Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
bahkan naik. Tidak dapat dipungkiri, meskipun data kemiskinan di Indonesia atau di daerah-daerah menurun, akan tetapi kemiskinan masih menyelimuti masyarakat
Indonesia sampai saat ini dan masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan hidupnya.
Kemiskinan dapat menunjuk pada kondisi individu, kelompok, maupun situasi kolektif masyarakat. Sebuah bangsa atau negara secara keseluruhan bisa
pula dikategorikan miskin.
4
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan, jarang ditemukan kemiskinan yang hanya disebabkan oleh faktor
tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait satu sama lain, seperti mengalami kecacatan, memiliki
pendidikan rendah, tidak memiliki modal atau keterampilan untuk berusaha, tidak tersedianya kesempatan kerja, terkena pemutusan hubungan kerja PHK, tidak
adanya jaminan sosial pensiun, kesehatan, kematian, atau hidup di lokasi terpencil dengan sumberdaya alam dan infrastruktur yang terbatas.
5
Di Indonesia, faktor yang sering dijumpai sebagai penyebab terjadinya kemiskinan adalah karena tidak tersedianya kesempatan kerja sehingga
masyarakat Indonesia banyak yang menjadi pangangguran. Menurut Ida Bagoes Mantra, pengangguran adalah bagian dari angkatan
kerja yang sekarang ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini sering sekali diartikan sebagai keadaan pengangguran terbuka. Begitu pula
4
Edi Suharto, Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan, h. 16
5
Ibid, h. 17.
dengan yang dikatakan Dumairy, dijelaskan bahwa pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan lengkap. Lengkapnya orang yang tidak berkerja
dan masih atau sedang mencari pekerjaan.
6
Saat ini kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia. Memang, antara kemiskinan dan pengangguran adalah dua
masalah yang saling berkaitan satu sama lain. Karena kemiskinan itu salah satunya lahir dari adanya pengangguran atau dengan kata lain tidak tersedianya
kesempatan kerja bagi masyarakat. Pengangguran di kota meningkat seiring dengan urbanisasi dan
meningkatnya pendidikan. Akan tetapi sektor industri tidak berkembang sejalan dengan pertumbuhan tenaga kerja, sehingga memperbesar pengangguran.
Disamping itu ada pula pengangguran yang berpendidikan. Mereka gagal mendapatkan pekerjaan karena kerasnya persaiangan dan tiadanya perencanaan
tenaga kerja. Dengan tingkat rata-rata tahunan penduduk kota sebesar 4,5, 20 adalah pengangguran. Akan tetapi pengangguran tersembunyi merupakan ciri
utama sebagian besar Negara terbelakang. Pengangguran seperti itu tampil secara terpaksa, setiap orang bersedia kerja tetapi mereka tidak mendapatkan kerja
karena tiadanya faktor pendukung.
7
6
Ahmad Rifki Fathurrohman, “Peran Abah Nasrudin dalam Pemberdayaan Masyarakat Melalui Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor
,” Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014, h. 1
7
M.L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h.22
Pada tahun 2015 ini, angka pengangguran di Indonesia bertambah 300 Ribu orang. Penyebab bertambahnya pengangguran pada tahun ini disebabkan
oleh perlambatan ekonomi. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia belakangan ini ternyata mambawa dampak buruk bagi sektor tenaga kerja. Badan
Pusat Statistik melaporkan, Februari 2014 sampai Februari 2015 jumlah pengangguran meningkat 300 ribu orang yang totalnya mencapai 7,45 juta orang.
8
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, peran pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam hal ini. Pemerintah harus bisa membuat kebijakan yang dapat
menciptakan lapangan pekerjaan. Karena pada dasarnya Negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan dan memberikan kesempatan bagi masyarakat
untuk bekerja dan hal tersebut sudah ditetapkan di dalam undang-undang. Sesuai UUD 1945, pasal 27 ayat 2 bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebenarnya upaya pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan
mengurangi angka pengangguran sudah banyak dilakukan. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat bukan hanya kewajiban pemerintah
semata, melainkan juga kewajiban seluruh masyarakat untuk dapat mensejahterakan kehidupannya sendiri. Kebijakan pemerintah atau program yang
dibuat untuk masyarakat miskin sering kali kurang tepat sasaran. Program seperti Bantuan Langsung Tunai BLT, BBM bersubsidi dan Kartu Jakarta Pintar KJP
8
Siswanto dan Dian Kusumo Hapsari , “BPS: 2015, Pengangguran Indonesia Bertambah 300
Ribu Orang,” artikel diakses pada 29 September 2015 dari http:www.suara.combisnis20150505172548bps-2015-pengangguran-indonesia-bertambah-300-
ribu-orang
nyatanya bukan hanya masyarakat miskin yang menikmati, melainkan masyarakat yang mampu dari segi ekonomi juga ikut menikmatinya sehingga manfaat dari
program yang sudah dibuat tidak semua masyarakat miskin menikmati dan program-program seperti itu juga terkesan memanjakan masyarakat sehingga
mereka hanya menunggu datangnya bantuan tanpa ada usaha dari diri mereka sendiri. Karena itulah mengapa harus adanya kesadaran dan kemauan dari
masyarakat untuk bisa bangkit dari jurang kemiskinan tanpa menunggu dan berharap program atau bantuan dari pemerintah yang sering kurang tepat sasaran.
