Peran Apoteker di Rumah Sakit

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.4 Peran Apoteker di Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit menyebutkan bahwa peran Apoteker di Rumah Sakit salah satunya adalah melakukan Pelayanan Farmasi Klinik. Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien patient safety sehingga kualitas hidup pasien quality of life terjamin PMK Nomor 58, 2014. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan meliputi: A. Pengkajian dan pelayanan Resep B. Penelusuran riwayat penggunaan Obat C. Rekonsiliasi Obat D. Pelayanan Informasi Obat PIO E. Konseling F. Visite G. Pemantauan Terapi Obat PTO H. Monitoring Efek Samping Obat MESO I. Evaluasi Penggunaan Obat EPO J. Dispensing sediaan steril K. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah PKOD Salah satu pelayanan farmasi klinik yang dapat dilakukan adalah Evaluasi Pengunaan Obat EPO. EPO merupakan program yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif. Tujuan dari EPO adalah mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat, membandingkan pola penggunaan obat pada periode waktu tertentu, memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat, menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat PMK Nomor 58, 2014. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Evaluasi penggunaan obat dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Salah satu cara untuk mengevaluasi penggunaan obat secara kuantitatif adalah dengan metode ATCDDD. Dengan metode ini, hasil yang didapatkan dapat dibandingkan dengan penggunaan obat di rumah sakit yang setara, sehingga dapat ditentukan apakah penggunaan satu macam kelompok obat berlebihan, sedang, atau kurang. Sedangkan, secara kualitatif evaluasi penggunaan obat dapat dilakukan dengan cara menilai aspek-aspek dalam penggunaan obat seperti indikasi, kontraindikasi, efek samping, dosis, terapi duplikasi, interaksi obat, hasil terapi dan biaya seluruh terapi. Evaluasi penggunaan obat sangat penting dilakukan oleh Apoteker karena dapat menjamin ketepatan peresepan dan penggunaan obat,cost effective serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sehingga dapat menentukan dasar pengobatan yang rasional.Hasil pengkajian selanjutnya menjadi dasar dalam mengidentifikasi kekurangan dan menyusun strategi untuk perbaikan. Bila suatu masalah teridentifikasi, dirancang suatu intervensi dan diterapkan untuk memperbaiki pola penggunaan obat. Intervensi yang dapat dilakukan meliputi program pendidikan, penyediaan informasi obat, perubahan kebijakan dan prosedur RS, serta perubahan formularium RS WHO Collaborating Centre for Drug Utilization Research and Clinical Pharmacological Services, 2003. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.4 Keterbatasan Penelitian