8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi adalah m eningkatnya
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahattenang
Pusat Data dan lnformasi Kementerian Kesehatan Rl. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection,
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 14090 mmHg JNC VII, 2003.
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah
dan berdasarkan etiologinya. Berdasarkan tingginya tekanan darah, seseorang dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya 14090 mmHg. Klasifikasi tekanan
darah oleh JNC VII untuk pasien dewasa usia ≥ 18 tahun berdasarkan rata-rata
pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC VII Kategori
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal 120 mmHg
dan 80 mmHg Pre-hipertensi
120-139 mmHg atau 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg
atau 90-99 mmHg Stadium 2
≥ 160 mmHg atau ≥ 100 mmHg
Klasifikasi tekanan darah yang telah dirilis oleh JNC VIII pada tahun 2013 masih merujuk klasifikasi tekanan darah JNC VII. Tetapi, manajemen
terapi hipertensi dalam JNC VIII lebih berdasarkan Evidence Based Medicine
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
EBM, komplikasi penyakit, ras dan riwayat penderita. Target tekanan darah pada managemen terapi hipertensi dalam JNC VIII bergantung pada komplikasi
penyakit penderita James, et.al., 2014. Hipertensi berdasarkan etiologi patofisiologinya dibagi menjadi dua
yaitu hipertensi primer atau esensial yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder atau non esensial yang diketahui penyebabnya Depkes RI,
2006. a
Hipertensi primer Sekitar 95 pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi
esensial primer. Penyebab hipertensi esensial ini masih belum diketahui, tetapi faktor genetik dan lingkungan diyakini memegang
peranan dalam menyebabkan hipertensi esensial Weber dkk., 2014. Penyebabnya multifaktorial meliputi faktor genetik dan
lingkungan. Faktor genetik mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap
vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress
emosi, obesitas dan lain-lain Gunawan, dkk., 2007. Penurunan ekskresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal merupakan
peristiwa awal dalam hipertensi esensial.Penurunan ekskresi natrium dapat menyebabkan meningkatnya volume cairan, curah jantung, dan
vasokonstriksi perifer sehingga tekanan darah meningkat. Faktor lingkungan dapat memodifikasi ekspresi gen pada peningkatan tekanan.
Stres, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam
hipertensi Robbins dkk., 2007. b
Hipertensi sekunder Kurang dari 10 penderita hipertensi merupakan sekunder dari
penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah
.
Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak,
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat menyebabkan
hipertensi atau
memperberat hipertensi.
Penghentian penggunaan obat tersebut atau mengobati kondisi komorbid yang menyertainya merupakan tahap pertama dalam penanganan
hipertensi sekunder Depkes, 2006. Beberapa penyebab hipertensi sekunder dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi Depkes, 2006
Penyakit Obat
Penyakit ginjal kronis Kortikosteroid, ACTH
Hiperaldosteronisme primer Estrogen biasanya pil KB dengan kadar
estrogen tinggi Penyakit renovaskular
NSAID, cox-2 inhibitor Sindroma cushing
Fenilpropanolamin dan analog Phaeochromocytoma
Siklosforin dan takromilus Koarktasi aorta
Eritropoietin Penyakit tiroid atau paratiroid
Sibutramin Antidepresan terutama venlafaxine
2.2 Epidemiologi