17
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Evaluasi
Menurut Umar 2003 dalam Palapa 2006, evaluasi didefinisikan sebagai suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan
telah tercapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat
yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat dari tiga aspek utama, yaitu:
1 Utility manfaat
Hasil evaluasi hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program yang sedang berjalan.
2 Accuracy akurat
Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan yang tinggi.
3 Feasibility layak
Hendaknya proses evaluasi yang dirancang dapat dilaksanakan secara layak.
3.1.2. Teori Kemitraan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 944KptsOT. 210101997
Kemitraan usaha pertanian merupakan salah satu instrumen kerjasama yang mengacu kepada terciptanya suasana keseimbangan, keselarasan dan
keterampilan yang didasari saling percaya mempercayai antara perusahaan mitra dengan kelompok melalui perwujudan sinergi kemitraan yaitu terwujudnya
hubungan yang: a
saling membutuhkan, dalam arti pengusaha memerlukan pasokan bahan baku dan petani-nelayan memerlukan penampungan hasil dan bimbingan.
b saling menguntungkan yaitu baik petani-nelayan maupun pengusaha
memperoleh peningkatan
pendapatankeuntungan disamping
adanya kesinambungan usaha.
18 c
saling memperkuat, dalam arti baik petani-nelayan maupun pengusaha sama- sama melaksanakan etika bisnis, sama-sama mempunyai persamaan hak dan
saling membina sehingga memperkuat kesinambungan bermitra. Kemitraan usaha merupakan upaya untuk memberdayakan kelompok mitra
dalam pembangunan pertanian yang berorientasi agribisnis. Kemitraan usaha bertujuan meningkatkan nilai tambah atau keuntungan bagi kelompok mitra dan
perusahaan mitra yang melakukan kemitraan, dari segi pendapatan, kesinambungan usaha, peningkatan sumberdaya manusia kelompok mitra,
peningkatan volume usaha, dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra yang mandiri.
Dalam suatu kemitraan diperlukan penilaian terhadap tingkat hubungan kemitraan
usaha, sehingga
dapat diketahui
masalah dan
peluang pengembangannya. Berdasarkan proses manajemen kemitraan dan manfaatnya,
tingkat hubungan kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra dapat dibagi dalam empat kategori tingkat hubungan kemitraan yaitu
tingkat: 1
Kemitraan Pra Prima 2
Kemitraan Prima 3
Kemitraan Prima Madya 4
Kemitraan Prima Utama Tingkat kemitraan terendah adalah kemitraan Pra Prima, selanjutnya
meningkat menjadi Prima, kemudian meningkat menjadi Prima Madya, dan tingkat tertinggi adalah Kemitraan Prima Utama.
3.1.3. Pola Kemitraan Usaha yang Dapat Dikembangkan di Indonesia