hadir adalah mereka yang sebelumnya sudah hadir dalam proses identifikasi masalah. Metode yang dilakukan dalam tahapan ini juga masih menggunakan
metode diskusi. Dalam tahapan ini, output yang didapat adalah warga RW 05 yang
menjadi partisipan dalam diskusi mengenai perencanaan alternatif program, sudah dapat merumuskan programkegiatan yang akan mereka lakukan. Terbukti dari
hasil pertemuan gagasan yang muncul adalah dari warga sendiri, itu artinya mereka sadar akan permasalahan yang lingkungan mereka hadapi dan sudah dapat
merumuskan programkegiatan yang akan mereka lakukan. Kegiatan yang akan mereka lakukan adalah budidaya ikan lele. Kegiatan
ini dipilih karena budidaya ikan lele dianggap lebih mudah cara pengelolaannya dan pemasarannya.
Seperti yang disampaikan langsung dari salah satu anggota Kelompok Budi Ilma Sejahtera:
“lele dipilih karena lebih mudah, dalam pengelolaannya, dan pemasarannya. Karena kita anggap lele itu untuk dikonsumsi semua orang,
jadi lebih mudah pemasaran, perawatannya pun lebih mudah dibanding kita ternak yang lain.
”
4
4. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program Kegiatan
Dalam Kelompok Budidaya Ikan pokdakan Budi Ilma Sejahtera ada dua macam kegiatan yang dilakukan, yaitu pembibitan dan pembesaran. Sebelum
4
Wawancara pribadi dengan Hayul Qoyum anggota Budi Ilma Sejahtera, Jakarta, 9 Januari 2015
melakukan proses pembesaran terlebih dahulu Kelompok Budi Ilma Sejahtera melakukan proses pembibitan, dan langkah selanjutnya adalah pembesaran ikan
lele. Dalam tahapan ini, partisipan yang ikut dalam proses pembibitan dan pembesaran adalah semua anggota dari Kelompok Budi Ilma Sejahtera.
Adapun tahapan pembibitan ikan lele yang dilakukan Kelompok Budi Ilma Sejahtera, sebagai berikut:
a. Pembibitan Ikan Lele
Tahapan awal yang dilakukan sebelum mulai proses pembesaran ikan lele adalah proses pembibitan, untuk mendapatkan bibit langkah pertama yang
dilakukan adalah menyatukan antara indukan lele betina dengan indukan lele jantan yang berkualitas untuk dikawinkan lalu disatukan di dalam kolam atau bak
dan untuk usia indukan adalah di atas satu tahun dan indukan harus sehat dari segala macam penyakit, selanjutnya untuk proses perkawinan waktunya kurang
lebih satu hari satu malam. Setelah dilihat induk sudah bertelur kemudian segera kolam atau bak yang
digunakan untuk tempat perkawinan ikan kolam atau bak diberi ijuk, tujuannya agar telur berkumpul di ijuk tersebut dan lebih mudah untuk melihat dan
mengontrolnya. Setelah telur terkumpul semua di ijuk kemudian pisahkan antara indukan dan telurnya.
Untuk proses pembibitan tidak berhenti disitu, setelah dipisahkan antara indukan dengan telur, telur harus tetap dikontrol. Selanjutnya, telur dikontrol
apakah ada telur yang berwarna putih dan yang berwarna hitam, pisahkan antara dua telur tersebut. Untuk telur yang berwarna putih adalah telur yang gagal dan
untuk telur yang berwarna hitam kembali dipelihara di kolam atau bak kembali dan air diganti dengan yang baru.
Proses selanjutnya adalah tunggu selama 1 x 24 jam dan telur akan menetas dengan sendirinya. Setelah telur menetas dibiarkan terlebih dahulu di dalam
kolam atau bak, selama masa pembesaran bibit pakan yang diberikan adalah cacing sutra, kemudian setelah umur satu bulan diadakan penyortiran dan dipilih
bibit yang berukuran 3 cm sampai 4 cm. Setelah proses pembibitan selesai dan telah mendapatkan bibit yang
berkualitas, langkah selanjutnya yang dilakukan Kelompok Budidaya Ikan pokdakan Budi Ilma Sejahtera adalah proses pembesaran. Dimana proses
pembesaran ini memerlukan waktu kurang lebih tiga bulan.
b. Pembesaran Ikan Lele
Untuk pembesaran ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sampai akhirnya memanen ikan lele, hasil dari pembesaran selama kurang lebih tiga
bulan masa pembesaran. Ada beberapa proses yang dilakukan dalam pembesaran ikan lele di Kelompok Budidaya Ikan Pokdakan Budi Ilma Sejahtera, langkah
pertama yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan lele adalah penyiapan
kolam tempat ikan lele.