Non Performing Asset NPA

Gambar 3 . Grafik Trend CAR Periode 2006-2010

4.4 Faktor Asset Quality Kualitas Aset

4.4.1 Non Performing Asset NPA

Penilaian faktor kualitas asset digunakan rasio NPA untuk mengukurnya. Rasio NPA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Tabel 4 menunjukkan nilai rasio NPA pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk selama periode 2006-2010. Nilai rasio NPA berfluktuasi yaitu sebesar 0,66 persen di tahun 2006, 0,44 persen di tahun 2007, 0,88 di tahun 2008, 1,79 persen di tahun 2009, dan 2,37 persen di tahun 2010. Walaupun mengalami fluktuasi setiap tahunnya namun nilai rasio NPA pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk masih berada dibawah batas yang ditetapkan pada lampiran 2b Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP yaitu 5 persen dan mendapat peringkat sehat. Year C A R 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 0.45 0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 Accuracy Measures MAPE 8.74502 MAD 0.01398 MSD 0.00027 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for CAR Quadratic Trend Model Yt = 0.25106 - 0.05033 t + 0.00665 t 2 Tabel 4 . Perkembangan NPA periode 2006-2010 Tahun NPA 2006 0,66 2007 0,44 2008 0,88 2009 1,79 2010 2,37 Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk diolah Pada tahun 2006 nilai rasio NPA pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk adalah sebesar 0,66 persen. Hasil ini didapatkan dari pembagian nilai aktiva produktif yang bermasalah di tahun 2006 sebesar 0,478 triliun rupiah dengan nilai total aktiva produktif yaitu sebesar 72,53 triliun rupiah. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 12. Tahun 2007 merupakan tahun terbaik bagi PT Bank Danamon Indonesia, Tbk dalam pencapaian nilai rasio NPA yang baik pada periode 2006-2010. Pada tahun ini, nilai rasio NPA turun sebesar 0,22 persen dari tahun 2006. Penurunan jumlah aktiva produktif yang bermasalah sebesar 27,09 persen dan ditambah oleh kenaikan total aktiva produktif sebesar 8,01 persen membuat nilai rasio NPA di tahun ini mengalami penurunan. Penurunan nilai rasio NPA ini baik karena artinya bank dapat memperbesar jumlah aktiva produktifnya dan menurunkan nilai aktiva produktif yang bermasalah. Hal ini mencerminkan kualitas asset bank yang baik di tahun 2007. Krisis global yang melanda dunia dan berimbas pula pada perekonomian Indonesia di tahun 2008 juga ikut mengguncang nilai rasio NPA PT Bank Danamon Indonesia, Tbk yang melonjak naik hingga mencapai 0,88 persen dimana pada tahun 2007 hanya 0,44 persen. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 12. Krisis global membuat banyak pihak yang diberi kredit atau pinjaman tidak mampu mengembalikan pinjamannya ke bank dan membuat nilai aktiva produktif bank yang bermasalah meningkat 132 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini tidak diimbangi dengan baik oleh kenaikan total aktiva produktif yang hanya naik sebesar 17, 71 persen di tahun 2008. Kenaikan aktiva produktif yang bermasalah terus terjadi di tahun 2009 yang meningkat sampai 85,7 persen dan 63,1 persen di tahun 2010. Kenaikan nilai aktiva produktif bank yang bermasalah ini berimbas pada terus menaiknya nilai rasio NPA PT Bank Danamon Indonesia, Tbk sebesar 1,79 persen di tahun 2009 dan 2,37 persen di tahun 2010. Perhitungan NPA dapat dilihat pada Lampiran 12.

4.4.2 Trend dan Proyeksi NPA