Masyarakat Indonesia jelas sadar akan keadaan ekonomi di tanah air. Untuk bisa keluar dari lingkaran kemiskinan mereka juga harus berusaha mencari
pekerjaan yang layak, yang bisa menghidupi dirinya beserta keluarganya demi mengubah keadaan hidupnya agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
Usaha untuk mencari pekerjaan salah satunya tercermin dalam QS. At- Taubah 9 : 105.
Artinya: dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
9
9
Departemen Agama, Al –Qur’an dan Terjemahannya Bandung: CV. Penerbit Di Ponogoro,
2005, h.203
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai orang-orang mukmin agar bersungguh-sungguh dalam mencari pekerjaan dan apa yang sudah kita kerjakan
itu akan mendapatkan balasan yang setimpal. Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk bekerja atau mencari pekerjaan dengan bersungguh-sungguh dan
tidak mudah putus asa. Dalam mencari pekerjaan sebaiknya sesuaikan dengan kemampuan dan minat yang dimiliki, agar apa yang dikerjakan dapat berhasil dan
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Akan tetapi kadang kala mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah,
terlebih untuk di daerah perkotaan seperti Jakarta yang banyak persaingan dalam hal mendapatkan pekerjaan mulai dari persaingan dalam tingkat pendidikan dan
keahlian yang dimiliki. Tingkat pendidikan pengangguran didominasi tamatan SMU ke bawah
mengindikasikan sulitnya penyerapan angkatan kerja. Tindakan yang dapat dilakukan pemerintah misalnya perbaikan layanan pendidikan, khususnya
pendidikan formal, dan mengurangi angka siswa putus sekolah.
10
Sedangkan cara lain untuk bisa mengurangi jumlah pengangguran adalah dengan berwirausaha. Wirausaha relatif bisa bertahan dalam menghadapi
permasalahan ekonomi yang sering terjadi. Keberadaannya juga memiliki peluang yang cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat
Indonesia.
10
Tim W ebsite, “Perkembangan dan Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia,” artikel
diakses pada 29 September 2015 dari http:keuda.kemendagri.go.idartikeldetail19-perkembangan- dan-solusi-masalah-pengangguran-di-indonesia
Selain itu kehadiran dan peranan wirausaha akan memberikan pengaruh terhadap kemajuan perekonomian dan perbaikan pada keadaan ekonomi. Karena
wirausaha dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan pemerataan pendapatan, memanfaatkan dan
memobilisasi sumberdaya untuk meningkatkan produktivitas nasional. Sektor informal merupakan alternatif yang dapat membantu menyerap pengangguran.
11
Buchari Alma, memberikan definisi yang luas mengenai wirausaha, dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat
adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Pengertian wirausaha disini menekankan pada setiap orang yang
memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan
menciptakan suatu organisai.
12
Ada berbagai macam jenis usaha yang bisa digarap, yaitu usaha ekstraktif, agraris, industri, perdagangan, dan jasa. Salah satu jenis usaha yang sering
digarap oleh masyarakat yang notabennya belum pernah berwirausaha adalah usaha di bidang agraris. Usaha agraris mencakup berbagai usaha pengelolaan
kebun, perdagangan hasil-hasil pertanian agrobisnis yang dapat diusahakan
11
Ibid
12
Buchari Alma, Kewirausahaan Bandung: Alfabeta, 2011. h. 24
untuk setiap produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan perternakan.
13
Berwirausaha di sektor perikanan juga tidak kalah menguntungkannya dengan berwirausaha di sektor pertanian. Selain bisa menguntungkan,
berwirausaha di sektor perikanan juga bisa memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki Indoneisa.
Perikanan mempunyai peran penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan
kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan taraf hidup bangsa pada umumnya, nelayan kecil, pembudidaya ikan kecil, dan pihak-pihak pelaku usaha
di bidang perikanan dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian, dan ketersediaan sumber daya ikan.
