Trend dan Proyeksi NIM Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO

Pada tahun 2009 pendapatan bunga bersih meningkat 13,25 persen dari tahun sebelumnya dan rata-rata total aktiva produktif meningkat pula sebesar 3,35 persen. Peningkatan nilai pendapatan bunga bersih dan rata- rata total aktiva ini membuat nilai rasio NIM kembali meningkat sampai pada nilai 10,74 persen di tahun 2009. Perhitungan NIM dapat dilihat pada Lampiran 15. Nilai rasio NIM PT Bank Danamon Indonesia, Tbk mengalami penurunan di tahun 2010. Pada tahun 2010 nilai rasio NIM menjadi 10,58 persen. Perhitungan NIM dapat dilihat pada Lampiran 15. Penurunan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 0,45 triliun rupiah dan peningkatan nilai rata-rata total aktiva produktif sebesar 5,5 triliun rupiah.

4.5.6 Trend dan Proyeksi NIM

Hasil analisis trend terhadap nilai rasio NIM menunjukkan bahwa perkembangannya cenderung menurun pada 5 tahun kedepan. Gambar 9 menunjukkan trend model Quadratic pada rasio NIM Gambar 9. Grafik Trend NIM Periode 2006-2010 Kecenderungan menurun dari nilai rasio NIM dapat diantisipasi oleh pihak bank dengan menambah jumlah penyaluran kredit yang Year N IM 2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2006 0.110 0.105 0.100 0.095 0.090 0.085 Accuracy Measures MAPE 1.33466 MAD 0.00136 MSD 0.00000 Variable Forecasts Actual Fits Trend Analysis Plot for NI M Quadratic Trend Model Yt = 0.07468 + 0.0118014 t - 0.00107857 t 2 akan meningkatkan nilai pendapatan bunga bersih sehingga penurunan nilai rasio NIM dapat dihindari.

4.5.7 Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional BOPO

Rasio BOPO mencerminkan efisiensi dari bank yang bersangkutan. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisiensi biaya operasional yang dikeluarkan bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Gambar 10 memperlihatkan nilai dari rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk selama periode 2006-2010. Nilai rasio BOPO berfluktuasi dimulai dari tahun 2006 yang memiliki nilai rasio BOPO sebesar 80,57 persen, tahun 2007 sebesar 75,83 persen, 84,70 persen di tahun 2008, 85,51 persen di tahun 2009, dan 75,33 persen di tahun 2010. Flutuasi nilai rasio BOPO yang terjadi masih mendapatkan predikat sehat karena nilainya berada dibawah batas maksimal yang ditetapkan pada Lampiran 2d Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP yaitu 94 persen. Gambar 10. Grafik Hasil BOPO Periode 2006-2010 Pada tahun 2006 PT Bank Danamon Indonesia, Tbk memiliki nilai rasio BOPO sebesar 80,57 persen yang didapatkan dari hasil pembagian 80.57 75.83 84.70 85.51 75.33 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 BOPO Keterangan : batas maksimum jumlah biaya operasional bank di tahun ini sebesar 10,57 triliun rupiah dengan jumlah pendapatan operasionalnya yaitu sebesar 13,12 triliun rupiah. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 16. Penurunan nilai rasio BOPO terjadi di tahun 2007. Pada tahun ini nilai rasio BOPO sebesar 75,83 persen. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 16. Penurunan ini mencerminkan bahwa bank dapat melakukan efisiensi biaya dengan baik untuk kegiatan operasionalnya. Hal itu terlihat karena meskipun jumlah biaya operasional di tahun 2007 meningkat sebesar 6,9 persen, namun peningkatannya tidak sebesar dengan peningkatan jumlah pendapatan operasional yang meningkat sebesar 13,67 persen. Peningkatan jumlah pendapatan operasional yang diterima bank disebabkan salah satunya oleh peningakatan jumlah penyaluran kredit di tahun 2007 yang meningkat hingga 10,11 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2008, jumlah beban operasional dari PT Bank Danamon Indonesia, Tbk mengalami peningkatan sebesar 30,84 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Peningkatan jumlah beban operasional ini sebagai akibat dari peningkatan jumlah penyisihan kerugian atas asset sebesar 0,83 triliun rupiah. Sementara itu, jumlah pendapatan operasional yang diterima hanya meningkat sebesar 17,13 persen yang tidak sebanding dengan peningkatan jumlah beban operasional. Hal ini membuat nilai Rasio BOPO meningkat hingga mencapai 84,70 persen di tahun 2008. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 16. Nilai rasio BOPO PT Bank Danamon Indonesia, Tbk kembali meningkat pada tahun 2009. Pada tahun ini nilai rasio mencapai angka 85,51 persen. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 16. Peningkatan nilai rasio BOPO yang kembali terjadi di tahun 2009 dipacu oleh beban operasional yang ditanggung bank kembali meningkat sampai 1,63 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di samping itu, pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionl bank juga mengalami peningkatan sebesar 1,74 triliun rupiah. Peningkatan jumlah pendapatan operasional ini tidak cukup menutupi peningkatan jumlah beban operasionalnya sehingga nilai rasio BOPO di tahun 2009 meningkat. Pada tahun 2010, beban bunga yang ditanggung oleh PT Bank Danamon Indonesia, Tbk menurun sampai 27,51 persen. Penurunan jumlah beban bunga ini menyebabkan jumlah beban operasional ikut menurun. Pada tahun ini jumlah beban operasional mengalami penurunan sebesar 2,28 triliun dibandingkan dengan tahun 2009 kemarin. Sementara itu pendapatan yang diterima dari kegiatan operasional juga mengalami penurunan sebesar 0,43 triliun rupiah. Penurunan jumlah beban operasional yang lebih besar daripada penurunan jumlah pendapatan operasional ini membuat nilai rasio BOPO menurun sampai dengan 75,33 persen di tahun 2010. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Lampiran 16.

4.5.8 Trend dan Proyeksi BOPO