Proses Penelusuran Subjek Pengaruh Konsep Diri Negatif Terhadap Depresi Postpartum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013

signifikan antara pendidikan ibu postpartum dengan konsep diri negatif postpartum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan, artinya semakin banyak jumlah anak ibu postpartum maka konsep diri ibu postpartum semakin positif.

4.9. Proses Penelusuran Subjek

Ibu postpartum dengan konsep diri negatif diikuti perkembangannya selama ≥ 2 minggu dari sejak kuesioner konsep diri diisi ibu postpartum untuk mengetahui apakah ibu postpartum dengan konsep diri negatif beresiko untuk mengalami depresi postpartum. Untuk mengetahui kejadian depresi pada ibu postpartum dilakukan dengan pengisian kuesioner depresi yang terdiri dari 10 item pernyataan oleh postpartum. Waktu pengisian kuesioner depresi postpartum dilakukan 2 minggu setelah mulai pengamatan atau 2 minggu setelah gejala depresi postpartum mulai timbul.Karakteristik ketujuh ibu postpartum dengan konsep diri negatif adalah sebagai berikut: Tabel 4.15. Karakteristik Responden dengan Konsep Diri Negatif No NamaKet SA 22thn R 25thn HA 24thn SU 19thn RU 20thn R 27thn H 33thn 1 Suku Jawa Jawa Jawa Batak Jawa Jawa Batak 2 Agama Islam Islam Islam Kristen Islam Islam Kristen 3 Tempat tinggal Medan johor Marelan psr VI Titi papan Belawa n Bromo Mandala Starban 4 Tinggal bersama Orang tua Mertua Mertua Kontra- kan Mertua Rumah orang tua Kontra- kan 5 Bekerja tidak Tidak Jualan dirumah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak 6 Pendidikan SMA SMA SMA SMA SMK SMA SMP 7 Status marital Menikah 1X Menikah 1x Meni- kah 1x Meni- kah 1x Meni- kah 1x Menikah 1x Menikah 1x Universita Sumatera Utara Tabel 4.15 Lanjutan No NamaKet SA 22thn R 25thn HA 24thn SU 19thn RU 20thn R 27thn H 33thn 8 Tanggal melahirkan 17 Mei 2013 10 Mei 2013 14 Mei 2013 4 Mei 2013 8 Mei 2013 13 Mei 2013 19 Mei 2013 9 Proses persalinan SC Spontan SC SC Spontan SC SC 10 Usia kehamilan 38 mggu 37 mggu 38 mggu 42 mggu 40 mggu 39 mggu 38 mggu 11 Anak ke Satu Dua Satu Satu Dua Satu Satu 12 JKBB LK 3000 g P 3500 g LK 3200 g LK 3600 g P 3400 g LK 3200 g P 3300 g Pengamatan timbulnya gejala depresi postpartum mulai dilaksanakan tanggal 23 Mei 2013 sampai dengan tanggal 6 Juni 2013. Berikut adalah gambaran kondisi masing-masing subjek dan pengalaman peneliti secara singkat selama berlangsungnya penelitian: a. Responden 1 SA Responden berusia 22 tahun dengan tinggi badan 153 cm dan berat badan setelah melahirkan 57 kg. Responden mengalami penambahan berat badan selama kehamilan 10 kg. Responden tinggal dalam sebuah rumah sederhana yaitu tempat tinggal kedua orangtuanya. Ayahnya sudah meninggal dan tinggal ibu dan satu orang adik perempuannya yang sudah menikah dan tinggal bersama dengan ibunya. Ia adalah anak pertama dari dua orang bersaudara. Sejak menikah sampai hamil 7 bulan, responden tinggal bersama suami di sebuah rumah kontrakan. Pada saat usia kehamilan 6 bulan, suami responden ditangkap polisi karena bermain judi togel. Pada saat usia kehamilan 9 bulan, responden pindah ke rumah orangtuanya. Sejak suaminya Universita Sumatera Utara masuk penjara, responden sering merasa was-was dan ketakutan dalam menghadapi kehidupan selanjutnya. Pernikahan saat ini adalah pernikahan yang pertama yang telah ia jalani selama 2 tahun bersama dengan suaminya yang sekarang berumur 24 tahun, berpendidikan terkahir STM. Sejak menikah sampai sekarang suaminya tidak pernah memiliki pekerjaan yang menetap, pekerjaannya serabutan. Sampai pada saat beberapa bulan yang lalu, suaminya ditangkap polisi karena tertangkap polisi bermain judi togel dan ditempatkan di LP. Responden mengatakan bahwa pada saat pertama kali mendengar dirinya hamil, dia merasa bahagia begitu juga dengan suaminya. Dia berpendapat bahwa anak adalah anugerah yang paling membahagiakan. Tetapi dengan keadaan yang sekarang ini sekarang suami dalam