perubahan, mencoba memanfaatkan lahan yang ada untuk dijadikan lokasi budidaya ikan lele.
Jadi, dalam pertemuan ini output atau hasil dari diskusi adalah persiapan petugas sebagai tim agen perubahan, yaitu yang menjadi tim agen peubahan
adalah dari warga RW 05 itu sendiri, dimana yang menjadi change agent adalah mereka yang sudah sadar akan permasalahan yang ada di wilayahnya dan
mempunyai keinginan untuk melakukan perubahan terhadap warga sekitar serta lingkungannya.
Selanjutnya adalah pembahasan penyiapan lapangan. Output atau hasil yang didapat dari diskusi, yaitu lokasi yang dijadikan target atau sasaran
pemberdayaan adalah di wilayah RT 02 RW 05 Kelurahan Rorotan. Adapun wawancara dengan Rustono anggota Kelompok Budidaya Ikan
Pokdakan Budi Ilma Sejahtera: “Ada lahan kosong di wilayah ini yang sudah lama dibiarkan,
lahan itu dahulunya bekas pemancingan. Sudah lama tidak dipakai jadi kita ambil alih lahan itu jadi tempat budidaya”
2
Dan jawaban ini dipertegas oleh ketua Kelompok Budidaya Ikan Pokdakan Budi Ilma Sejahtera:
“Jadi, terdapat lahan tidur sudah puluhan tahun, kita ambil alih untuk kegiatan di wilayah RW 05. Tujuannya adalah untuk mendongkrak
kehidupan masyarakat ekonomi menengah. ”
3
2
Wawancara pribadi dengan Rustono anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera, 07 Desember 2015
Jadi dalam tahapan persiapan ini setelah melakukan pertemuan dan diskusi antara partisipan yang hadir, maka output yang dihasilkan dari pertemuan
ini adalah persiapan petugas sebagai agen tim perubahan, yaitu yang menjadi tim agen perubahan adalah warga dari RW 05 itu sendiri. Dimana yang menjadi
change agent adalah mereka yang sudah sadar akan permasalahan yang ada di wilayahnya dan mempunyai keinginan untuk melakukan perubahan terhadap
warga sekitar serta lingkungannya, dan yang menjadi change agent adalah H.A Kurtubi, Amroini, Achmad Ganin dan Muhajir, dimana mereka adalah pendiri
dari Kelompok Budi Ilma Sejahtera.
2. Tahap Assesment Identifikasi Masalah
Proses assessment yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang ada kebutuhan yang dirasakan serta sumber daya yang dimiliki.
Dalam tahapan
assessment, kegiatan
yang dilakukan
adalah mengidentifikasi maslah yang ada di wilayah RW 05. Dalam proses ini untuk
memperoleh informasi mengenai masalah atau kebutuhan yang mereka rasakan adalah dengan menggunakan metode diskusi. Partisipan dalam diskusi ini adalah
RW 05, pihak Kelurahan dan warga sekitar yang menjadi undangan dalam diskusi
sebelumnya.
Setelah diskusi mengenai kebutuhan yang dirasakan, maka output yang didapat dari hasil pertemuan antara ketua RW 05, warga sekitar dan pihak
3
Wawancara pribadi dengan Achmad Ganin Ketua Kelompok Budi Ilma Sejahtera, 26 Mei 2015
Kelurahan adalah dalam hal ini masalah yang dihadapi warga di RW 05 kelurahan Rorotan adalah pengangguran, ada sekitar 3.985 Orang yang terdata dalam
laporan bulan September 2015 di wilayah Kelurahan Rorotan yang warganya menjadi pengangguran. Selain masalah pengangguran, masalah lain yang
dihadapi wilayah ini adalah warganya yang berpenghasilan rendah.
Tidak adanya keahlian atau status pendidikan yang rendah menjadi pemicu warga di Kelurahan Rorotan menjadi pengangguran dan berpenghasilan
rendah. Kebutuhan yang dirasa penting untuk bisa mengurangi angka pengangguran di wilayah Kelurahan Rorotan dan bisa membantu menambah
penghasilan warga di wilayah tersebut adalah dengan mengadakan program atau
kegiatan yang bisa menambah pengetahuan dan keahlian dari warga itu sendiri. 3.
Tahap Perencanaan Alternatif Program Kegiatan
Setelah proses identifikasi masalah dilakukan, tahap selanjutnya adalah tahap perencanaan alternatif programkegiatan. Pada hasil pembahasan
sebelumnya dimana antara partisipan, yaitu ketua RW 05, warga sekitar dan pihak kelurahan sudah dapat mengidentifikasikan masalah dan melihat sumber daya
yang dimiliki warga sekitar. Selanjutnya, merumuskan programkegiatan yang akan mereka lakukan sebagai upaya dalam mengurangi angka pengangguran dan
membantu warga dalam menambah penghasilannya. Dalam tahapan perencanaan alternatif program atau kegiatan, proses yang
dilakukan sama dengan tahapan-tahapan sebelumnya, dimana partisipan yang
hadir adalah mereka yang sebelumnya sudah hadir dalam proses identifikasi masalah. Metode yang dilakukan dalam tahapan ini juga masih menggunakan
metode diskusi. Dalam tahapan ini, output yang didapat adalah warga RW 05 yang
menjadi partisipan dalam diskusi mengenai perencanaan alternatif program, sudah dapat merumuskan programkegiatan yang akan mereka lakukan. Terbukti dari
hasil pertemuan gagasan yang muncul adalah dari warga sendiri, itu artinya mereka sadar akan permasalahan yang lingkungan mereka hadapi dan sudah dapat
merumuskan programkegiatan yang akan mereka lakukan. Kegiatan yang akan mereka lakukan adalah budidaya ikan lele. Kegiatan
ini dipilih karena budidaya ikan lele dianggap lebih mudah cara pengelolaannya dan pemasarannya.
Seperti yang disampaikan langsung dari salah satu anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera:
“lele dipilih karena lebih mudah, dalam pengelolaannya, dan pemasarannya. Karena kita anggap lele itu untuk dikonsumsi semua orang,
jadi lebih mudah pemasaran, perawatannya pun lebih mudah dibanding kita ternak yang lain.
”
4
4. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program Kegiatan
Dalam Kelompok Budidaya Ikan pokdakan Budi Ilma Sejahtera ada dua macam kegiatan yang dilakukan, yaitu pembibitan dan pembesaran. Sebelum
4
Wawancara pribadi dengan Hayul Qoyum anggota Budi Ilma Sejahtera, Jakarta, 9 Januari 2015