33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.8 Review literatur
2.8.1 Gender Difference in Blood Pressure Control and Cardiovascular Risk Factors in Americans With Diagnosed Hypertension Ong et.al., 2008.
Hipertensi merupakan penyakit yang kompleks yang diderita 972 juta orang di dunia. Prevalensi hipertensi akan meningkat dari 26,4 di tahun 2000 menjadi 29,2
di dunia Kearney PM, et.al., 2005. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular dan menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
Lawes CM, et.al,. 2006. Berdasarkan hasil survey pada tahun 1999-2004 yang dilakukan National Health and Nutrition Examination Survey NHNES terhadap
3.475 pasien yang berusia 18 tahun dan terdiagnosa hipertensi, didapatkan hasil 54,9
1,2 terjadi pada wanita. Pada tabel 2.6 menunjukan karakteristik jenis kelamin secara spesifik pasien yang terdiagnosa hipertensi. Berdasarkan usia, wanita yang
terdiagnosa hipertensi mempunyai usia yang lebih tua dibandingkan pria. Terjadi peningkatan prevalensi diabetes yang signifikan pada wanita selama periode 1999-
20004, tetapi prevalensi diabetes tidak jauh berbeda antara wanita dan pria. Prevalensi mikroalbuminaria rendah dan menurun secara signifikan pada wanita
dibandingkan pria.Tetapi dilihat dari 6 bulan terakhir, wanita lebih sering mengecek tekanan darahnya ke dokter dibandingkan pria. Berdasarkan tingkat konsumsi
alkohol, pria lebih banyak mengurangi konsumsi alkoholnya untuk mengontrol tekanan darah dibanding wanita, terbukti dengan persentase konsumsi alkohol yang
menurun secara signifikan antara periode1999-2000 dan 2003-2004.
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.6
Karakteristik Pasien Hipertensi Berdasarkan Survey NHANES 1999 –2004
Pada tabel 2.7 menjelaskan tingkat kontrol tekanan darah berdasarkan jenis kelamin dan prevalensi faktor resiko penyakit kardiovaskular pada pasien yang
terdiagnosa hipertensi yang dilakukan NHANES selama periode 1999 –2004. Selama
periode ini, wanita mempunyai tekanan darah sistolik yang tinggi dan tekanan darah diastolik yang rendah dibanding pria.Dimana prevalensi tekanan darah tidak
terkontrol tidak jauh berbeda antara pria dan wanita selama periode ini. Prevalensi obesitas, kadar kolesterol total, dan kadar HDL meningkat secara
signifikan pada wanita dibanding pria. Namun, berdasarkan riwayat merokok, pria mempunyai prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan wanita dan antara 1999-2000
dengan 2003-2004 terjadi peningkatan konsumsi rokok yang signifikan pada pria.
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 2.7
Kontrol Tekanan Darah dan Faktor Resiko Kardiovaskular pada Pasien Hipertensi berdasarkan survey NHANES 1999
–2004
Berdasarkan hasil penelitian ini, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kontrol tekanan darah antara pria dan wanita pada periode 1999-2004.
Prevalensi obesitas, kolesterol total, HDL rendah, dan jumlah rata-rata faktor resiko penyakit kardiovaskular lebih tinggi terjadi pada wanita. Wanita mempunyai faktor
resiko lebih banyak daripada pria, karena disebabkan prevalensi obesitas yang tinggi. 2.8.2 Hypertension Among Adults in the United States: National Health and
Nutrition Examination Survey, 2011 –2012
Hipertensi merupakan faktor resiko yang penting pada penyakit kardiovaskular dan terjadi pada hampir sepertiga dari populasi orang dewasa Amerika
Serikat. Prevalensi seluruh pasien hipertensi dewasa di Amerika Serikat yang berusia lebih dari 18 tahun adalah 29,1 pada tahun 2011-2012 dan dengan laki-laki
sebanyak 29,7 danperempuan sebanyak 28,5.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.7
Prevalensi pasien hipertensi di Amerika Serikat pada tahun 2011-2012.
Prevalensi hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia, dari 7,3 pada usia 18-39, menjadi 32,4 pada usia 40-59, dan menjadi 65,0 pada usia diatas 60
tahun.Prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan ras terjadi pada orang dewasa kulit hitam non-Hispanik sebanyak 42,1, non-Hispanik kulit putih sebanyak 28,0,
Hispanik sebanyak 26,0, dan non-Hispanik Asia sebanyak 24,7. Pada tahun 2009-2010, hampir 82 orang dewasa menyadari bahwa mereka
terkena hipertensi, dan hampir 76 yang minum obat.Tidak ada perubahan yang signifikan dari tahun 2009-2010 dalam hal kesadaran, pengobatan, dan pengontrolan
tekanan darah pada pasien hipertensi dewasa.