LP responden sering murung dan kurang bergairah menghadapi kehidupan karena penopang keluarga tidak ada lagi sehingga tidak ada dana untuk memenuhi skebutuhan sehari-hari ditambah lagi kebutuhan bayi yang akan segera lahir. Hal ini disebabkan karena selama berumah tangga responden hanya sebagai ibu rumah tangga dengan kata lain tidak pernah bekerja sehingga ketika suami tidak ada responden merasa kehilangan harapan. Pada awalnya adanya ketidakpenerimaan dirinya terhadap Tuhan dengan keadaannya yang begini. Pada awal peristiwa suaminya, ada proses penyangkalan terhadap Tuhan. Mengapa dia harus menjalani hidup seperti ini. Universita Sumatera Utara Bayi yang dilahirkan responden pada tanggal 17 Mei 2013 dalam usia kehamilan 38 minggu adalah anak pertamanya. Proses persalinan yang dialami oleh ibu adalah SC dengan Jampersal. Bayinya berjenis kelamin laki- laki dengan berat badan 3000 gram. Pada tanggal 23 peneliti datang kerumah responden untuk melakukan pengamatan terhadap timbulnya gejala depresi postpartum. Selain datang langsung kerumah responden, peneliti juga melakukan kontak dengan responden melalui Hand Phone untuk melakukan pengamatan untuk timbulnya gejala depresi yang dialami responden. Walaupun setiap kali responden melakukan kunjungan kerumah, responden mengatakan selalu dalam keadaan baik, tetapi peneliti bisa merasakan bahwa responden mengalami tekanan batin. Hal ini dapat peneliti lihat dari mimik wajah responden dan responden pernah bertanya kepada saya apakah ada seseorang yang mau untuk mengasuh anaknya. Tetapi pada saat itu peneliti mengatakan tidak ada mengetahui siapa yang mau untuk merawat bayinya. Pada tanggal 31 Mei 2013 responden melakukan kunjungan kembali kerumah responden, tetapi tidak seperti biasanya peneliti tidak melihat bayi responden. Ternyata bayi tersebut telah diasuhkan kepada oranglain. Responden mengatakan bahwa lebih baik bayinya diasuh oleh orang lain akan mendapat hidup yang lebih baik daripada tinggal bersama responden tetapi mendapat kehidupan yang tidak layak. Terkadang rasa malu dialami responden atas kejadian ini. Tetapi dia hanya menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini ibu fokus untuk pemulihan tubuhnya, ibu mengalami Universita Sumatera Utara Sectio. Pemulihan tubuhnya seperti sebelum hamil sangat diharapkan berjalan dengan baik. Responden dan keluarganya berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak pertemuan pertama kali di rumah orangtua responden maupun selama kunjungan beberapa kali di rumah responden. b. Responden 2R, 23 tahun Responden berusia 23 tahun dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan setelah melahirkan adalah 48 kg. Subjek mengalami penambahan berat badan selama kehamilan 8 kg dari 45 kg berat badan sebelum kehamilan hingga 53 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden tinggal dalam sebuah rumah sederhana yaitu tempat tinggal mertuanya bersama mertua laki-laki, mertua perempuan, kakak, adik dan suaminya. Kakak perempuannya yang berusia 26 tahun belum menikah bekerja disebuah toko pulsa. Sedangkan adik iparnya masih sekolah kelas 3 SMA. Sejak menikah hingga sekarang responden tinggal bersama dengan mertua. Diakui oleh subjek bahwa keluarganya dan keluarga suami memiliki hubungan yang baik. Mertuanya juga menegaskan masalah-masalah yang dihadapi kedua keluarga tersebut misalnya permasalahan ekonomi, didiskusikan bersama-sama. Hubungan yang baik ini membuat responden merasa nyaman tinggal bersama dengan mertua sehingga ia bisa mempercayakan perawatan bayinya kepada mertuanya. Universita Sumatera Utara Pernikahan saat ini adalah pernikahan pertama yang ia jalani selama 3 tahun bersama suaminya yang berusia 24 tahun dengan pendidikan terakhir SD. Suaminya bekerja sebagai pedagang pajak pagi di Marelan. Rasa percaya diri subjek dan keyakinan akan kemampuannya seperti hal nya perawatan bayi tidak membuat responden menjadi panic