30
4.5.1. Evaluasi Kemitraan Penilaian Tingkat Hubungan Kemitraan
Pada penelitian ini, peneliti melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kemitraan pada usaha gula kelapa. Industri gula kelapa merupakan industri hasil
pertanian yang diusahakan oleh industri rumah tangga yaitu petani pembuat gula
kelapa. Oleh karena itu evaluasi kemitraan pada penelitian ini menggunakan
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 944KptsOT.210101997 tentang Pedoman Penetapan Tingkat Hubungan Kemitraan Usaha Pertanian. Keputusan Menteri ini
digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan kemitraan antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra yang bergerak di bidang usaha pertanian.
Evaluasi pelaksanaan kemitraan meliputi aspek proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat. Hasil evaluasi pada kedua aspek tersebut digunakan
untuk mengetahui tingkatan kemitraan pada usaha gula kelapa ini. Adapun tingkat kemitraan usaha dari yang terendah sampai tertinggi yaitu kemitraan Pra Prima,
Prima, Prima Madya, dan Prima Utama. Empat kategori tingkat kemitraan usaha tersebut didasarkan pada aspek dan indikator penilaian sebagai berikut Tabel 6:
Tabel 6. Aspek dan Indikator Penilaian Terhadap Hubungan Kemitraan
Aspek Indikator
Faktor yang Dinilai I.
Proses manajemen kemitraan
1. Perencanaan
a. Perencanaan kemitraan
b. Kelengkapan perencanaan
2. Pengorganisasian
a. Bidang khusus
b. Kontrak kerjasama
3. Pelaksanaan dan
Efektivitas kerjasama a.
Pelaksanaan kerjasama b.
Efektivitas kerjasama II.
Manfaat 1.
Ekonomi a.
Pendapatan b.
Harga c.
Produktivitas d.
Risiko usaha 2.
Teknis a.
Mutu b.
Penguasaan teknologi 3.
Sosial a.
Keinginan kontinuitas kerjasama b.
Pelestarian lingkungan Sumber: Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian 2004
31 Penilaian tingkat hubungan kemitraan usaha pertanian antara kelompok
mitra dengan perusahaan mitra dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Sedangkan rincian faktor yang dinilai dan nilai tingkat hubungan kemitraan usaha pertanian
dapat dilihat pada Lampiran 1. Penjelasan Lampiran 1 penjelasan dalam menjabarkan pertanyaan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 7. Bobot Nilai dari Setiap Aspek, Indikator dan Faktor yang Dinilai
Aspek Indikator
Faktor yang Dinilai Nilai Faktor
Maksimum I.
Proses Manajemen Kemitraan
1. Perencanaan
a. Perencanaan
kemitraan 150
b.Kelengkapan perencanaan
2. Pengorganisasian
a. Bidang khusus
150 b.
Kontrak kerjasama 3.
Pelaksanaan dan Efektivitas
Kerjasama a.
Pelaksanaan kerjasama 200
b. Efektivitas kerjasama
Jumlah Nilai Maksimum Aspek Proses Manajemen Kemitraan 500
II. Manfaat
1. Ekonomi
a. Pendapatan
100 b.
Harga 50
c. Produktivitas
50 d.Risiko usaha
50 2.
Teknis a.
Mutu 50
b. Penguasaan teknologi
50 3.
Sosial a.
Keinginan kontinuitas kerjasama
75 b.
Pelestarian lingkungan 75
Jumlah Nilai Maksimum Aspek Manfaat 500
Jumlah Nilai Maksimum Tingkat Hubungan Kemitraan Aspek Proses Manajemen Kemitraan+Aspek Manfaat
1.000 Sumber: Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian 2004
32
Tabel 8. Nilai Tingkat Kemitraan
Kemitraan Nilai
Tingkat Kemitraan Prima Utama 750
Tingkat Kemitraan Madya 501-750
Tingkat Kemitraan Prima 250-500
Tingkat Kemitraan Pra Prima 250
Sumber: Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian 2004
Dalam melakukan penilaian pada aspek manajemen kemitraan, nilai akhir dari setiap faktor yang dinilai merupakan nilai rata-rata dari hasil wawancara
mendalam terhadap pihak perusahaan yaitu Direktur Pembelian dan Pemasaran PT. SJA dan Sekretaris AGKP, koordinator, dan pengisian daftar pertanyaan
kepada petani pembuat gula kelapa mitra, serta hasil observasi. Dalam melakukan penilaian pada aspek manfaat, sebagian besar penilaian hanya dilakukan kepada
petani pembuat gula kelapa mitra. Pada faktor pendapatan dan produktivitas, nilai akhir didapatkan dari rata-rata pendapatan petani pembuat gula kelapa mitra dan
produktivitas gula kelapa mitra yang dibandingkan dengan petani pembuat gula kelapa non mitra PT. SJA. Nilai akhir pada faktor harga, risiko usaha, mutu, dan
penguasaan teknologi didapatkan dari persentase jawaban responden atas faktor tersebut. Nilai akhir pada faktor keinginan kontinuitas kerjasama didapatkan dari
hasil wawancara mendalam terhadap pihak perusahaan mitra, koordinator, dan persentase jawaban petani pembuat gula kelapa mitra atas faktor tersebut.
