Data penginderaan jauh dapat berupa citra, grafik, dan data numerik. Data tersebut dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang obyek, daerah, atau
fenomena yang diindera atau diteliti. Proses penerjemahan data menjadi informasi disebut analisis atau interpretasi data. Interpretasi atau penafsiran citra penginderaan
jauh merupakan perbuatan mengkaji citra dan menilai arti pentingnya obyek tersebut. Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
interpretasi secara visual dan interpretasi secara digital.
2.3 Jenis-Jenis Satelit Dalam Penerapan Teknologi Penginderaan Jauh
Teknologi penginderaan jauh berkembang dengan cepat seiring dengan peluncuran berbagai satelit dengan karakteristik masing-masing yang dilakukan oleh
beberapa negara di dunia, misalnya satelit SPOT-5 Sistem e Pour l’Observation de la
Terre merupakan kelanjutan dari program seri satelit remote sensing komersial Perancis. Satelit yang dikembangkan oleh badan keruang-angkasaan Perancis CNES
Centre national d’etudes spatiales yang bekerja-sama dengan beberapa organisasi di Eropa ini diluncurkan pada tanggal 3 Mei 2002 dengan orbit sun-synchronous,
ketinggian 832 km di atas ekuator, ukuran scene scene width 60km x 60km, sudut inklinasi 98º, periode orbit 101 menit, dan repeat cycle setiap 26 hari Prahasta 2008.
Ikonos-2 merupakan satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh Geoeye. Satelit yang diluncurkan pada tanggal 24 September 1999 di Vadenberg Air Force
Base, California, Amerika Serikat ini berorbit sun-synchronous, sudut inklinasi 98,1º, periode orbit 98 menit, ketinggian orbit 681 km, revisit time 1 sampai 3 hari,
memiliki resolusi spasial yang bervariasi di nadir : citra multi spektral 3,2 m pankromatik 0,82 m ; di luar nadir : citra multi spektral 4 m pankromatik 1 m, dan
masa operasional 8,5 tahun Prahasta 2008. QuickBird-2 merupakan satelit resolusi tinggi yang telah diluncurkan pada
tanggal 18 Oktober 2001 di Vandenberg Air Force Base California. Satelit yang dimiliki dan dioperasikan oleh Digital Globe ini diluncurkan dengan periode orbit
93,5 menit, sun-synchronous pada ketinggian 450 km, sudut inklinasi 97,2º, revisit time 1 hingga 4 hari, dan menghasilkan scene dengan ukuran sekitar 16 km x 16 km
Prahasta 2008. Produk-produk sensor Satelit Quickbird merupakan sumber daya yang sangat baik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di bidang-bidang analisis
perubahan lahan, pertanian, industri minyak dan gas, monitoring infrastruktur rekayasa dan konstruksi, dan kehutanan.
Satelit ALOS Advance Land Observing Satellite adalah satelit milik Jepang yang diluncurkan pada tahun 2006 menggunakan roket H-II dan didesain untuk dapat
beroperasi selama 3-5 tahun. Satelit ALOS merupakan generasi lanjutan dari JERS-1 the Japanese Earth Resource Satellite-1 dan ADEOS the Advance Earth Observing
Satellite yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih maju JAXA 2006. ALOS dilengkapi dengan tiga instrumen penginderaan jauh, yaitu PRISM Pancrhomatik
Remote-sensing Instrument Stereo Mapping yang memancarkan gelombang pankromatik dengan resolusi spasial 2,5 meter, AVNIR-2 Advanced Visible and
Near Infrared Radiometer type-2 yang dilengkapi dengan kemampuan khusus yang memungkinkan satelit dapat melakukan observasi tidak hanya pada arah tegak lurus
lintasan satelit, tetapi juga beroperasi dengan sudut observasi pointing angle hingga ± 44º, dan PALSAR Phased-Array type L-band Synthetic Aperture Radar yang
mempunyai kemampuan dalam melakukan pengamatan yang bebas dari tutupan awan pada siang atau malam hari.
2.4 Karakteristik Citra Landsat