Partisipasi anggota Koperasi Deskripsi Teoretik

c. Jenis-jenis Partisipasi Anggota Hanel dalam Sugiharsono, membedakan demensi partisipasi anggota koperasi dengan prinsip identitas anggota. 1 Dalam kedudukannya sebagai pemilik, partisipasi para anggota adalah: a Memberikan kontribusi terhadap pembentukan modal koperasi penyertaan modal, pembentukan cadangan, simpanan; b Mengambil bagian dalam menetapkan tujuan, pembuatanpengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasan. 2 Dalam kedudukannya sebagai penggunapelanggan, partisipasi anggota adalah memanfaatkan berbagai potensi dan layanan koperasi dalam menunjang kepentingankebutuhannya. 33 Anggota memiliki peranan sebagai pemilik dan pengguna, Artinya bahwa usaha koperasi memang ditujukan terutama untuk melayani kebutuhan anggota. Dengan demikian apabila anggota sebagai pelanggan utama yang dilayani koperasi tidak berpartisipasi pada koperasi, tentu usaha yang diselenggarakan koperasi menjadi sia-sia. Sementara itu, Beberapa indikator bentuk rangsangan partisipasi terkait dengan nilai yang diterima anggota, yaitu: a. Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh koperasi akan menjadi perangsang penting bagi anggota untuk memberikan kontribusi bagi pembentukan dan pertumbuhan koperasi. b. Kontribusi anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk sarana keuangan akan dinilai oleh mereka atas dasar biaya opportunity 33 Sugiharsono, Pentingya Partisipasi Anggota Dalam Mendukung Keberhasilan Usaha Koperasi, Yogyakarta: UNY, h. 3 opportunity cost yang mungkin akan lebih mahal bagi para anggota. c. Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan, seperti dalam pencapaian tujuan dan pengawasan tata kehidupan koperasinya ditinjau dari sudut anggota dapat merupakan satu perangsang, yaitu apabila anggota dapat memasukkan tujuan-tujuannya ke dalam koperasi menjadi tujuan kelompok koperasi dan organisasi koperasi yang bersangkutan. Mereka mungkin akan menganggap kesempatan partisipasi itu sebagai suatu perangsang. Selain itu, partisipasi anggota dalam rapat rapat dan diskusi kelompok memakan waktu dan akhirnya menimbulkan pula sejumlah beban biaya perjalanan dan sebagainya, maka anggota akan mempertimbangkan pula opportunity cost yang berkaitan dengan hal tersebut. 34 Hidup-matinya usaha koperasi sangat ditentukan oleh partisipasi anggota dalam mendukung dan memanfaakan layanan usaha koperasi. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa keberhasilan usaha koperasi sangat ditentukan oleh partisipasi anggota dalam koperasi. Sementara itu Ropke dalam Sugiharsono, membedakan dimensi partisipasi anggota menjadi tiga, yaitu: partisipasi anggota dalam mengkontribusikan atau menggerakkan sumber daya, partisipasi anggota dalam mendapatkan manfaat layanan dan partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya Ropke menjelaskan bahwa partisipasi anggota merupakan hasil interaksi dari tiga variabel utama, yaitu: the members of beneficiaries, the management of organization, and the program. 35 34 Hendar dan Kusnadi, Ekonomi Koperasi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2005, h. 99 35 Sugiharsono, Op. cit., h. 3. UU Koperasi No. 14 Tahun 1965 dalam BAB III pasal 4 tentang asas koperasi disebutkan tiap-tiap anggota sesuai dengan tingkat kesadaran dan kemampuannya menyumbangkan materi, tenaga maupun pikiran untuk koperasi dan sesuai dengan karyanya menerima bagian dari setiap kemamfaatan koperasi dalam batas- batas kepentingan negara dan masyarakat. 36 Maka dapat dikatakan esensi partisipasi anggota koperasi menyangkut tiga aspek, yaitu: 1 Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi, seperti penetapan tujuan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pengawasanpengendalian. 2 Partisipasi anggota dalam pemupukan modal, seperti penyertaan modal, pembentukan cadangan modal, dan simpanan-simpanan 3 Partisipasi dalam pemanfaatan layanan usaha koperasi. 