Tujuan Penelitian Manfaat Hutan Rakyat

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan melakukan analisis perubahan luasan hutan rakyat yang terjadi di Kecamatan Cikalong Tasikmalaya sejak 1994 berdasarkan citra Satelit Landsat resolusi 30 meter tahun 1994, 2000, 2005, 2010 dan melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan luasan hutan rakyat.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hutan rakyat di lokasi penelitian dan diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan terutama bagi pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam terciptanya tata ruang daerah demi menunjang pembangunan ekonomi masyarakat desa berbasis hutan rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hutan Rakyat

Hutan adalah suatu ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannnya, dapat menghasilkan iklim mikro dan antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan rakyat adalah hutan yang berada di luar kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat atau yang sering disebut hutan milik. Hutan milik adalah hutan yang tumbuh diatas lahan yang dibebani hak milik Undang-Undang Pokok Kehutanan No. 41 Tahun 1999. Sedangkan hutan negara adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani hak milik atau tanah negara. Dalam pengertian ini menjelaskan bahwa tanah negara mencakup tanah-tanah yang tidak dikuasai oleh masyarakat berdasarkan ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan adat atau aturan- aturan masyarakat lokal Suharjito 2000. Ada beberapa karakteristik hutan rakyat jika ditinjau dari aspek manajemen hutan Awang et al 2007 yaitu : 1. Hutan rakyat berada di tanah milik, dijadikan hutan dengan alasan tertentu, seperti lahan kurang subur, kondisi topografi sulit, tenaga kerja terbatas, kemudahan pemeliharaan dan faktor resiko kegagalan yang kecil. 2. Hutan rakyat tidak mengelompok, tetapi tersebar berdasarkan letak luas kepemilikan lahan, serta keragaman pola wanatani pada berbagai topografi lahan. 3. Penebangan kayu dilakukan berdasarkan kebutuhan, sehingga konsep kelestarian hasil belum berdasarkan kontinuitas hasil yang dapat diperoleh dari perhitungan pemanenan yang sebanding dengan pertumbuhan riap tanaman. 4. Belum terbentuk organisasi yang profesional untuk melakukan pengelolaan hutan rakyat. 5. Pengelolaan hutan rakyat berbasis pada tingkat keluarga, setiap keluarga melakukan pengembangan dan pengaturan secara terpisah. 6. Belum ada perencanaan pengelolaan hutan rakyat, sehingga belum ada jaminan dari petani hutan rakyat terhadap kontinuitas pasokan kayu bagi industri. 7. Mekanisme perdagangan kayu rakyat di luar kendali petani hutan rakyat sebagai produsen, sehingga keuntungan terbesar dari pengelolaan hutan tidak dirasakan petani hutan rakyat. Pada awalnya pembuatan hutan rakyat dimaksudkan untuk merehabilitasi lahan-lahan kritis, tetapi dengan berjalannya waktu manfaat kayu memberi peluang meningkatkan pendapatan petani. Menurut Sumedi 2008, tujuan pembangunan hutan rakyat adalah : 1. Meningkatkan pendapatan masyarakat tani di pedesaan terutama petani di daerah kritis. 2. Memanfaatkan secara optimal dan lestari lahan yang tidak produktif untuk usaha tani tanaman pangan. 3. Meningkatkan produksi kayu bakar untuk mengatasi kekurangan energi dan kekurangan kayu perkakas. 4. Membantu penganekaragaman hasil pertanian yang diperlukan masyarakat. 5. Memperbaiki tata air dan lingkungan, khususnya pada lahan milik rakyat yang berada di kawasan perlindungan di daerah-daerah hulu suatu DAS. Simon 2004 menyatakan bahwa keberhasilan pembangunan hutan rakyat, akan memberikan sumbangan yang positif terhadap pembangunan nasional dalam bentuk : 1. Meningkatkan produksi kayu dan hasil hutan ikutan. 2. Memperluas aksesibilitas dan kesempatan kerja di pedesaan. 3. Memperbaiki sistem tata air dan meningkatkan perlindungan permukaan tanah dan bahaya erosi. 4. Meningkatkan proses penyerapan karbon dioksida dan polutan lain di udara karena adanya peningkatan proses fotosintesis di permukaan bumi. 5. Menjaga kadar oksigen udara tetap pada tingkat yang menguntungkan bagi mahluk hidup. 6. Menyediakan habitat yang dapat menjaga keragaman hayati, flora, dan fauna.

2.2 Penginderaan Jauh