Langkah untuk mendapatkan angka transaksi yang dilakukan oleh setiap anggota, maka koperasi harus selalu mencatatya dalam suatu buku
belanja anggota. Dapat pula sebaiknya anggota mengumpulkan kwetansi belanjanya untuk setelah Rapat Anggota Tahunan RAT nanti
ditunjukan kepada pengurus untuk menentukan jumlah pengambilan SHU yang diterima. Jumlah SHU untuk dibagikan kepada anggota ini
ummnya dalam Anggaran Dasar ditetapkan sebesar 10 dari seluruh SHU.
46
Dalam koperasi, anggota tidak hanya menerima bagian keuntungan tetapi juga ikut menanggung kerugian.
c. Indikator Sisa hasil usaha
Sisa Hasil Usaha yang diperoleh koperasi, selain digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya juga digunakan untuk menjamin
kelangsungan dan kesinambungan kehidupan koperasi itu sendiri. Dengan SHU yang dihasilkan, koperasi harus mampu membiayai operasi
usahanya. Peningkatan SHU dari suatu koperasi sangat tergantung pada kegiatan yang dijalankannya.
Beberapa Indikator peningkatan SHU yaitu: aspek keuangan dan aspek non keuangan. Aspek keuangan, pendapatan dalam koperasi akan
terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal sendiri yang mencukupi yang dimana berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
cadangan dan hibah. Selain itu juga tambahan modal yang diperoleh dari luar hutang, serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang atau
jasa pada koperasi tersebut. Aspek Non Keuangan, peningkatan Sisa Hasil Usaha SHU bisa diperoleh dari peran aktif anggota koperasi baik
itu moril maupun materi. Semakin banyak anggota koperasi yang menyimpan dananya pada koperasi, diharapkan akan dapat meningkatkan
46
Nunik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 158.
volume usaha kegiatan koperasi sehingga akan meningkatkan Sisa Hasil Usaha.
47
“Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dana pendiri atau anggota koperasi yang disetorkan pertama kali, dalam bahasa teknis
organisasi perusahaan biasanya disebut sebagai m
odal dasar pendirian koperasi”.
48
Jadi, modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri misal cadangan laba atau berasal dari pengambil bagian, peserta
atau pemilik modal saham, modal peserta, dan lain-lain. Secara umum, modal sendiri merupakan modal yang berasal dari para anggota koperasi
itu sendiri yang terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan dana hibah. Modal sendiri bagi koperasi merupakan modal
kerja untuk dapat menghasilkan laba
dalam hal ini Sisa Hasil Usaha.
Modal pinjaman, yaitu modal yang dipinjam koperasi yang berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank atau lembaga keuangan, penerbitan
obligasi atau surat berharga dan sumber-sumber lainnya. “Volume usaha merupakan totalitas kegiatan yang tercermin dalam
bentuk nilai uang dan merupakan titik sentral dari interaksi dari berbagai peubah dalam koperasi sehingga volume usaha merupakan ukuran
jumlah seluruh kegiatan yang diukur dalam satuan uang sekaligus dapat memberikan apa saja yang dilakukan koperasi selama kurun waktu
tertentu”.
49
Aktivitas ekonomi koperasi pada hakekatnya dapat dilihat dari besarnya volume usaha koperasi tersebut. Kegiatan atau usaha yang
dilakukan oleh koperasi bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya terutama bagi anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya. Usaha
atau kegiatan yang dilakukan tersebut dapat dilihat dari besarnya volume
47
Rama Kurni Irawansyah, “Analisis Tingkat Profesionalisme Pengurus dan Karyawan dalam Meningkatkan Sisa Hasil Usaha SHU Pada Koperasi Tunggal Karya Tahun 2013” Skripsi
pada Universitas Samawa UNSA, Sumbawa Besar, 2014, h. 30, tidak dipublikasikan.
48
Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar dan Nadia Maulisa Benemay, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 117
49
Ibid.
usaha yang nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba atau sisa hasil usaha koperasi.
50
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 41 dijelaskan bahwa Peningkatan sisa hasil usaha dari suatu koperasi sangat tergantung pada
kegiatan yang dijalankannya, dari segi aspek keuangan pendapatan SHU akan terlaksana apabila pada koperasi tersebut tersedia modal
sendiri yang mencukupi dimana yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan dan hibah. Disamping itu juga tambahan
modal yang diperoleh dari luar hutang yang dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya atau anggotanya, Bank dan lembaga keuangan lainnya,
penerbitan obligasi dan surat utang lainnya, sumber lain yang sah serta volume usaha yang berasal dari penjualan barang atau jasa pada koperasi
tersebut.
51
Sedangkan menurut Sugiharsono dalam Rama Kurni Irawansyah, menyatakan bahwa ada beberapa indikator peningkatan Sisa Hasil Usaha
yaitu kepuasan anggota, kesejahteraann anggota, perkembangan jumlah anggota, permodalan, dan perkembangan usahanya volume usaha,
pangsa pasar, harga saham dan labakeuntungan.