setelah kelahiran bayinya nantinya karena ini merupakan anak kedua. Ketidaknyamanan dirasakan responden selama kehamilan adalah adanya gangguan perubahan fisiologis selama kehamilan yang semakin menguat ketika kehamilan memasuki usia lima bulan. Rongga perut dan pinggul yang sempit membuat responden terus memuntahkan makanannya dan sering merasakan sakit didaerah perut. Hal ini menimbulkan perasaan dilematis antara segera melahirkan bayi dengan premature atau menunggu hingga waktu yang normal untuk bersalin dengan konsekuensi harus menjalani persalinan secara Sectio Caesarea. Tetapi hal itu tidak terjadi karena responden melahirkan secara Spontan pada tanggal 10 Mei 2013. Bayi yang dilahirkan responden dengan usia kehamilan 37 minggu adalah anak keduanya. Berjenis kelamin prempuan dengan BB 3500 gr. Bayi masih diberikan susu formula karena ASI belum keluar.Responden merasa bersyukur karena proses persalinan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan yaitu proses spontan karena ada prediksi responden akan melahirkan dengan cara sectio. Universita Sumatera Utara Kekhawatiran perekonomian terkadang jadi pikiran responden tetapi responden mampu mengatasinya sehingga walaupun ada sedikit ketakutan tapi tidak sampai jadi pemikiran yang utama. Responden dan keluarganya berasal dari golongan sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak awal pertemuan dengan responden maupun beberapakali kunjungan ke rumah responden. c. Responden HA Responden adalah wanita yang berusia 24 tahun dengan tinggi badan 150 cm dab berat badan setelah melahirkan 53 kg. Responden mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan 12 kg dari 47 kg berat badan sebelum hamil hingga 59 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden menikah satu kali dengan usia pernikahan 2 tahun bersama suaminya yang saat ini berusia 25 tahun dengan pendidikan SMA. Pada saat ini responden tinggal bersama dengan mertuanya. Pada saat proses persalinan dan sampai lahirnya seorang bayi laki-laki ditengah-tengah keluarga disambut bahagia oleh keluarga. Masalah mulai timbul ketika bayi sudah dibawa pulang kerumah. Temperamen bayi yang suka menangis dan rewel membuat responden dan suami merasa kewalahan. Dampaknya responden tidak bisa istirahat dengan baik dan dengan adanya bekas luka operasi mengakibatkan responden tidak bisa bergerak secara bebas untuk memberikan asuhan kepada bayi. Keadaan yang demikian mengakibatkan responden sering marah-marah, Universita Sumatera Utara perubahan mood sehingga timbulnya gejala depresi seperti mudah marah, kurang nafsu makan, sedih , murung. Meningkatnya sensitivitas, dimana meningkatnya penyesuaian diri mulai dari mengurus bayi, cara merawat bayi dan ibu harus pulih kembali dari persalinan. Ibu terkadang merasa bahwa bayinya rewel karena ketidaksanggupannya menjadi seorang ibu yang baik bagi anaknya, sehingga responden kadang cemas dengan keadaan bayinya. Ditambah lagi kurangnya perhatian dari suami dan mertua responden. Responden dan keluarganya berasal dari golongan sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak awal pertemuan dengan responden maupun beberapakali kunjungan ke rumah responden. d. Responden SU 19 tahun Responden adalah wanita yang berusia 19 tahun dengan tinggi badan 152 cm dan berat badan setelah melahirkan 47 kg. Responden mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan sebanyak 9 kg dari 45 kg berat badan sebelum hamil hingga 54 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden menikah satu kali dengan usia pernikahan 1 tahun bersama dengan suaminya yang tamat SMA dan bekerja sebagai anak gudang bekerja di pelabuhan ikan belawan. Responden tinggal bersama dengan suami dirumah kontrakan. Selama kehamilan responden berharap akan melahirkan secara normal dan berharap juga mampu merawat bayinya dengan suami karena mereka merantau ke belawan. Harapan ibu untuk dapat melahirkan normal