c. Evaluasi Alternatif Konsumen menggunakan informasi yang diperoleh untuk mengevaluasi
berbagai alternative merek yang sudah diperoleh. Model proses evaluasi konsumen sekarang ini bersifat kognitif, artinya mereka memandang konsumen sebagai
pembentuk penilaian terhadp produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.
d. Keputusan Pembelian Proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian
produk. Terdapat dua keputusan yang mempengaruhi keputusan pembelian tersebut, yaitu: sikap orang lain dan faktor tidak terduga.
e. Perilaku setelah pembelian Tindakan yang diambil oleh konsumen setelah proses konsumsi dilakukan.
Hal ini akan memberikan gambaran terhadap kinerja produk. Jika kinerja produk lebih rendah dari harapan, pelanggan akan kecewa, jika sesuai dengan harapan,
pelanggan akan puas, jika melebihi harapan pembeli akan sangat puas.
2. 2 Penelitian Terdahulu
Fitriani 2008, melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Image Ultramilk terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen” Studi kasus
pada Mahasiswa Universitas Widyatama. Pada penelitian tersebut variabel dari Brand Image yang digunakan adalah: Atribut, Manfaat, Nilai, Budaya,
Kepribadian dan Pemakai.
Penelitian ini menganalisis pola hubungan antara variabel Citra merek Brand Image dengan Keputusan Pembelian Mahasiswa Universitas Widyatama.
Hasil analisis menunjukkan bahwa : 1. Terdapat pengaruh yang kuat antara brand Image dengan keputusan
pembelian konsumen. Dalam uji signifikansi terdapat koefisien determinasi R
2
yaitu dengan nilai sebesar 48,30 , hal ini menunjukkan bahwa brand Image mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar 48, 30 dan
sisanya sebesar 51, 70 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diukur. 2. Dari uji Signifikansi, diketahui t hitung sebesar 9, 568 sedangkan t Tabel
sebesar 1,6628 maka t Hitung lebih besar dari t tabel 9, 5681,6628. Dan berdasarkan kriteria pengujian Hipotesis yaitu jika t hit t tabel, maka Ho
ditolak dan Hi diterima, maka diperoleh hasil penelitian bahwa Brand Image yang baik mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian
Produk Ultramilk.
2 .3 Kerangka Konseptual
Merek merupakan salah satu atribut penting bagi perusahaan. Memberi merek yang tepat terhadap suatu produk, berarti memberi nilai tambah bagi
produk tersebut. Konsumen modern bukan saja menganggap merek hanya sebagai sebuah nama produk, tetapi terkadang menjadi identitas yang akan
membedakannya dengan produk lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama, dan hal ini akan mempermudah konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian Kothler Keller, 2007 : 332. Perusahaan harus memiliki
merek yang baik agar mudah dikenali konsumen. Hal ini sangat penting karena merek juga mampu menciptakan komunikasi dan dapat berinteraksi dengan
konsumen. Semakin kuat suatu merek maka semakin kuat pula interaksi yang terjalin dengan konsumen dan akan semakin banyak asosiasi merek yang
terbentuk. Interaksi yang terjadi akan bersifat positif jika terdapat kecocokan atribut-
atribut kepribadian merek dengan konsumen, dan akan menimbulkan ikatan yang kuat antara suatu merek dengan kepribadian seorang konsumen Ferrinadewi,
2008:155. Kemampuan suatu merek membangun komunikasi dengan pelanggan akan memiliki potensi yang kuat untuk meningkatkan Brand Image Durianto,
dkk, 2001: 2. Citra merek Brand Image yang terbentuk dengan baik akan membawa dampak yang positif bagi perusahaan, yaitu semakin meyakinkan
konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk dan akan meningkatkan motivasi konsumen untuk melakukan pembelian
Rangkuti, 2004:5. Brand Image merupakan salah satu pertimbangan penting bagi konsumen
sebelum melakukan pembelian. Image yang ada dibenak konsumen sangat bervariasi, tergantung persepsi masing-masing individu. Menurut Rangkuti,
2004:2-4 , Merek suatu produk dapat mengandung beberapa pengertian bagi konsumen yang dapat dilihat juga sebagai pembentuk brand Image, antara lain:
Atribut, Manfaat, nilai, dan Kepribadian. Produk dengan Brand Image yang positif dan diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya
dengan sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian dan sebaliknya
produk yang brand imagenya negatif dalam pandangan konsumen akan menyebabkan tingkat pembelian yang rendah.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :
Sumber : Rangkuti 2004 diolah Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
2. 4 Hipotesis