Peranan Pemerintah Peran Pemerintah

4.4.4 Faktor Persaingan Industri

Persaingan sayuran di Indonesia cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari cukup banyaknya pelaku dalam agribisnis sayuran saat ini. Hal ini dapat menjadi pemicu tersendiri bagi setiap perusahaan untuk menjadi lebih baik dari pesaingnya. Strategi persaingan dari setiap perusahaan berbeda-beda. Ada yang lebih mengutamakan untuk memberi harga yang lebih murah dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya meskipun mungkin kualitasnya di bawah pesaingnya. Ada juga perusahaan yang lebih mengutamakan kualitas meskipun harga yang akan mereka tawarkan sangat mungkin untuk lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya. Namun ada juga perusahaan yang lebih mementingkan layanan kepada customer dan juga relationship yang baik dengan pihak-pihak terkait. Semuanya ini menjadi pilihan tersendiri bagi perusahan-perusahaan yang berkecimpung dalam agribisnis sayuran. Beberapa kompetitor utama PT Saung Mirwan adalah CV Bimandiri, PT Lumbung Padi, dan Amazing Farm untuk customer retail. Sedangkan untuk food industry yang menjadi kompetitor utama adalah PT Wiguna Makmur. Banyaknya pesaing ini menjadi pemicu bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kekuatan yang dimiliki.

4.4.5 Peranan Pemerintah

Pemerintah merupakan aspek yang sangat penting dalam menentukan kualitas daya saing suatu bangsa. Peranan pemerintah tercermin melalui kebijakan, regulasi, maupun dukungan terhadap upaya-upaya pengembangan suatu bisnis. Selama ini pengembangan hortikultura masih kurang maksimal karena pemerintah masih fokus dengan menggenjot produksi beras. Namun, kini pemerintah akan mendorong pengembangan hortikultura dengan menggunakan varietas unggul. Salah satu bentuk dukungan pemerintah terhadap bisnis dan perkembangan sayuran di Indonesia adalah dengan adanya mandat yang dikeluarkan oleh Menteri Pertanian yang menyebutkan bahwa ada 323 produk hortikultura yang harus dikembangkan. Pemerintah juga sedang mengundang investor agar masuk ke sektor hortikultura karena prospeknya makin cerah. Hal ini terlihat dari meningkatnya impor sayuran yang berarti menunjukkan bahwa daya beli sayuran dalam negeri naik. Sinyal naiknya daya beli masyarakat ini harus ditangkap dengan baik oleh para pelaku bisnis sayuran untuk meningkatkan produktivitas dan nilai dari produknya. Selain itu juga harus ditangkap dengan baik oleh para investor. Saat ini sudah ada sejumlah investor yang tertarik masuk ke bidang hortikultura, diantaranya PTPN IX dan X serta beberapa anggota Asosiasi Importir Buah dan Sayuran Segar Indonesia Asibsindo. Pemerintah banyak membantu para petani kecil, khususnya Gapoktan Gabungan Kelompok Tani. Meskipun sarat akan muatan politis, namun dampak positifnya tetap terasa. Bentuk dukungan lain pemerintah terhadap industri sayuran terlihat dari tidak diberlakukannya PPn untuk industri sayuran sejak dahulu. Namun, ada juga beberapa regulasi yang diterapkan oleh pemerintah yang merugikan perusahaan yang berkecimpung dalam dunia bisnis sayuran. Untuk melakukan eskpor, biaya yang dibayarkan kepada Badan Karantina Pertanian cukup tinggi, sehingga hal ini akan membuat perusahaan akan berpikir-pikir lagi untuk melakukan ekspor. Saat ini, ekspor hortikultura Indonesia kalah bersaing dengan negara lain dari sisi harga karena mahalnya biaya angkut. Tarif kargo Indonesia memang terhitung mahal, lebih mahal dibandingkan perusahaan penerbangan asing www.tempo.co. Biaya regulated agent RA Rp 450 per kg dari sebelumnya hanya Rp 60 per kg bertentangan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong ekspor produk pertanian www.jurnas.com. Tingginya biaya distribusi juga disebabkan oleh kondisi infrastruktur jalan di Indonesia yang masih sangat perlu untuk dibenahi. Kemacetan dan kerusakan jalan menyebabkan bahan bakar yang dibutuhkan oleh angkutan menjadi lebih banyak. Hal ini berakibat pada tingginya biaya yang dikeluarkan untuk pendistribusian dan pada akhirnya menyebabkan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan pun menjadi naik. Buruknya kondisi infrastruktur di Indonesia ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan sudah semestinya untuk segera dibenahi.

4.4.6 Peranan Kesempatan