14
Dari sektor perikanan, biasanya masyarakat menjalankan usaha budidaya lele. Usaha budidaya lele merupakan salah satu usaha yang dapat ditekuni oleh
masyarakat yang baru memulai usaha sekalipun. Ikan lele merupakan ikan yang habitatnya di air tawar, ciri-ciri ikan lele adalah memiliki tubuh yang licin dan
mempunyai kumis di sekitar mulutnya. Permintaan akan ikan ini pasti selalu ada karena banyak peminatnya, terutama untuk dijadikan lauk pauk.
13
Ibid, h. 137
14
Undang-Undang Perikanan 2004, UU RI No. 31 Th. 2004 Tentang Perikanan, Jakarta: Sinar Grafika, 2006. h. 49
Kebutuhan ikan lele untuk konsumsi semakin hari semakin meningkat. Baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, untuk lauk jamuan pernikahan,
maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah makan dan restoran.
15
Dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi ikan lele, itu bisa dijadikan salah satu peluang
melakukan usaha. Dengan melihat permasalahan kemiskinan dan pengangguran yang tak
kunjung teratasi di Indonesia terutama untuk wilayah Jakarta dan dengan melihat adanya peluang usaha yang besar dari meningkatnya kebutuhan ikan lele
konsumsi, Kelompok Budidaya Ikan Pokdakan Budi Ilma Sejahtera memanfaatkan peluang ini menjadi sebuah usaha yang terorganisir.
Lahirnya Kelompok Budidayaan Ikan Pokdakan Budi Ilma Sejahtera adalah diawali dari keinginan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang
diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran, selain itu terciptanya kelompok ini adalah untuk meningkatkan perekonomian dan
taraf hidup masyarakat di wilayah tersebut.
16
Kelompok Budi Ilma Sejahtera, memfokuskan budidaya dengan dua kegiatan yaitu, pembibitan dan pembesaran. Kelompok ini sudah berdiri dari
tahun 2010, selama rentang waktu tersebut sudah banyak pengalaman yang kelompok ini rasakan. Mulai dari pengalaman kegagalan karena ikan yang mereka
15
Warsino dan Kres Dahana, Meraup Untung dari Beternak Lele Sangkuriang, Yogyakarta: Lily Publisher, 2009, h. 1
16
Wawancara Pribadi dengan Achmad Ganin Ketua Kelompok Budi Ilma Sejahtera, Jakarta, 26 Mei 2015
budidayakan hampir semuanya mati, kekurangan pasokan bibit induk, pakan lele yang mahal dan sampai akhirnya keberhasilanlah yang mereka peroleh dengan
mengalirnya pundi-pundi rupiah setiap kali panen.
17
Kegiatan budidaya yang kelompok ini lakukan di bawah binaan dua lembaga terkait, yaitu Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta
Utara dan Astra Autopart. Banyak pembelajaran yang kelompok ini dapatkan, mulai dari pelatihan pembudidayaan dan alternatif pemberian pakan lele. Semua
kegiatan yang dilakukan mempunyai satu tujuan yang sama yaitu masyarakat ekonomi mandiri.
18
Dengan binaan yang diberikan Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara dan Astra Autopart ini jelas menggambarkan bahwa, baik
dari instansi pemerintahan ataupun swasta memberikan perhatian yang lebih terhadap kegiatan usaha yang sedang dijalankan Kelompok Budidaya Ikan
Pokdakan Budi Ilma Sejahtera dengan memberikan bantuan peralatan ataupun pelatihan untuk pembudidayaan ikan lele.
Dengan melihat latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kelompok Budidaya Ikan Pokdakan Budi Ilma
Sejahtera karena di Kelurahan Rorotan banyak melakukan pemberdayaan ekonomi melalui kegiatan budidaya ikan. Kelompok Budi Ilma dipilih karena dari
beberapa pokdakan yang ada, kelompok inilah yang masih aktif melakukan
17
Ibid
18
Ibid
pemberdayaan. Maka peneliti hendak mengadakan penelitian tentang apakah kegiatan budidaya ikan lele berdampak pada meningkatnya perekonomian
anggota kelompok. Maka dengan ini penulis mengambil judul “
DAMPAK PEMBUDIDAYAAN
IKAN LELE
SANGKURIANG TERHADAP
PEREKONOMIAN ANGGOTA KELOMPOK : STUDI KASUS POKDAKAN BUDI ILMA SEJAHTERA KELURAHAN ROROTAN JAKARTA UTARA
”