menjadi 9,25 persen. Hal ini meningkatkan biaya dana bagi bank. Namun demikian, nilai rasio ROA masih berada di atas batas yang ditetapkan
yaitu 1,25 persen. Penurunan laba yang diperoleh bank sebelum pajak juga terjadi di
tahun 2009. Pada tahun ini, laba sebelum pajak turun 0,3 triliun rupiah sementara rata-rata total asset meningkat sebesar 4,6 triliun rupiah.
Penurunan laba sebelum pajak dan peningkatan rata-rata total asset menjadi penyebab turunnya nilai rasio ROA di tahun 2009 menjadi 2,3
persen. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 13. Kenaikan nilai rasio ROA terjadi di tahun 2010. Pada tahun ini,
laba yang diperoleh oleh PT Bank Danamon, Tbk sebelum pajak meningkat sebesar 1,63 triliun rupiah yang membuat nilai rasio ROA naik
menjadi 3, 69 persen di tahun 2010. Perhitungan ROA dapat dilihat pada Lampiran 13. Kenaikan laba sebelum pajak disebabkan salah satunya
oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya di tahun 2010 sebesar 2, 68 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
4.5.2 Trend dan Proyeksi ROA
Hasil analisis trend terhadap nilai rasio ROA menunjukkan kecenderungan peningkatan pada lima tahun kedepan. Gambar 6
menunjukkan trend model Quadratic pada nilai rasio ROA. Kecenderungan peningkatan nilai rasio ROA yang diramalkan pada
lima tahun kedepan, dapat dijadikan masukan bagi pihak bank agar dapat mempertahankan kinerja baiknya saat ini agar mampu membuat nilai rasio
ROA yang selalu meningkat setiap tahunnya.
Gambar 6. Grafik Trenf ROA Periode 2006-2010
4.5.3 Return on Equity ROE
Return on Equity ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ROE banyak diamati oleh para
pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Dengan demikian, rasio ROE
ini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank.
Gambar 7 memperlihatkan perkembangan nilai rasio ROE pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk selama periode 2006-2010. Nilai rasio
ROE setiap tahunnya berfluktuasi yaitu dari 17,79 persen di tahun 2006, 25,03 persen di tahun 2007, 18,01 persen di tahun 2008, 12,98
persen di tahun 2009, dan 19,49 di tahun 2010. Walaupun berfluktuasi setiap tahunnya, nilai rasio ROE PT Bank Danamon Indonesia, Tbk
masih lebih besar dari batas yang ditetapkan pada lampiran 2d Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP yaitu 12,5 persen.
Year
R O
A
2015 2014
2013 2012
2011 2010
2009 2008
2007 2006
0.08 0.07
0.06 0.05
0.04 0.03
0.02
Accuracy Measures MAPE
16.9423 MAD
0.0051 MSD
0.0000 Variable
Forecasts Actual
Fits
Trend Analysis Plot for ROA
Quadratic Trend Model Yt = 0.03716 - 0.0058 t + 0.001 t 2
Gambar 7. Grafik Hasil ROE Periode 2006-2010 Pada tahun 2006 nilai rasio ROE yang diperoleh adalah sebesar
17,79 persen. Nilai ini didapatkan dari perbandingan nilai laba setelah pajak bank sebesar 1,45 triliun rupiah dengan rata-rata modal inti
sebesar 8,15 triliun rupiah. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 14.
Tahun 2007 nilai rasio ROE PT Bank Danamon Indonesia, Tbk meningkat. Pada tahun ini, nilai rasio ROE adalah sebesar 25,03
persen. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 14. Peningkatan nilai rasio ROE ini disebabkan karena adanaya penambahan volume
kredit di tahun ini sebesar 10,11 triliun rupiah yang membuat kenaikan pada laba setelah pajak bank sebesar 56,45 persen. Sementara itu rata-
rata modal inti pada tahun ini naik sebesar 0,9 triliun rupiah dari tahun sebelumnya.
Peningkatan nilai rasio ROE di tahun 2007, tidak diteruskan dengan baik di tahun 2008. Krisis di tahun ini mengakibatkan
terjadinya inflasi yang berdampak pada peningkatan biaya beban operasional maupun beban operasional lainnya bank. Beban
operasional dan operasional lainnya meningkat masing-masing sebesar 1,22 triliun dan 2,26 triliun rupiah. Peningkatan ini membuat laba
17.79 25.03
18.01 12.98
19.49
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00
2005 2006
2007 2008
2009 2010
2011
ROE
Keterangan : batas minimum
setelah pajak menurun hingga 20,6 persen sementara rata-rata modal inti bank meningkat sebesar 10,28 persen dari tahun sebelumnya.
Penurunan laba setelah pajak lebih besar dari peningkatan rata-rata modal inti membuat nilai rasio ROE menurun di tahun 2008 menjadi
18,01 persen. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 14. Pada tahun 2009, jumlah kredit yang disalurkan oleh PT Bank
Danamon Indonesia, Tbk menurun sampai 7,9 persen dari tahun 2008. Sementara kredit yang disalurkan menurun, jumlah aktiva produktif
yang bermasalah meningkat sebesar 85,69 persen. Penurunan jumlah kredit serta kenaikan nilai aktiva produktif yang bermasalah menjadi 2
faktor yang menyebabkan laba setelah pajak perusahaan menurun hingga 0,18 triliun rupiah. Penurunan ini membuat nilai rasio ROE
kembali turun menjadi 12,98 persen. Perhitungan ROE dapat dilihat pada Lampiran 14.
Nilai rasio ROE PT Bank Danamon Indonesia, Tbk di tahun 2010 adalah sebesar 19,49 persen. Perhitungan ROE dapat dilihat pada
Lampiran 14. Nilai ini merupakan suatu peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rasio ROE pada tahun 2009. Kenaikan ini
dipacu oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 4,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan bunga bersih
membuat laba setelah pajak meningkat sebesar 1,37 triliun rupiah di tahun ini. Rata-rata modal inti bank juga meningkat sebesar 23,19
persen dari tahun 2009.
4.5.4 Trend dan Proyeksi ROE