16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sekresi aldosteron yang mengakibatkan menyimpan garam dalam air. Keadaan ini yang berperan padatimbulnya hipertensi Susalit dkk,2001.
d Obesitas
Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National
Institutes for Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh IMT 30 obesitas adalah 38 untuk pria
dan 32 untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18 untuk pria dan 17 untuk wanita bagi yang memiliki IMT 25 status gizi normal.
Data dari studi Farmingham AS yang diacu dalam Khomsan 2004 menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10 pada pria
akan meningkatkan tekanan darah 6.6 mmHg, gula darah 2 mgdl, dan kolesterol darah 11 mgdl. Prevalensi hipertensi pada seseorang yang
memiliki IMT30 pada laki-laki sebesar 38 dan wanita 32, dibanding dengan 18 laki-laki dan 17 perampuan yang memiliki IMT25
Krummel, 2004.
2.6 Farmakoterapi Hipertensi
a Terapi Farmakologis
Tujuan umum pengobatan hipertensi adalah menurunkan mortalitas dan morbiditas yang berhubungan dengan kerusakan organ target seperti gagal
jantung, penyakit jantung koroner atau penyakit ginjal kronik.Target nilai tekanan darah yang di rekomendasikan dalam JNC VII adalah 14090
mmHg untuk pasien dengan tanpa komplikasi, 13080 mmHg untuk pasien dengan diabetes dan penyakit ginjal kronis Dipiro, et al., 2008. Menurut
PERKI 2015, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien hipertensi stadium 1 yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah
6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan hipertensi stadium
≥ 2 seperti terlihat pada Gambar 2.2 dibawah ini :
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.2 Algoritma tatalaksana hipertensi PERKI, 2015.
Selain itu, menurut JNC VIII 2013, target penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi berbeda-beda tergantung berdasarkan komplikasi
penyakit dan ras penderita hipertensi seperti terlihat pada Gambar 2.3 dibawah ini:
ACEI atau ARB CCB atau Tiazid
CCB atau Tiazid ACEI atau ARB
Jika perlu tambahkan CCB + Tiazid + ACEI
Jika perlu tambahkan CCB
atau Tiazid Jika perlu
tambahkan ACEI atau ARB
Jika perlu tambahkan CCB + Tiazid + ACEI
Pasien dewasa ≥ 18 tahun dengan tekanan darah ≥ 14090 mmHg
Mulai perubahan gaya hidup Turunkan berat badan, kurangi garam diet dan alkohol, stop merokok
Terapi Farmakologi Pertimbangkan untuk tunda pada pasien stage
1 tidak terkomplikasi Mulai Terapi Farmakologi
pada semua pasien
Stage 1 140-15990-99
Usia60 thn Usia
≥60 thn Stage 2
160100 Kasus khusus
Semua pasien Mulai dengan 2 obat
- Penyakit
Ginjal -
Diabetes -
Penyakit jantung
koroner -
Riwayat Stroke
- Gagal
Jantung
Jika perlu, tambah obat lain misal Spironolactone, agen kerja sentral, beta blocker
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.3 Algoritma dan target tekanan darah pengobatan hipertensi JNC VIII, 2013.
Walaupun hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang umum dijumpai, tetapi kontrol tekanan darah masih buruk.Kebanyakan pasien
dengan hipertensi tekanan darah diastoliknya sudah tercapai tetapi tekanan darah sistolik masih tinggi.Diperkirakan dari populasi pasien hipertensi yang
diobati tetapi belum terkontrol, 76.9 mempunyai tekanan darah sistolik
Hipertensi dewasa usia ≥18 tahun
Terapkan gaya hidup sehat disertai regimen obat antihipertensi
Mengatur target tekanan darah dan memulai terapi antihipertensi berdasarkan umur, diabetes dan penyakit ginjal kronis PGK
Umur ≥60 tahun
Umur ≤60 tahun
Semua umur disertai diabetes
tanpa PGK Semua umur
disertai diabetes dan PGK
Target tekanan darah:
TDS 150 mmHg TDD 90 mmHg
Target tekanan darah:
TDS 140 mmHg TDD 90 mmHg
Target tekanan darah:
TDS 140 mmHg TDD 90 mmHg
Target tekanan darah:
TDS 140 mmHg TDD 90 mmHg
Lini pertama diuretik tiazid , ACEi atau ARB
atau CCB tunggal atau kombinasi
Lini pertama diuretik tiazid atau CCB tunggal
atau kombinasi dengan kelas obat lain
Lini pertama ACEi atau ARB tunggal atau
kombinasi dengan kelas obat lain
Populasi umum tanpa diabetes dan PGK Disertai diabetes dan PGK
Ras kulit putih Ras kulit hitam
Semua ras
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik≥90 mmHg. Tekanan darah sistolik diperoleh selama kontraksi jantung dan tekanan darah diastolik diperoleh
setelah kontraksi sewaktu bilik jantung diisi. Pada kebanyakan pasien, tekanan darah diastolik yang diinginkan akan tercapai apabila tekanan darah
sistolik yang diinginkan sudah tercapai. Karena tekanan darah sistolik berkaitan dengan resiko kardiovaskular dibanding tekanan darah diastolik,
maka tekanan darah sistolik harus digunakan sebagai petanda klinis utama untuk pengontrolan penyakit pada hipertensi. Kebanyakan pasien dengan
hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan obat kedua dari kelas
yang berbeda dimulai apabila pengunaan obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi 2010
mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat Depkes RI, 2006.
Fixed-dose combination yang paling efektif adalah sebagai berikut: 1. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor ACEI dengan diuretik
2. Angiotensin Reseptor Blocker II ARB dengan diuretik 3. Beta Blocker dengan diuretik
4. Diuretik dengan Calcium Chanel Blocker CCB 5. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor ACEI dengan Calcium Chanel
Blocker CCB 6. Agonis
α-2 dengan diuretik 7. Penyekat
α-1 dengan diuretik ESH, 2003.
Menurut European Society of Hypertension 2003, kombinasi dua obat untukhipertensi ini dapat dilihat pada gambar 2.4 dimana kombinasi
obat yangdihubungkan dengan garis tebal adalah kombinasi yang paling efektif.
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.4
Kombinasi Obat Antihipertensi ESH, 2003.
2.7 Penatalaksanaan Hipertensi a. Terapi Farmakologis