Sedangkan nilai akhir pada faktor pelestarian lingkungan didapatkan dari hasil wawancara mendalam terhadap pihak perusahaan, koordinator, dan petani
pembuat gula kelapa mitra. Rincian cara menilai setiap faktor yang dinilai pada evaluasi kemitraan ini dapat dilihat pada Tabel 9.
33
Tabel 9. Cara Menentukan Nilai Pada Setiap Faktor
Aspek Faktor yang Dinilai
Cara Penentuan Nilai Proses
Manajemen Kemitraan
Perencanaan kemitraan Keterlibatan penyusunan perencanaan
kemitraan Nilai rata-rata dari hasil wawancara
mendalam kepada pihak perusahaan, koordinator, serta
petani pembuat gula kelapa mitra
Kelengkapan perencanaan Lingkup aspek-aspek perencanaan
Nilai dari hasil wawancara mendalam kepada pihak perusahaan
Bidang khusus khusus menangani kegiatan kemitraan
Nilai dari hasil wawancara mendalam kepada pihak perusahaan
Kontrak kerjasama Keberadaan kontrak kerjasama
tertulislisan, aspek-aspek yang diatur pada kontrak kerjasama, dan bentuk
kerjasama Nilai rata-rata dari hasil wawancara
mendalam kepada pihak perusahaan, koordinator, serta
petani pembuat gula kelapa mitra
Pelaksanaan kerjasama Kesesuaian antara perjanjian dan
pelaksanaan serta pelaksanaan dilakukan secara transparan atau tidak
Nilai rata-rata dari hasil wawancara mendalam kepada pihak
perusahaan, koordinator, serta petani pembuat gula kelapa mitra
Efektivitas kerjasama kejelasan peranan, kontinuitas suplai,
kualitas suplai, kesesuaian sistem pembayaran, cara pembayaran,
keterlibatan penentuan harga Nilai rata-rata dari hasil wawancara
mendalam kepada pihak perusahaan, koordinator, serta
petani pembuat gula kelapa mitra
Manfaat Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh petani pembuat gula kelapa mitra dari hasil
usaha gula kelapa, ada bedanya tidak antara mitra dengan non mitra PT. SJA
Membandingkan pendapatan atas biaya tunai, pendapatan atas biaya
total, pendapatan tunai, RC rasio atas biaya tunai, dan RC rasio atas
biaya total petani pembuat gula kelapa mitra dengan non mitra PT.
SJA
Harga Harga gula kelapa yang diterima
petani pembuat gula kelapa mitra Persentase jawaban petani pembuat
gula kelapa mitra. Harga gula kelapa yang diterima
masing-masing petani pembuat gula kelapa mitra dibandingkan dengan
harga pasar.
Produktivitas Membandingkan produktivitas gula
kelapa mitra dengan non mitra PT. SJA.
Risiko usaha Risiko yang dihadapi petani pembuat
gula kelapa: risiko pasar, risiko harga, risiko cuaca buruk, risiko kecelakaan
Menganalisis dan memberikan nilai pada masing-masing risiko,
kemudian merata-ratakan nilai dari keempat risiko tersebut.
Mutu Persentase jawaban petani pembuat
gula kelapa mitra. Penguasaan teknologi
Persentase jawaban petani pembuat gula kelapa mitra.
Keinginan kontinuitas kerjasama Nilai rata-rata dari hasil wawancara
mendalam kepada pihak perusahaan, koordinator, dan
persentase jawaban petani pembuat gula kelapa mitra.
Pelestarian lingkungan Nilai rata-rata dari hasil wawancara
mendalam kepada pihak perusahaan, koordinator, dan petani
pembuat gula kelapa mitra
34
4.5.2. Analisis Pendapatan Usahatani