Gambar 2.8 .Tingkat kesadaran, pengobatan, dan pengontrolan tekanan darah pada pasien hipertensi
dewasa di Amerika Serikat pada tahun 2009-2012.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Prevalensi tingkat kesadaran pada pasien pria dan wanita hampir sama yaitu pada pria sebanyak 80,2 dan pada perempuan sebanyak 85,4. Di antara pasien
hipertensi dewasa, tingkat kesadaran pada pasien yang berusia 18-39 adalah 61,8 lebih rendah dibandingkan pasien yang berusia 40-59 yaitu 83,0 dan pada pasien
yang berusia 60 keatas yaitu 86,1. Berdasarkan ras, pasien hipertensi dewasa kelompok Non-Hispanik Asia kurang menyadari kondisi mereka 72,8
dibandingkan yang non-Hispanik kulit hitam 85,7, Hispanik 82,2, dan non- Hispanik kulit putih 82,7.
Gambar 2.9 Tingkat kesadaran pasien hipertensi dewasa di Amerika Serikat pada tahun 2009-2010.
Berdasarkan pengobatan, wanita lebih banyak 80.6 daripada pria 70.9 dalam hal mendapatkan pengobatan antihipertensi dimana terjadi peningkatan
penggunaan obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah dari usia 18-39 sebanyak 44,5, kemudian pada usia 40-59 sebanyak 73,7 dan meningkat pada
usia 60 tahun keatas yaitu 82,2.Selain itu, kelompok Non-Hispanic Asia adalah kelompok yang paling sedikit minum obat antihipertensi yaitu 65.2 dibanding
kelompok non-Hispanik kulit hitam yaitu 77.4 dan non-Hispanik kulit putih 76.7
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.10
.Tingkat pengobatan pasien hipertensi dewasa di Amerika Serikat pada tahun 2011-2012.
Persentase pengontrolan tekanan darah pada wanita lebih tinggi 55,2 dibanding pria yang hanya 49,3. Diantara orang dewasa yang terkena hipertensi,
pasien yang berusia 18-39 hanya 34,4 tekanan darahnya terkontrol, dibanding pasien yang berusia 40-59 sebanyak 57,8 tekanan darahnya terkontrol, dan
meningkat pada usia 60 tahun keatas dimana 50,5 tekanan darahnya terkontrol. Namun, tidak ada perbedaan yang bemakna dalam hal pengontrolan tekanan darah
pada pasien kelompok non hispanik asia yaitu 46,0 dengan kelompok hispanik yaitu 46,5.
Gambar 2 .11 Tingkat pengobatan pasien hipertensi dewasa di Amerika Serikat pada tahun 2011-2012.
2.8.3. Review of the use of defined daily dose concept in drug utilisationresearch in China L. Teng, et.al., 2012.
Di Cina, penelitian penggunaan obat drug utilization review dengan ATC DDD diperkenalkan di akhir 1980-an. Sejak itu, beberapa artikel telah diterbitkan
untuk memperkenalkan konsep DUR dan ATC DDD. Penelitian DUR di Cina
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pertama kali dilakukan oleh Zouet al.untuk menilai konsumsi obat-obatan di 10 rumah sakit militer di Cina antara tahun 1992 dan 1994. Konsep WHO ATC DDD
diperkenalkan, tetapi nilai WHO tidak diterapkan untuk analisis data. Dosis rata-rata dihitung berdasarkan dosisrekomendasidalam Farmakope Cina danatauMateria
Medica baru.Informasi yang dimaksud dalam sumber-sumber Cina mungkin berbeda dari nilai WHO. Misalnya, dosis harian untuk pemberian oral parasetamol WHO
ATC Kode N02BE01; DDD = 3 g didefinisikan sebagai 0,3-0,6 g setiap empat jam atau empat kali per hari, tidak lebih dari 2 g per hari dalam Farmakope Cina dan
0,3- 0,6 g per dosis, 0.6 - 0.8g per hari, tidak lebih dari 2 g per hari pada New Materia
Medica.Di Cina,
sebagian DURs
dilakukan di
rumah sakit,
berdasarkanpenggunaan obat pada pasien rawat inap dan rawat jalan.Saat ini, DUR adalah teknik umum di Cina untuk menilai penggunaan obat, dan menetapkan dosis
harian. Karena populasi yang besar dengan konsumsi obat jauh lebih besar, penggunaan obat yang rasional di Cina mempunyai pengaruh yang besardalam
memastikan keamanan obat. Pada gambar 1, dapat dilihat perkembangan penggunaan metode DDD dalam penggunaan obat di China.
Gambar 2.12 Review Defined Daily Dose dalam DUR di China
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 ATC