Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor Indikator Ketenagakerjaan

38 pertanian, sektor listrik, gas dan air bersih juga termasuk sektor dengan laju pertumbuhan yang rendah yaitu sebesar 3,68 persen pada tahun 2010.

4.5 Kondisi Ketenagakerjaan

4.5.1 Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sektor

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses produksi, sehingga apabila terjadi peningkatan output maka kesempatan kerja cenderung meningkat juga. Untuk melihat sejauh mana potensi sektor-sektor ekonomi menyerap tenaga kerja di Dumai, dapat dilihat pada Gambar 9. Sumber: BPS Provinsi Riau, 2011 diolah. Gambar 9. Persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di Kota Dumai tahun 2010 Pada tahun 2010, jumlah penduduk Kota Dumai yang bekerja sebanyak 90.768 orang. Berdasarkan Gambar 9, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbanyak sebesar 24,94 persen diikuti oleh sektor jasa-jasa yaitu sebesar 21,67 persen. 39 Bila dikaitkan dengan kontribusi sektor terhadap PDRB, sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dan kontribusinya terhadap PDRB juga cukup besar lihat Tabel 3. Sedangkan sektor industri pengolahan yang juga sebagai penyumbang kontribusi utama dalam perekonomian Kota Dumai, hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar 10,23 persen pada tahun 2010. Jumlah penduduk Kota Dumai yang bekerja pada tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 13,75 persen dengan jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2007 sebanyak 75.265 orang. Selama tahun 2007-2010 sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor jasa-jasa; sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor ekonomi dominan dalam menyerap tenaga kerja.

4.5.2 Indikator Ketenagakerjaan

Indikator ketenagakerjaan dapat dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, tingkat pengangguran terbuka serta tingkat kesempatan kerja. Tabel 6 memberikan gambaran mengenai ketiga indikator ketenagakerjaan tersebut di Kota Dumai selama tahun 2007-2010. Tabel 6. Indikator ketenagakerjaan Kota Dumai tahun 2007-2010 Persen Tahun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Kesempatan Kerja 2007 61,32 18,54 81,46 2008 65,45 14,90 85,10 2009 63,13 13,45 86,55 2010 62,49 14,68 85,32 Sumber: BPS Provinsi Riau, 2011 diolah 40 Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK merupakan rasio antara angkatan kerja dengan seluruh penduduk usia kerja 15 tahun ke atas. Semakin besar nilai TPAK menunjukkan semakin meningkatnya penduduk usia kerja di suatu daerah. TPAK Kota Dumai tahun 2010 sebesar 62,49 persen. Dimulai pada tahun 2008 TPAK semakin menurun dimana TPAK pada tahun 2008 sebesar 65,45 persen dan pada tahun 2009 sebesar 63,13 persen. Tingkat pengangguran terbuka TPT merupakan perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. TPT Kota Dumai selama tahun 2007-2009 cenderung menurun dengan TPT pada tahun 2007 sebesar 18,54 persen, 14,90 persen pada tahun 2008 dan menjadi 13,45 persen pada tahun 2009. Pada tahun 2010 TPT meningkat dengan nilai sebesar 14,68 persen. Tingkat kesempatan kerja menggambarkan banyaknya angkatan kerja yang tertampung dalam pasar kerja. Pada tahun 2007 tingkat kesempatan kerja di Kota Dumai sebesar 81,46 persen. Pada tahun 2008 dan 2009 tingkat kesempatan kerja semakin meningkat yaitu masing-masing sebesar 85,10 persen dan 86,55 persen. Pada tahun 2010 tingkat kesempatan bekerja menurun menjadi 85,32 persen.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont LQ, analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk melihat daya saing sektor unggulan digunakan analisis Porter’s Diamond.

5.1. Indikator Sektor Unggulan

Pada dasarnya sektor unggulan merupakan sektor yang mampu memberikan kontribusinya bukan hanya untuk daerah itu sendiri tetapi juga daerah lain. Pada penelitian ini, penentuan sektor unggulan dilihat berdasarkan indikator koefisien Location Quetiont LQ dari sisi PDRB tahun 2010, Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi RPs yang diperoleh dari analisis MRP serta kontribusi PDRB tiap sektor ekonomi tahun 2000-2010. Hasil yang didapatkan pada semua indikator adalah berupa angka indeks dengan interval nilai 1 sampai 5. Sektor dengan nilai indeks tertinggi merupakan sektor unggulan tiap indikator. 5.1.1 Analisis Location Quetiont LQ Perhitungan LQ digunakan untuk menunjukkan keunggulan komparatif sektor ekonomi Kota Dumai dibandingkan dengan Provinsi Riau. Pengelompokan sektor basis menggunakan analisis LQ bersifat dinamis tergantung pada perkembangan kegiatan produksi dari sektor-sektor bersangkutan. Dari analisis LQ dapat diidentifikasi sektor dan subsektor unggulan yang dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam perencanaan pembangunan.