52
Sementara itu, pada Pasal 43 2 UU No 251992 menjelaskan pelayanan usaha, jasa usaha, partisipasi anggota terhadap modal dapat
meningkatkan pendapatan koperasi.
53
Berdasarkan beberapa pendapat indikator peningkatan SHU di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan SHU dari suatu koperasi dapat di
tentukan dari dua indikator yaitu aspek keuangan dan non keuangan. Aspek keuangan merupakan modal awal untuk perkembagan suatu
50
Arifin Sitio dan Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, Jakarta: Erlangga, 201l, h. 142
51
Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Koperasi, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2010, h. 163
52
Rama Kurni Irawansyah, “Analisis Tingkat Profesionalisme Pengurus dan Karyawan dalam Meningkatkan Sisa Hasil Usaha SHU Pada Koperasi Tunggal Karya Tahun 2013” Skripsi
pada Universitas Samawa UNSA, Sumbawa Besar, 2014, h. 30, tidak dipublikasikan.
53
Titik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soedjoedono, Ekonomi Skala KecilMenengah dan Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h. 81
koperasi sedangkan non keuangan bagaimana cara koperasi untuk menarik minat masyarakat menjadi anggota koperasi tersebut, karna
semakin banyaknya anggota dalam koperasi tersebut dapat menambah pendapatan SHU dalam koperasi tersebut.
B. Penelitian yang Relevan
Dari hasil penelusuran penulis menemukan beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan pengaruh partisipasi anggota koperasi terhadap sisa
hasil usaha. Penelitian Heri Nurranto dan Firdaus yang berjudul Pengukuran
Tingkat Partisipasi Anggota dan Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Koperasi dalam
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Universitas Indraprasta PGRI, 2015. Analisis ini didasarkan pada perspektif bahwa, keberhasilan koperasi sangat
dipengaruhi oleh kualitas partisipasi anggotanya. Dengan menganalisis faktor-faktor yang melatarbelakangi partisipasi anggota, dimana perhatian
khusus ditujukan pada variabel yang dapat merangsang anggota untuk memanfaatkan produk dan keberadaan koperasi sebagai bentuk partisipasi.
Selanjutnya, peneliti menguji model integratif yang terdiri dari aspek anggota, manajemen koperasi, program partisipasi, kualitas partisipasi dan
keberhasilan koperasi. Model ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan, yaitu melalui data kuesioner dari 108 Anggota Kopkar Unindra dan
hasil perhitungan software SmartPLS membuktikan bahwa Aspek Anggota berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota dengan nilai
koefisien beta 0,5396, t-value 5,2487. Manajemen koperasi berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota dengan nilai koefisien beta
0,1899, t-value 2,269. Program partisipasi berpengaruh positif terhadap kualitas partisipasi anggota dengan nilai koefisien beta 0,1523 dan t-value
1,6701 dan kualitas partisipasi anggota berpengaruh positif terhadap keberhasilan koperasi dengan nilai koefisien beta 0,4934.dan t-value 5,9336
R-square pada konstruk kualitas partisipasi anggota dalam model struktural
sebesar 0,4879, artinya bahwa aspek anggota, manajemen koperasi dan program partisipasi secara bersama-sama mampu menjelaskan konstruk
kualitas partisipasi anggota sebesar 48,79. Sementara konstruk keberhasilan koperasi mempunyai koefisien R-square sebesar 0,2434 artinya bahwa
konstruk kualitas partisipasi anggota mampu menjelaskan konstruk keberhasilan koperasi sebesar 24,34.
54
I Gede Suputra, Gede Putu Agus Jana Susila, Wayan Cipta penelitiannya yang berjudul Pengaruh Modal Sendiri, Total Aset, Dan
Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha SHU Pada Koperasi Simpan Pinjam dalam e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Manajemen Volume 4 Tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh temuan eksplanatif yang teruji tentang pengaruh 1 modal
sendiri, total aset, dan volume usaha secara simultan terhadap SHU, 2 modal sendiri, total aset, dan volume usaha secara parsial terhadap SHU pada
Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Buleleng. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif kausal. Subjek penelitian ini adalah Koperasi
Simpan Pinjam di Kabupaten Buleleng, dan objek penelitian adalah modal sendiri, total aset, volume usaha, dan SHU. Data dikumpulkan dengan
pencatatan dokumen, dan dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 ada pengaruh positif dan
signifikan secara simultan dari modal sndiri, total aset, dan volume usaha terhadap SHU, 2 ada pengaruh positif dan signifikan secara parsial dari
modal sendiri, total aset, dan volume usaha terhadap SHU pada Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Buleleng.
55
Dhanie Istiani Aromatika dalam penelitiannya yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Pada KUD Makmur Jaya
Kecamatan Jekulo Kudus Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
54
Heri Nurranto dan Firdaus Budhy Saputro, “Pengukuran Tigkat Partisipasi Anggota dan Pengaruhnya Terhadap Keberhasilan Koperasi”, Jurnal Sosio e-KONS, Vol. 2, 2015, h. 111.
