini dilakukan dengan Porter’s Diamond Model. Faktor kekuatan yang memiliki nilai bobot tertinggi pada analisis IFE yaitu layanan after sales 0,083, sedangkan nilai bobot paling rendah adalah keuntungan pabrik pengolah ayam tinggi 0,064. Faktor kelemahan yang paling rendah adalah sebagian besar peternak masih menggunakan kandang terbuka serta vaksin dan obat yang didistribusikan PT SHS International masih impor nilainya sama, 0,041. Pada analisis EFE, faktor peluang yang memiliki nilai bobot paling tinggi adalah pertumbuhan industri perunggasan naik 0,152 sedangkan faktor peluang yang memiliki nilai bobot paling rendah adalah konsumsi ayam per kapita masih rendah 0,098. Faktor ancaman yang memiliki bobot paling tinggi adalah serangan wabah penyakit 0,112 dan yang bobotnya paling rendah adalah adanya produk substitusi ayam 0,083. Nilai matriks IFE adalah 2,739 dan nilai matriks EFE adalah 3,194 sehingga posisi rantai nilai berada pada kuadran II, yaitu tumbuh dan kembangkan. Strategi yang disarankan adalah product upgrading, process upgrading, functional upgrading, dan channel upgrading. Venty Fitriany Nurunisa 2011 melakukan penelitian mengenai Analisis Dayasaing dan Strategi Pengembangan Agribisnis Teh Indonesia. Dari hasil penelitian didapat bahwa komponen faktor sumberdaya dan komponen komposisi permintaan domestik, serta komponen faktor sumberdaya dengan komponen industri terkait dan industri telah saling mendukung, sementara komponen lainnya belum saling mendukung. Selain itu, apabila dilihat dari komponen pendukungnya, komponen peranan pemerintah baru memiliki keterkaitan yang mendukung dengan komponen faktor sumberdaya saja, sementara komponen peranan kesempatan telah mampu mendukung semua komponen utama. Strategi peningkatan dayasaing yang dihasilkan melalui analisis Matriks SWOT lebih mengarah kepada strategi peningkatan kinerja petani teh rakyat, yaitu dengan meningkatkan posisi tawar petani melalui penguatan kelompok tani dan dukungan dari adanya asosiasi dan Dewan Teh Indonesia. Sementara untuk perkebunan besar negara dan swasta, strategi lebih mengarah kepada peningkatan produksi dan diversifikasi produk, khususnya untuk produk teh tujuan ekspor. Permasalahan lain yang menjadi fokus strategi adalah permasalahan yang terkait dengan konsumsi teh, strategi yang digunakan lebih diutamakan kepada peningkatan upaya promosi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai teh dan manfaatnya. Kemudian, strategi yang telah dihasilkan dipetakan ke dalam rancangan arsitektur strategik, sehingga dihasilkan rancangan arsitektur strategik agribisnis teh Indonesia.

III. METODE PENELITIAN