51
Tabel 22. Alasan Petani Pembuat Gula Kelapa Mitra
Mengikuti Kemitraan
Motivasi Jumlah orang
Persen Ingin mendapat bantuan modal
30 62,50
Ingin mendapat jaminan pasar -
- Ingin meningkatkan pendapatan
12 25,00
Ingin menambah pengetahuan dan keterampilan -
- Ingin meningkatkan produksi dan kualitas gula kelapa
1 2,08
Ingin meningkatkan teknologi -
- Ingin meningkatkan produktivitas gula kelapa
- -
Ingin mengurangi risiko pada usaha gula kelapa -
- Ingin meningkatkan persaudaraan antar pelaku usaha gula
kelapa petani pembuat gula kelapa mitra, koordinator, perusahaan mitra
5 10,42
5.4. Gambaran Umum Koordinator
Sejak perusahaan mulai fokus dalam menjalankan usaha gula kelapa. Perusahaan merekrut koordinator sebagai pengumpul gula kelapa di daerahnya.
Koordinator merupakan perantara hubungan antara PT. SJA dengan petani pembuat gula kelapa. Selain direkrut secara langsung oleh perusahaan,
koordinator baru yang ingin bermitra dengan PT. SJA dapat mendatangi kantor PT. SJA terlebih dahulu untuk mendaftarkan diri menjadi anggota PT. SJA. Syarat
untuk dapat menjadi anggota PT. SJA adalah koordinator harus memiliki anggota yaitu petani pembuat gula kelapa dan harus bersedia menjadi pengumpul gula
kelapa yang dihasilkan petani pembuat gula kelapa anggotanya serta harus memiliki keahlian manajemen yang baik dalam mengumpulkan gula kelapa.
Dengan demikian koordinator dapat memasok gula kelapa sesuai dengan jadwal yang ditentukan PT. SJA.
Pada umumnya koordinator memiliki warung. Warung tersebut menjual berbagai kebutuhan rumah tangga petani pembuat gula kelapa seperti sembako,
bumbu-bumbu, sayuran, kopi, rokok, dsb. Selain itu koordinator juga menjual alat dan bahan yang dibutuhkan petani pembuat gula kelapa untuk menderes dan
memasak gula kelapa. Petani pembuat gula kelapa mitra dapat mengambil kebutuhannya terlebih dahulu dan membayarnya di kemudian hari.
52
VI. EVALUASI KEMITRAAN PT. SAMUDRA JAYA ABADI DENGAN PETANI PEMBUAT GULA KELAPA MITRA
6.1. Gambaran Kemitraan PT. Samudra Jaya Abadi dengan Petani Pembuat Gula Kelapa
Hubungan kerjasama antara PT. SJA dengan petani pembuat gula kelapa berlangsung sejak tahun 1968. Pada awalnya perusahaan merupakan usaha
kelontongan dan bernama PD. Samudra. Pada saat itu terdapat beberapa pembeli yang berprofesi sebagai petani pembuat gula kelapa. Pimpinan perusahaan
memiliki ide untuk memanfaatkan peluang tersebut. Perusahaan membeli gula kelapa yang diproduksi petani pembuat gula kelapa dan petani pembuat gula
kelapa membeli kebutuhannya di PD. Samudra. Gula kelapa yang telah dibeli dari petani pembuat gula kelapa dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dijual ke
pasar-pasar tradisional. Hubungan yang terjalin antara PD. Samudra dengan petani pembuat gula kelapa masih berupa hubungan jual beli biasa.
Pada tahun 1982 perusahaan mulai fokus untuk mengembangkan bisnis gula kelapa. Perusahaan merekrut koordinator sebanyak sekitar tiga puluh orang
di Desa Sidomulyo Kecamatan Pangandaran. Daerah ini dipilih perusahaan karena terdapat banyak petani pembuat gula kelapa dan dekat dengan lokasi perusahaan.
Sedangkan orang yang direkrut sebagai koordinator adalah orang yang sebelumnya sering membeli gula kelapa dari petani pembuat gula kelapa yaitu
seperti pemilik warung. Perusahaan melakukan perekrutan koordinator secara terus menerus dan meluas di berbagai daerah. Pada tahun 2000, jumlah
koordinator anggota PT. SJA mencapai sekitar 250 koordinator yang berasal dari daerah Ciamis Selatan, Tasikmalaya Selatan dan Garut Selatan.