55
I Gede Suputra, Gede Putu Agus Jana Susila dan Wayan Cipta, “Pengaruh Modal Sendiri, Total Aset, Dan Volume Usaha Terhadap Sisa Hasil Usaha SHU Pada Koperasi Simpan
Pinjam”, e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Vol. 4, 2016, h. 1.
Ekonomi Universitas Negeri Semarang 2011. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa kepuasan anggota dalam kategori tinggi dilihat dari masih
rendahnya indikator melakukan kembali transaksi produk sehingga saran yang dapat diberikan adalah memberikan doorprize atau hadiah untuk
anggotanya. Motivasi anggota dalam kategori tinggi, tetapi pada indikator kesadaran anggota dalam permodalan masih rendah. Tingkat kepercayaan
anggota dalam kategori tinggi, tetapi pada indikator memiliki kepentingan lebih besar terhadap koperasinya masih terlihat rendah, lingkungan usaha
dalam kategori baik, tetapi pada indikator lingkungan sosial masih kurang baik, kualitas pelayanan dalam kategori baik, tetapi pada indikator wujud
fisik masih kurang baik, partisipasi anggota dalam kategori baik, tetapi pada indikator keikutsertaan dalam permodalan kurang baik.
56
Tuti Wahyuning dalam penelitiannya yang berjudul Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sisa hasil Usaha SHU di KPRI BINA KARYA
Balongpanggang-Gresik dalam Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 01 Nomor 01
Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha terhad sisa hasil
usaha dan untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI Bina Karya Balongpanggang-Gresik. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptis kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
sisa hasil usaha, sedangkan variabel bebasnya yaitu aspek keuangan koperasi yang meliputi modal sendiri, modal pinjaman dan volume usaha. Hasil regresi
menunjukkan bahwa variabel modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha, sedangkan variabel modal pinjaman dan volume usaha tidak
berpengaruh signifikan terhadap sisa hasil usaha. Dari ketiga variabel tersebut, modal sendiri merupakan variabel yang paling dominan
mempengaruhi sisa hasil usaha di KPRI Bina Karya Balongpanggang-Gresik tahun 1999-2012. Besar pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha
56
Dhanie Istiani Aromatika, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota Pada KUD Makmur Jaya Kecamatan Jekulo Kudus”, Skripsi pada Universitas Negeri Semarang,
Semarang, 2011, h. ix, tidak dipublikasikan.
sebesar 84,11. Sedangkan nilai R2 sebesar 97,75 persen artinya kemampuan variabel independen dapat mempengaruhi variabel dependen
sebesar angka tersebut, sisanya sebesar 2,25 persen dipengaruhi oleh variabel lain.
57
Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, maka penulis membuat tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan
No Nama Judul
Penelitian Sumber
Hasil Penelitian
1
Heri Nurranto
dan Firdaus Budhy
Saputro
Pengukuran Tingkat
Partisipasi Anggota dan
Pengaruhnya Terhadap
Keberhasilan Koperasi
Jurnal Sosio e- KONS.
Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Fakultas Ilmu
Pendidikan dan Pengetahuan
Sosial Universitas
Indraprasta PGRI, 2015
Aspek anggota, manajemen koperasi,
dan program partisipasi
berpengaruh positif terhadap Kualitas
Partisipasi Anggota. Sedangkan kualitas
partisipasi anggota berpengaruh positif
terhadap keberhasilan koperasi.
2 I
Gede Suputra,
Gede Putu Agus Jana
Susila, Wayan
Cipta Pengaruh
Modal Sendiri, Total Aset,
Dan Volume Usaha
Terhadap Sisa Hasil Usaha
e-Journal Bisma Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan
Manajemen Volume 4 Tahun
2016 Menunjukkan bahwa
ada pengaruh positif dan signifikan secara
simultan dari modal sndiri, total aset, dan
volume usaha terhadap SHU, dan
57
Tati Wahyuning, “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Sisa Hasil Usaha SHU di KPRI BINA KARYA Balongpanggang Gresik”,Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 01, 2013, h. 1.
No Nama Judul
Penelitian Sumber
Hasil Penelitian
SHU Pada Koperasi
Simpan Pinjam
ada pengaruh positif dan signifikan secara
parsial dari modal sendiri, total aset, dan
volume usaha terhadap SHU pada
Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten
Buleleng.
3 Dhanie
Istiani Aromati
ka
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Partisipasi
Anggota Pada KUD Makmur
Jaya Kecamatan
Jekulo Kudus Skripsi Jurusan
Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas
Negeri Semarang
2011
Berdasarkan hasil analisis deskriptif
diperoleh partisipasi anggota KUD
Makmur Jaya termasuk kriteria baik.
Kepuasan anggota termasuk dalam
kategori tinggi, motivasi anggota
termasuk dalam kategori tinggi, tingkat
kepercayaan anggota termasuk dalam
kategori tinggi, lingkungan usaha
termasuk dalam
kategori baik, dan kualitas pelayanan
dalam kategori baik