Universita Sumatera Utara tidak tercapai karena bidan mendiagnosis responden harus menjalani operasi karena bayinya tidak mengalami penurunan ke dasar panggul padahal pembukaan sudah lengkap. Ketidaksiapan mental untuk menjalani operasi membuat responden merasa takut untuk menjalani operasi. Responden melahirkan bayi laki-laki dengan BB 3600 gr. Kurangnya keadaan ekonomi mengakibatkan tersendatnya pembayaran biaya RS. Keadaan ini membuat responden kadang merasa takut dan panic dan merasa tidak mempunyai harapan untuk masa depan karena keadaan ekonomi yang tidak stabil. Pada awalnya responden menolak untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian karena responden merasa tidak bisa memberikan ataupun membantu penelitian dan takut akan intervensi yang dialami oleh responden. Dengan adanya permohonan peneliti dan peneliti menerangkan tidak akan ada intervensi yang akan dilakukan oleh peneliti yang akan merugikan responden. Akhirnya responden bersedia mengikuti penelitian. e. Responden 5 RU Responden adalah wanita yang berusia 20 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan setelah melahirkan 55 kg. Responden mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan sebanyak 10 kg dari 50 kg berat badan sebelum hamil hingga 60 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden tinggal bersama dengan mertua. Ini merupakan anak kedua dengan suaminya yang berumur 33 tahun dengan lama pernikahan 4 tahun. Anak Universita Sumatera Utara yang paling besar berumur 2 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Responden tinggal bersama mertua perempuan dan laki-laki. Selama kehamilan anak kedua responden khawatir dengan pengawasan terhadap anak mereka nantinya karena jarak anak pertama dan kedua tidak begitu jauh. Responden merasa belum siap untuk mengurus anak sekaligus dua, apalagi dua-duanya masih batita. Untunglah kekhawatiran ibu tidak sampai terjadi karena pada saat anak keduanya lahir, ibu mertuanya selalu ikut serta membantu perawatan bayi sampai menyiapkan setiap kebutuhan responden selama masa nifas. Hal ini cukup membuat responden merasa terbantu dan merasa beruntung memiliki ibu mertua yang baik ditambah lagi temperamen anak tidak sering menamgis. Himpitan ekonomi terkadang membuat responden merasa resah dan sedikit khawatir tetapi tidak sampai membuat responden merasa depresi. Responden tetap bersyukur dengan keadaan yang sekarang ini. f. Responden 6 R Responden adalah wanita yang berusia 27 tahun dengan tinggi badan 154 cm dan berat badan setelah melahirkan 60 kg. Responden mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan sebanyak 15 kg dari 48 kg berat badan sebelum hamil hingga 68 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden tinggal dalam sebuah rumah sederhana yaitu tempat tinggal kedua orangtua kandungnya, bersama ibu, bapak dan adiknya. Ia adalah anak pertama, adiknya seorang laki-laki masih bersekolah di SMA kelas 2. Sejak Universita Sumatera Utara menikah hingga sebelum melahirkan responden tinggal bersama mertuanya di lorong yang sama. Responden mengakui memiliki hubungan yang kurang terbuka dengan mertua. Pernikahannya dengan suami pada awalnya tidak direstui oleh pihak mertua. Demikian pula selama ia tinggal bersama dengan mertua, ia merasa bahwa dirinya kurang diterima oleh keluarga tersebut. Interaksi yang kurang menyenangkan, banyak melakukan pekerjaan rumah, rasa tidak suka karena kebiasaan ibu mertua yang suka menmbicarakan orang lain, dan merasa tidak disukai karena menjadi objek obrolan bagi ibu mertua dan tetangga-tetangganya dan merupakan tekanan baik tekanan fisik dan psikologis yang responden rasakan selama tinggal bersama dengan mertua. Pernikahan saat ini merupakan pernikahan yang pertama yang telah ia jalani selama satu tahun bersama suaminya yang berusia 30 tahun, berpendidikan STM. Suaminya yang ternyata tetangganya ini adalah bekerja sebagai supir di pabrik. Konsekuensi