Epidemiologi Patofisiologi Hipertensi TINJAUAN PUSTAKA

10 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi. Penghentian penggunaan obat tersebut atau mengobati kondisi komorbid yang menyertainya merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder Depkes, 2006. Beberapa penyebab hipertensi sekunder dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2. Penyebab hipertensi yang dapat diidentifikasi Depkes, 2006 Penyakit Obat Penyakit ginjal kronis Kortikosteroid, ACTH Hiperaldosteronisme primer Estrogen biasanya pil KB dengan kadar estrogen tinggi Penyakit renovaskular NSAID, cox-2 inhibitor Sindroma cushing Fenilpropanolamin dan analog Phaeochromocytoma Siklosforin dan takromilus Koarktasi aorta Eritropoietin Penyakit tiroid atau paratiroid Sibutramin Antidepresan terutama venlafaxine

2.2 Epidemiologi

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada didunia Armilawaty, 2007 . Semakin meningkatnya populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah Yogiantoro M, 2006 . Diperkirakan sekitar 80 akan terjadi kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang dari 639 juta kasus di tahun 2000 menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkanpadaangka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini Armilawaty, 2007. 11 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3 Patofisiologi Hipertensi

Tekanan darah ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu curah jantung cardiac output dan resistensi vaskular perifer peripheral vascular resistence. Curah jantung merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung dengan isi sekuncup stroke volume, sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena venous return dan kekuatan kontraksi miokard. Resistensi perifer ditentukan oleh tonus otot polos pembuluh darah, elastisitas dinding pembuluh darah dan viskositas darah. Semua parameter tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sistem saraf simpatis dan parasimpatis, sistem renin-angiotensin-aldosteron SRAA dan faktor lokal berupa bahan-bahan vasoaktif yang diproduksi oleh sel endotel pembuluh darah. Mekanisme pengaturan tekanan darah ini dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 . Mekanisme pengaturan tekanan darah Dipiro, et.al.,2008 12 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta RAA diaktivasi oleh sekresi renin, yang merupakan katalisator pembentukan angiotensin I dari hidrolisis angiotensinogen. Angiotensin I kemudian dihidrolisis oleh angiotensin I-converting enzyme ACE menjadi angiotensin II. Angiotensin II dapat menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah, peningkatan sintesis aldosteron, peningkatan absorbsi natrium, menaikkan tahanan perifer serta meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan hipertensi. Korteks adrenal adalah bagian ginjal yang memproduksi hormon mineral kortikoid dan glukokortikoid, yaitu aldosteron dan kortisol. Kelebihan aldosteron akan meningkatkan reabsorpsi air dan natrium, sedangkan kelebihan kortisol meningkatkan sintesa epinefrin dan norepinefrin yang bertindak sebagai vasokonstriktor pembuluh darah. Secara tidak langsung, ini akan mempengaruhi peningkatan volume darah, curah jantung dan menyebabkan peningkatan tahanan perifer total Dipiro,et.al., 2008.

2.4 Gejala Klinis Hipertensi