37 Oleh karena itu tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi ini dapat dilihat melalui ketiga indikator tersebut. Partisipasi anggota dalam manajemen organisasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat yang melibatkan anggota dan atau wakil anggota. Selain itu, untuk partisipasi ini juga dapat direalisasikan melalui kotak saran. Dalam hal ini koperasi memang perlu menyediakan kotak saran yang dibuka secara rutin. Partisipasi anggota dalam permodalan dapat dilakukan melalui gerakan membayar simpanan wajib secara rutin, serta gerakan menabung simpanan sukarela melalui pembayaran angsuran bagi anggota yang mempunyai kewajiban membayar angsuran pinjamankredit. Partisipasi anggota dalam mamanfaatkan layanan usaha koperasi dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas layanan usaha 36 Bahri Nurdin, Perkenalan dengan Beberapa Konsep Ekonomi Koperasi, Jakarta: Salemba, 1993, h. 24 37 Ibid. koperasi. Anggota harus memperoleh kepuasan sekaligus kebanggaan prestise dari layanan usaha koperasi.

3. Sisa Hasil Usaha

Sisa Hasil Usaha SHU koperasi diatur dalam pasal 45 UU Nomor 25 Tahun 1992. Ayat 1 memberikan batasan SHU, yaitu pendapatan koperasi diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Sedangkan ayat 2 menjelaskan cara membagi SHU dan pemanfaatannya. 38 Pembagian SHU yang diterima anggota atau sisa hasil usaha bagian anggota dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Dengan demikian, sisa hasil usaha yang diterima anggota adalah harus sebanding dengan jasa usaha yang disebut SHU bagian anggota atas jasa usaha. Yang dimaksud jasa usaha adalah transaksi usaha dan partisipasi modal. SHU merupakan laba atau keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya sebuah perusahaan bukan koperasi. SHU tersebut merupakan hasil akhir dari komponen-komponen yang menghasilkan dikurangi dengan jumlah komponen-komponen biaya. 39 Jadi dapat disimpulkan SHU merupakan laba atau pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya, penyusutan dan biaya lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Istilah sisa hasil usaha atau SHU dalam organisasi badan usaha koperasi dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi pertama, SHU ditentukan dari cara menghitungnya yaitu seperti yang disebut dalam pasal 45 Ayat 1 Undang-Undang Perkoperasian, dari sisi kedua, sebagai badan usaha yang mempunyai karakteristik dan nilai-nilai tersendiri, 38 Bernhard Limbong, Pengusaha Koperasi, Jakata: Margaretha Pustaka, 2010, h. 98-99. 39 Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 128 maka sebutan sisa hasil usaha merupakan makna yang berbeda dengan keuntungan atau laba dari badan usaha bukan koperasi. 40 Sisi ini menunjukan bahwa badan usaha koperasi bukan mengutamakan mencari laba tetapi mengutamakan memberikan pelayanan kepada anggotanya. SHU mempunyai arti yang berbeda dengan pengertian laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan bukan koperasi. Selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan di dalam koperasi di sebut Sisa Hasil Usaha SHU. SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing. 41 Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi anggota dengan koperasi selama periode tertentu. a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha Menurut faktor-faktor yang menentukan besarnya sisa hasil usaha koperasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Dilihat dari aspek indikator keuangan faktor yang mempengaruhi sisa hasil usaha SHU koperasi meliputi: modal sendiri, modal pinjaman, volume usaha. 42 Modal sendiri yaitu modal yang menanggung resiko equity atau merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. Modal pinjaman, yaitu modal yang dipinjam koperasi yang berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan, penerbitan obligasi atau surat berharga dan sumber-sumber lainnya. Volume usaha, yaitu total nilai penjualan 40 Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 127-128. 