dari pekerjaan ini adalah mengharuskan suami berkali- kali pergi keluar kota untuk mengantarkan barang dengan jam kerja yang tidak pasti, bahkan hingga menginap beberapa hari. Pendidikan terakhir responden adalah SMA. Sebelumnya ia sudah memiliki pengalaman bekerja di salon buleknya selama kurang lebih delapan hingga Sembilan tahun sejak bersekolah hingga hamil empat bulan. Ia berencana menjadi ibu rumah tangga setelah melahirkan, sedangkan pencari nafkah adalah suaminya. Ibunya berjualan dirumah. Kehamilan merupakan pengalaman pertama bagi responden. Sebelum bersalin responden tidak begitu Universita Sumatera Utara suka dengan anak kecil dan tidak memiliki pengalaman dalam perawatan bayi. Ketidaknyamanan juga dirasakan karena citra tubuh menjelang persalinan yang jauh dari ideal karena penambahan berat badan diluar perkiraan, sehingga responden merasa dirinya tidak menarik terutama didepan suaminya. Selain itu, latar belakang yang kurang baik antara responden dengan keluarga mertua sehingga responden merasa kurang mendapat dukungan selama kehamilan sampai pada saat proses persalinan. Bayi yang dilahirkan pada tanggal 13 Mei 2013 dengan usia kehamilan 39 minggu adalah anak pertamanya. Responden menjalani persalinan dengan Sectio Caesarea oleh karena alasan medis. Bayi nya laki-laki dengan BB 3200 gr. Responden dan keluarganya berasal dari golongan dengan tingkat sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan ketika peneliti melakukan kunjungan beberapa kali kerumah responden. g. H 33 thn Responden berusia 33 tahun dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan setelah melahirkan 56 kg. subjek mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan 8 kg dari 48 kg berat badan sebelum hamil hingga 64 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden menikah satu kali dengan usia pernikahan 5 tahun bersama suaminya yang saat ini berusia 36 tahun dengan pendidikan terakhir SMP. Universita Sumatera Utara Responden belum memiliki anak dari usia pernikahan selama 5 tahun. Responden tinggal dalam sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana bersama suami. Pada saat hamil, responden melakukan pemeriksaan USG dan didapati hasil bayinya berjenis kelamin laki-laki. Sehingga responden dan keluarga memiliki harapan yang besar akan melahirkan anak laki-laki terlebih suami karena hamper 5 tahun mereka menikah tapi belum memiliki anak, saat kehamilan ini langsung diberikan anak laki-laki. Dengan adanya harapan ini, menyebabkan responden merasa khawatir dan cemas selama kehamilan terlebih pada saat proses persalinan. Responden sangat sedih bahkan tidak bisa terima saat petugas kesehatan mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan adalah bayi perempuan dengan proses SC. Responden menangis bahkan sampai saat ini responden masih sering menangis sendiri dan itu terlihat dari raut wajah responden yang nampaknya kurang bersemangat, dan responden terkadang kurang interest dengan kebutuhan bayinya. Harapan lahirnya seorang bayi laki-laki sebagai generasi penerus marga bagi keluarga merupakan hal yang paling diinginkan responden saat ini. Kelahiran bayi yang tidak sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan memberikan dampak perubahan emosional responden. Terlebih lagi responden merasa suami kurang memberikan perhatian dalam hal pengurusan bayi. Secara fisik dan psikologis ibu lelah, sehingga ibu kurang Universita Sumatera Utara memperhatikan penampilannya. Bagi ibu penampilan bukan yang utama dibandingkan dengan melahirkan anak laki-laki. Responden berasal dari golongan dengan tingkat sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak awal pertama pertemuan dengan responden maupun selama kunjungan beberapa kali ke rumah responden. Kedatangan responden selalu disambut baik oleh responden. Universita Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Konsep Diri Negatif terhadap Depresi Postpartum