Pertanian 7,91 Pertambangan dan Penggalian 0,50 Listrik, Gas Air bersih 0,85 Bangunan 16,99 6. Perdagangan, Hotel Restoran Pengangkutan Komunikasi 16,13 a. Pengangkutan 15,34 Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 2,85 Jasa-jasa 12,18 a. Pemerintahan Um

47 Tabel 11. Rata-rata kontribusi PDRB Kota Dumai menurut sektor dan subsektor tahun 2000-2010 Sektor Kontribusi PDRB

1. Pertanian 7,91

a. Tanaman Bahan Makanan 1,44 b. Tanaman Perkebunan 1,70 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,16 d. Kehutanan 3,11 e. Perikanan 0,50

2. Pertambangan dan Penggalian 0,50

a. Minyak dan Gas Bumi - b. Pertambangan tanpa Migas - c. Penggalian 0,50 3. Industri Pengolahan 18,77 a. Industri Migas - 1. Pengilangan Minyak Bumi - 2. Gas Alam Cair - b. Industri Tanpa Migas 18,77

4. Listrik, Gas Air bersih 0,85

a. Listrik 0,78 b. Gas - c. Air Bersih 0,07

5. Bangunan 16,99 6. Perdagangan, Hotel Restoran

23,84 a. Perdagangan Besar Eceran 22,68 b. Hotel 0,93 c. Restoran 0,23

7. Pengangkutan Komunikasi 16,13 a. Pengangkutan 15,34

1. Angkutan Rel - 2. Angkutan Jalan Raya 2,38 3. Angkutan Laut 11,44 4. Angk. Sungai, Danau Penyebrangan - 5. Angkutan Udara 0,07 6. Jasa Penunjang Angkutan 1,45 b. Komunikasi 0,79 1. Pos dan Telekomunikasi 0,79 2. Jasa Penunjang Komunikasi - -

8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 2,85

a. Bank 0,31 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,38 c. Jasa Penunjang Keuangan - d. Sewa Bangunan 1,94 e. Jasa Perusahaan 0,22

9. Jasa-jasa 12,18 a. Pemerintahan Umum

9,62 1. Adm. Pemerintah Pertahanan 9,62 2. Jasa Pemerintah lainnya - b. Swasta 2,56 1. Sosial Kemasyarakatan 0,15 2. Hiburan Rekreasi 0,32 3. Perorangan Rumahtangga 2,09 Sumber: BPS Kota Dumai, 2011 diolah 48 Berdasarkan Tabel 11, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang memiliki rata-rata kontribusi terbesar yaitu sebesar 23,84 persen selama tahun 2000-2010 dengan subsektor perdagangan besar dan eceran sebagai pemberi kontribusi terbesar. Perdagangan besar dan eceran menjadi kontribusi terbesar dalam struktur perekonomian tanpa migas, terutama dari penjualan hasil olahan industri CPO, pupuk dan komoditi lainnya. Sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan kontribusi terkecil yaitu sebesar 0,50 persen. Tabel 12. Indeks kontribusi PDRB Kota Dumai tahun 2000-2010 Sektor Kontribusi PDRB Indeks

1. Pertanian 7,91

2,27 2. Pertambangan Penggalian 0,50 1,00 3. Industri Pengolahan 18,77 4,13 4. Listrik, Gas Air Bersih 0,85 1,06 5. Bangunan 16,99 3,83 6. Perdagangan, Hotel Restoran 23,84 5,00 7. Pengangkutan Komunikasi 16,13 3,68 8. Keuangan, Persewaan, Jasa 2,85 1,40 9. Jasa-Jasa 12,18 3,00 Sumber: BPS Kota Dumai, 2011 diolah Indikator kontribusi PDRB ini kemudian diindeksasi agar diperoleh kesamaan kriteria penilaian untuk melakukan indeks komposit. Sektor yang memiliki indeks kontribusi PDRB terbesar merupakan sektor dengan nilai kontribusi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran. Oleh karena itu sektor yang menjadi sektor unggulan pada indikator rata-rata kontribusi PDRB Kota Dumai pada tahun 2000-2010 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. 5.2. Sektor Unggulan Berdasarkan Indeks Komposit Penentuan sektor unggulan dilakukan dengan metode indeks komposit yang menggunakan tiag indikator yaitu koefisien Location Quetiont LQ dari sisi 49 PDRB tahun 2010, Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi RPs yang diperoleh dari analisis MRP serta rata-rata kontribusi PDRB tiap sektor ekonomi tahun 2000- 2010. Indeks komposit merupakan rata-rata dari total nilai indeks tiga indikator penentu sektor unggulan tersebut. Indeks komposit dengan nilai tertinggi disimpulkan sebagai sektor unggulan. Tabel 13. Indeks komposit sebagai penentu sektor unggulan Kota Dumai Sektor Indeks LQ Indeks RPs Indeks Kontribusi Indeks Komposit

1. Pertanian

1,00 2,87 2,27 2,05 2. Pertambangan Penggalian 1,19 1,00 1,00 1,06

3. Industri Pengolahan

1,11 4,90 4,13 3,38 4. Listrik, Gas Air Bersih 2,71 2,59 1,06 2,12

5. Bangunan

3,78 3,56 3,83 3,72

6. Perdagangan, Hotel Restoran

2,70 4,47 5,00 4,06

7. Pengangkutan Komunikasi

5,00 3,65 3,68 4,11

8. Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan

1,71 2,23 1,40 1,78 9. Jasa-Jasa 2,68 5,00 3,00 3,56 Sumber: BPS Kota Dumai, 2011 diolah Berdasarkan hasil penghitungan indeks komposit pada Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa sektor unggulan Kota Dumai dengan indeks komposit terbesar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 4,11. Dari tiga indikator yang ada, sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki keunggulan dari sisi keunggulan komparatif dengan nilai indeks sebesar 5. Sedangkan dari indeks RPs dan indeks kontribusi, sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki indeks masing-masing sebesar 3,65 dan 3,68. Sektor yang memiliki indeks komposit tertinggi kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan nilai indeks komposit terkecil yaitu sebesar 1,11. 50 Dari sisi subsektor, subsektor yang menjadi unggulan di Kota Dumai berdasarkan indeks komposit adalah subsektor pengangkutan. Pengangkutan sebagai subsektor unggulan terkait dengan keberadaan beberapa perusahaan industri besar, keberadaan pelabuhan-pelabuhan barang maupun penumpang serta adanya beberapa lokasi pergudangan di Kota Dumai seperti gudang pupuk dan gudang beras.

5.3. Analisis Porter’s Diamond

Berdasarkan hasil penghitungan indeks komposit, sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor unggulan Kota Dumai dengan subsektor pengangkutan sebagai subsektor unggulan. Kondisi geografis Kota Dumai yang strategis dengan beberapa pelabuhan yang ada berpotensi berkembang menjadi kota pelabuhan, perdagangan dan wisata. Penelitian ini menggunakan analisis Porter’s Diamond untuk menggambarkan daya saing subsektor pengangkutan khususnya angkutan laut. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan melihat daya saing angkutan laut dengan pertimbangan bahwa angkutan laut merupakan pemberi kontribusi terbesar terhadap subsektor pengangkutan di Kota Dumai secara rata-rata selama tahun 2000-2010. Analisis daya saing ini digambarkan dengan empat elemen di dalamnya. Keempat elemen tersebut meliputi kondisi faktor, kondisi permintaan, strategi perusahaan dan pesaing serta industri pendukung dan industri terkait. Selain empat elemen tersebut juga akan dilihat peran pemerintah dan peran kesempatan terhadap angkutan laut ini.