UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.2 Pembahasan
5.2.1 Karakteristik Pasien 5.2.1.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian, penderita hipertensi di RSUD Kota Tangerangmulai terjadi pada usia 30 sampai 80 tahun keatas, dan yang paling
banyak terjadi berkisar pada usia 40 tahun keatas. Hal ini hampir serupa dengan data RISKESDAS tahun 2013, dimana terjadi peningkatan pasien
hipertensi pada usia 35-44 yaitu sebanyak 24,8. Selain itu, hasil penelitian ini juga hampir sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Nidiananda 2013 yang menunjukkan bahwa proporsi kejadian hipertensi yang berusia
≥40 tahun 39.4 lebih besar dibandingkan dengan pasien yang berusia 40 tahun 7.5.
Semakin bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan
oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot polos pembuluh darah, kemudian pembuluh darah akan berangsur angsur
menyempit dan menjadi kaku sehingga akibat tersebut adalah meingkatnya tekanan darah sistolik. Peningkatan umur juga menyebabkan beberapa
perubahan fisiologis, yaitu terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Sistem pengaturan tekanan darah yaitu refleks baroresptor pada usia
lanjut akan mengalami penurunan sensivitas, serta fungsi ginjal juga sudah berkurang yang menyebabkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomelurus
menurun Kumar et.al, 2008.
5.2.1.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini, jumlah pasien hipertensi perempuan lebih banyak daripada pasien laki-laki.Hal ini sesuai dengan data
RISKESDAS tahun 2013 yang menyatakan bahwa pasien hipertensi perempuan lebih tinggi yaitu 28,8 sedangkan pada pria 22,8. Selain itu,
data profil kesehatan Indonesia tahun 2011 jugamenyebutkan bahwa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38 pria
dan 57,62 wanita, serta 4,8 pasien meninggal dunia KemenkesRI,2012. Pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap regulasi tekanan darah
dapat dikaitkan dengan peran hormon sex terhadap sistem renin angiotensin dalam mengatur fungsi kardiovaskular dan tekanan darah.Mekanisme pasti
bagaimana hormon sex tersebut mempengaruhi regulasi fungsi kardiovaskular dan tekanan darah belum diketahui secara pasti namun semakin banyak bukti
yang menyatakan bahwa modulasi aktivitas sistem hormonal aktif lokal adalah salah satu mekanisme utama dari aksi hormon seks pada organ target,
termasuk pembuluh darah dan ginjal.Hormon estrogen dan androgen merupakan hormon sex yang turut mempengaruhi perkembangan penyakit
kardiovaskular dan hipertensi, dimana estrogen secara umum berfungsi untuk melindungi
sedangkan androgen
mendorong terjadinya
penyakit kardiovaskular dan hipertensi.Wanita yang belum mengalami menopause
dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein HDL. Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas
wanita pada usia premenopause. Pada pra menopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini melindungi
pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara
alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun Anggraini, 2009.
5.2.1.3 Karakteristik Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta
Penyakit penyerta merupakan keluhan yang diderita oleh pasien selain penyakit hipertensi dan penyakit komplikasi lainnya. Penyakit penyerta yang
dialami oleh pasien pada penelitian ini terdiri dari gangguansistem kardiovaskular seperti stroke, gagal jantung,aneurisma aorta, gagal ginjal, dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diabetes mellitus.Dari data hasil yang didapatkan, penyakit penyerta yang paling banyak diderita adalah stroke iskemik sebanyak 40.Berbeda halnya
pada penelitian yang dilakukan di poliklinik RSUD Dr. M. Djamil yang menyebutkan bahwa penyakit penyerta terbanyak yaitu diabetes mellitus
sebanyak 63 pasien, diikuti stroke dengan 13 pasien Fitrianto, dkk., 2011. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 662 pasien yang
terkena stroke,terdapat 59,4 yang mempunyai riwayat hipertensi. Resiko pasien yang mempunyai riwayat hipertensi lebih besar daripada pasien yang
tidak mempunyai riwayat hipertensi.Semakin tinggi tekanan darah pasien kemungkinan stroke akan semakin besar, karena hipertensi dapat
mempercepat pengerasan dinding pembuluh darah arteri dan mengakibatkan penghancuran lemak pada sel otot polos sehingga mempercepat proses
aterosklerosis. Hipertensi berperan dalam proses aterosklerosis melalui efek penekanan pada sel endotellapisan dalam dinding arteri yang berakibat
pembentukan plak pembuluh darah semakin cepat AHA, 2000.
5.2.2 Klasifikasi Pasien Hipertensi berdasarkan Tingginya Tekanan Darah