Tugas koordinator adalah membeli gula kelapa dari petani pembuat gula kelapa yang ada didaerahnya. PT. SJA memberikan akses pinjaman berupa uang
kepada koordinator. Pinjaman uang tersebut digunakan untuk mengikat petani pembuat gula kelapa. Pada umumya petani pembuat gula kelapa meminjam uang
kepada koordinator untuk kelangsungan usaha maupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Proses peminjaman uang sangat mudah dan cepat, serta
tidak diberlakukan syarat-syarat yang mempersulit petani pembuat gula kelapa. Selain itu waktu pengembalian pinjaman tidak diatur, namun biasanya petani
53 pembuat gula kelapa menyicil hutangnya dengan memotong uang yang diterima
dari hasil penjualan gula kelapa kepada koordinator. Petani pembuat gula kelapa yang meminjam uang kepada koordinator
secara otomatis menjadi anggota koordinator tersebut dan sekaligus menjadi mitra PT. SJA. Petani pembuat gula kelapa mitra harus menjual seluruh gula kelapa
yang diproduksinya kepada koordinator yang telah meminjamkannya uang. Selain petani pembuat gula kelapa yang meminjam uang, petani pembuat gula kelapa
yang menyewa pohon kelapa kepada koordinator juga menjadi anggota koordinator tersebut. Namun harga gula kelapa yang diterima petani pembuat gula
kelapa mitra yang menyewa pohon kelapa sama dengan harga gula kelapa yang diterima petani pembuat gula kelapa non mitra PT. SJA yang menjual gula kelapa
kepada koordinator tersebut yaitu lebih tinggi Rp 0,00 – Rp 150,00 per kilogram
gula kelapa dari petani pembuat gula kelapa mitra yang memiliki hutang. Selain mengumpulkan gula kelapa di daerahnya koordinator juga memiliki
tugas yaitu melakukan grading terhadap gula kelapa yang dibeli dari petani pembuat gula kelapa mitra, menimbang gula kelapa tersebut, dan melakukan
pengemasan. Gula kelapa super dikemas di dalam plastik yang berisi 10 kilogram per plastiknya Gambar 5. Gula kelapa BL dikemas di dalam karung yang berisi
50 kilogram per karung Gambar 6. Gula kelapa BS dikemas didalam plastik. Ketiga kategori gula kelapa dipasarkan kepada konsumen yang berbeda.
Klasifikasi gula kelapa yang dibeli PT. SJA dan pemasarannya dapat dilihat pada Tabel 23.
Gambar 5. Pengemasan Gula Kelapa Super
54
Gambar 6. Pengemasan Gula Kelapa Karung
Tabel 23. Klasifikasi Gula Kelapa yang Dibeli PT. Samudra Jaya Abadi dan
Pemasarannya.
Kategori Spesifikasi
Pasar Tujuan Super
Ukuran kecil,
dikemas menggunakan plastik
1 plastik = 20 kg, manis, warna merah rarangge dan
merata. Pasar tradisional
BL Karung Ukuran bebas, manis, warna
merah rarangge. Industri
kecap nasional
Kecap Bango BS Tidak dapat dicetak
Gula kelapa yang tidak dapat dicetakbasah, manis.
Industri kecap lokal Sumber: PT. Samudra Jaya Abadi 2011
Pihak perusahaan menjemput gula kelapa dari koordinator sesuai dengan jadwal yang telah disepakati pada awal kemitraan. Terdapat fasilitas penyediaan
sarana transportasi dari perusahaan. Pada saat kesepakatan awal, koordinator dapat memilih untuk mengantarkan gula kelapa ke perusahaan atau gula kelapa
dijemput oleh pihak perusahaan. Harga gula kelapa yang diantarkan ke perusahaan lebih tinggi Rp 100,00 dari harga gula kelapa yang dijemput oleh
pihak perusahaan. Perbedaan harga ini merupakan biaya transportasi yang harus dibayar oleh koordinator yang memanfaatkan fasilitas sarana transportasi
perusahaan. Proses penjemputan gula kelapa ke koordinator dapat dilihat pada Gambar 7.
55
Gambar 7. Proses Penjemputan Gula Kelapa ke Koordinator
6.2. Evaluasi Pelaksanaan Kemitraan