41 Rudianto, Akuntansi Koperasi, Jakarta, PT Grasindo, 2006, h. 228. 42 Tati Wahyuning, “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha SHU di KPRI BINA KARYA Balongpanggang Gresik”, Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 01, 2013, h. 9. atau pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan. Menurut Pactha dalam Tati Wahyuning, faktor – faktor yang mempengaruhi SHU terdiri dari 2 faktor yaitu Faktor Dalam dan Faktor Luar. 1 Faktor dari dalam a Partisipasi anggota, para anggota koperasi harus berpartisipasi dalam kegiatan koperasi karena tanpa adanya peran anggota maka koperasi tidak akan berjalan lancar. b Jumlah modal sendiri, SHU anggota yang di peroleh sebagian dari modal sendiri yaitu dari simpanan wajib, simpanan pokok, dana cadangan dan hibah. c Kinerja pengurus, kinerja pengurus sangat di perlukan dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi, dengan adanya kinerja yang baik dan sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar serta UU Perkoperasian maka hasil yang di capaipun juga akan baik. d Jumlah unit usaha yang dimiliki, Setiap koperasi pasti memiliki unit usaha hal ini juga menentukan seberapa besar volume usaha yang di jalankan dalam kegiatan usaha tersebut. e Kinerja manajer, kinerja manajer menentukan jalannya semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dan memiliki wewenang atas semua hal-hal yang bersifat intern. f Kinerja karyawan, merupakan kemampuan seorang karyawan dalam menjadi anggota koperasi. 2 Faktor dari luar a Modal pinjaman dari luar. b Para konsumen dari luar selain anggota koperasi. c Pemerintah. 43 Kekayaan koperasi yang merupakan pemberian bantuan kepada pihak koperasi secara sukarela baik berwujud uang maupun barang biasanya berasal dari pemerintah dan merupakan hibah. b. Pembagian Sisa Hasil Usaha Pembagian sisa hasil usaha koperasi dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. Sisa hasil usaha yang diperoleh koperasi perlu dirinci menjadi: 1 sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksinya dengan para anggota, dan 2 sisa hasil usaha yang diperoleh dari transaksi dengan bukan anggota koperasi. 44 Sebagian dari sisa hasil usaha yang diperoleh dari anggota dapat dikembalikan kepada para anggota yang bersangkutan. Bagian yang harus diterima kepada masing-masing anggota sebanding dengan jasa yang diberikan, hal ini sesuai dengan prinsip keadilan. Sedangkan sisa hasil usaha yang bukan berasal dari anggota tidak boleh dikembalikan kepada anggota. Oleh karena itu, SHU yang berasal dari anggota dalam kegiatan koperasi dibagikan untuk cadangan koperasi, untuk anggota sebanding dengan jasa yang diberikannya, untuk dana pengurus, dana pegawaikaryawan, dana pendidikan koperasi, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. 45 SHU yang berasal dari usaha yang diadakan untuk non anggota dibagi-bagikan untuk semua aspek yang disebutkan diatas kecuali untuk para anggotanya, yaitu untuk cadangan koperasi, dana pegawaikaryawan, dana pendidikan koperasi, dana sosial dan dana pembangunan daerah kerja. 43 Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 42 44 Gervasius Sugiyarso, Akuntansi Koperasi, Yogyakarta: CAPS, 2011, h. 63. 45 Sudarsono dan Edilius, Koperasi: Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 115. Langkah untuk mendapatkan angka transaksi yang dilakukan oleh setiap anggota, maka koperasi harus selalu mencatatya dalam suatu buku belanja anggota. Dapat pula sebaiknya anggota mengumpulkan kwetansi belanjanya untuk setelah Rapat Anggota Tahunan RAT nanti ditunjukan kepada pengurus untuk menentukan jumlah pengambilan SHU yang diterima. Jumlah SHU untuk dibagikan kepada anggota ini ummnya dalam Anggaran Dasar ditetapkan sebesar 10 dari seluruh SHU. 46 Dalam koperasi, anggota tidak hanya menerima bagian keuntungan tetapi juga ikut menanggung kerugian. c. Indikator Sisa hasil usaha Sisa Hasil Usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin