signifikan antara pendidikan ibu postpartum dengan konsep diri negatif postpartum di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan, artinya
semakin banyak jumlah anak ibu postpartum maka konsep diri ibu postpartum
semakin positif.
4.9. Proses Penelusuran Subjek
Ibu postpartum dengan konsep diri negatif diikuti perkembangannya selama ≥
2 minggu dari sejak kuesioner konsep diri diisi ibu postpartum untuk mengetahui apakah ibu postpartum dengan konsep diri negatif beresiko untuk mengalami depresi
postpartum. Untuk mengetahui kejadian depresi pada ibu postpartum dilakukan dengan pengisian kuesioner depresi yang terdiri dari 10 item pernyataan oleh
postpartum. Waktu pengisian kuesioner depresi postpartum dilakukan 2 minggu setelah mulai pengamatan atau 2 minggu setelah gejala depresi postpartum mulai
timbul.Karakteristik ketujuh ibu postpartum dengan konsep diri negatif adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15. Karakteristik Responden dengan Konsep Diri Negatif
No NamaKet
SA 22thn
R 25thn
HA 24thn
SU 19thn
RU 20thn
R 27thn
H 33thn
1 Suku
Jawa Jawa
Jawa Batak
Jawa Jawa
Batak 2
Agama Islam
Islam Islam
Kristen Islam
Islam Kristen
3 Tempat
tinggal Medan
johor Marelan
psr VI Titi
papan Belawa
n Bromo
Mandala Starban
4 Tinggal
bersama Orang
tua Mertua
Mertua Kontra-
kan Mertua
Rumah orang tua
Kontra- kan
5 Bekerja
tidak Tidak
Jualan dirumah
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Tidak 6
Pendidikan SMA
SMA SMA
SMA SMK
SMA SMP
7 Status
marital Menikah
1X Menikah
1x Meni-
kah 1x
Meni- kah 1x
Meni- kah
1x Menikah
1x Menikah
1x
Universita Sumatera Utara
Tabel 4.15 Lanjutan
No NamaKet
SA 22thn
R 25thn
HA 24thn
SU 19thn
RU 20thn
R 27thn
H 33thn
8 Tanggal
melahirkan 17 Mei
2013 10 Mei
2013 14 Mei
2013 4 Mei
2013 8 Mei
2013 13 Mei
2013 19 Mei
2013 9
Proses persalinan
SC Spontan
SC SC
Spontan SC
SC 10
Usia kehamilan
38 mggu
37 mggu
38 mggu
42 mggu
40 mggu
39 mggu
38 mggu
11 Anak ke
Satu Dua
Satu Satu
Dua Satu
Satu 12
JKBB LK
3000 g P
3500 g LK
3200 g LK
3600 g P
3400 g LK
3200 g P
3300 g
Pengamatan timbulnya gejala depresi postpartum mulai dilaksanakan tanggal 23 Mei 2013 sampai dengan tanggal 6 Juni 2013.
Berikut adalah gambaran kondisi masing-masing subjek dan pengalaman peneliti secara singkat selama berlangsungnya penelitian:
a. Responden 1 SA Responden berusia 22 tahun dengan tinggi badan 153 cm dan berat badan
setelah melahirkan 57 kg. Responden mengalami penambahan berat badan selama kehamilan 10 kg. Responden tinggal dalam sebuah rumah sederhana
yaitu tempat tinggal kedua orangtuanya. Ayahnya sudah meninggal dan tinggal ibu dan satu orang adik perempuannya yang sudah menikah dan
tinggal bersama dengan ibunya. Ia adalah anak pertama dari dua orang bersaudara. Sejak menikah sampai hamil 7 bulan, responden tinggal bersama
suami di sebuah rumah kontrakan. Pada saat usia kehamilan 6 bulan, suami responden ditangkap polisi karena bermain judi togel. Pada saat usia
kehamilan 9 bulan, responden pindah ke rumah orangtuanya. Sejak suaminya
Universita Sumatera Utara
masuk penjara, responden sering merasa was-was dan ketakutan dalam menghadapi kehidupan selanjutnya.
Pernikahan saat ini adalah pernikahan yang pertama yang telah ia jalani selama 2 tahun bersama dengan suaminya yang sekarang berumur 24 tahun,
berpendidikan terkahir STM. Sejak menikah sampai sekarang suaminya tidak pernah memiliki pekerjaan yang menetap, pekerjaannya serabutan. Sampai
pada saat beberapa bulan yang lalu, suaminya ditangkap polisi karena tertangkap polisi bermain judi togel dan ditempatkan di LP.
Responden mengatakan bahwa pada saat pertama kali mendengar dirinya hamil, dia merasa bahagia begitu juga dengan suaminya. Dia berpendapat
bahwa anak adalah anugerah yang paling membahagiakan. Tetapi dengan keadaan yang sekarang ini sekarang suami dalam LP responden sering
murung dan kurang bergairah menghadapi kehidupan karena penopang keluarga tidak ada lagi sehingga tidak ada dana untuk memenuhi skebutuhan
sehari-hari ditambah lagi kebutuhan bayi yang akan segera lahir. Hal ini disebabkan karena selama berumah tangga responden hanya sebagai ibu
rumah tangga dengan kata lain tidak pernah bekerja sehingga ketika suami tidak ada responden merasa kehilangan harapan. Pada awalnya adanya
ketidakpenerimaan dirinya terhadap Tuhan dengan keadaannya yang begini. Pada awal peristiwa suaminya, ada proses penyangkalan terhadap Tuhan.
Mengapa dia harus menjalani hidup seperti ini.
Universita Sumatera Utara
Bayi yang dilahirkan responden pada tanggal 17 Mei 2013 dalam usia kehamilan 38 minggu adalah anak pertamanya. Proses persalinan yang
dialami oleh ibu adalah SC dengan Jampersal. Bayinya berjenis kelamin laki- laki dengan berat badan 3000 gram. Pada tanggal 23 peneliti datang kerumah
responden untuk melakukan pengamatan terhadap timbulnya gejala depresi postpartum. Selain datang langsung kerumah responden, peneliti juga
melakukan kontak dengan responden melalui Hand Phone untuk melakukan pengamatan untuk timbulnya gejala depresi yang dialami responden.
Walaupun setiap kali responden melakukan kunjungan kerumah, responden mengatakan selalu dalam keadaan baik, tetapi peneliti bisa merasakan bahwa
responden mengalami tekanan batin. Hal ini dapat peneliti lihat dari mimik wajah responden dan responden pernah bertanya kepada saya apakah ada
seseorang yang mau untuk mengasuh anaknya. Tetapi pada saat itu peneliti mengatakan tidak ada mengetahui siapa yang mau untuk merawat bayinya.
Pada tanggal 31 Mei 2013 responden melakukan kunjungan kembali kerumah responden, tetapi tidak seperti biasanya peneliti tidak melihat bayi responden.
Ternyata bayi tersebut telah diasuhkan kepada oranglain. Responden mengatakan bahwa lebih baik bayinya diasuh oleh orang lain akan mendapat
hidup yang lebih baik daripada tinggal bersama responden tetapi mendapat kehidupan yang tidak layak. Terkadang rasa malu dialami responden atas
kejadian ini. Tetapi dia hanya menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Saat ini ibu fokus untuk pemulihan tubuhnya, ibu mengalami
Universita Sumatera Utara
Sectio. Pemulihan tubuhnya seperti sebelum hamil sangat diharapkan berjalan dengan baik.
Responden dan keluarganya berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak
pertemuan pertama kali di rumah orangtua responden maupun selama kunjungan beberapa kali di rumah responden.
b. Responden 2R, 23 tahun Responden berusia 23 tahun dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan
setelah melahirkan adalah 48 kg. Subjek mengalami penambahan berat badan selama kehamilan 8 kg dari 45 kg berat badan sebelum kehamilan hingga 53
kg berat badan sebelum melahirkan. Responden tinggal dalam sebuah rumah sederhana yaitu tempat tinggal
mertuanya bersama mertua laki-laki, mertua perempuan, kakak, adik dan suaminya. Kakak perempuannya yang berusia 26 tahun belum menikah
bekerja disebuah toko pulsa. Sedangkan adik iparnya masih sekolah kelas 3 SMA. Sejak menikah hingga sekarang responden tinggal bersama dengan
mertua. Diakui oleh subjek bahwa keluarganya dan keluarga suami memiliki hubungan yang baik. Mertuanya juga menegaskan masalah-masalah yang
dihadapi kedua keluarga tersebut misalnya permasalahan ekonomi, didiskusikan bersama-sama. Hubungan yang baik ini membuat responden
merasa nyaman tinggal bersama dengan mertua sehingga ia bisa mempercayakan perawatan bayinya kepada mertuanya.
Universita Sumatera Utara
Pernikahan saat ini adalah pernikahan pertama yang ia jalani selama 3 tahun bersama suaminya yang berusia 24 tahun dengan pendidikan terakhir
SD. Suaminya bekerja sebagai pedagang pajak pagi di Marelan. Rasa percaya diri subjek dan keyakinan akan kemampuannya seperti
hal nya perawatan bayi tidak membuat responden menjadi panic setelah kelahiran bayinya nantinya karena ini merupakan anak kedua.
Ketidaknyamanan dirasakan responden selama kehamilan adalah adanya gangguan perubahan fisiologis selama kehamilan yang semakin menguat
ketika kehamilan memasuki usia lima bulan. Rongga perut dan pinggul yang sempit membuat responden terus memuntahkan makanannya dan sering
merasakan sakit didaerah perut. Hal ini menimbulkan perasaan dilematis antara segera melahirkan bayi dengan premature atau menunggu hingga waktu
yang normal untuk bersalin dengan konsekuensi harus menjalani persalinan secara Sectio Caesarea. Tetapi hal itu tidak terjadi karena responden
melahirkan secara Spontan pada tanggal 10 Mei 2013. Bayi yang dilahirkan responden dengan usia kehamilan 37 minggu adalah anak keduanya. Berjenis
kelamin prempuan dengan BB 3500 gr. Bayi masih diberikan susu formula karena ASI belum keluar.Responden merasa bersyukur karena proses
persalinan berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan yaitu proses spontan karena ada prediksi responden akan melahirkan dengan cara sectio.
Universita Sumatera Utara
Kekhawatiran perekonomian terkadang jadi pikiran responden tetapi responden mampu mengatasinya sehingga walaupun ada sedikit ketakutan
tapi tidak sampai jadi pemikiran yang utama. Responden dan keluarganya berasal dari golongan sosial ekonomi menengah
kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak awal pertemuan dengan responden maupun beberapakali kunjungan ke rumah
responden. c. Responden HA
Responden adalah wanita yang berusia 24 tahun dengan tinggi badan 150 cm dab berat badan setelah melahirkan 53 kg. Responden mengalami kenaikan
berat badan selama kehamilan 12 kg dari 47 kg berat badan sebelum hamil hingga 59 kg berat badan sebelum melahirkan.
Responden menikah satu kali dengan usia pernikahan 2 tahun bersama suaminya yang saat ini berusia 25 tahun dengan pendidikan SMA. Pada saat
ini responden tinggal bersama dengan mertuanya. Pada saat proses persalinan dan sampai lahirnya seorang bayi laki-laki ditengah-tengah keluarga disambut
bahagia oleh keluarga. Masalah mulai timbul ketika bayi sudah dibawa pulang kerumah. Temperamen bayi yang suka menangis dan rewel membuat
responden dan suami merasa kewalahan. Dampaknya responden tidak bisa istirahat dengan baik dan dengan adanya bekas luka operasi mengakibatkan
responden tidak bisa bergerak secara bebas untuk memberikan asuhan kepada bayi. Keadaan yang demikian mengakibatkan responden sering marah-marah,
Universita Sumatera Utara
perubahan mood sehingga timbulnya gejala depresi seperti mudah marah, kurang nafsu makan, sedih , murung. Meningkatnya sensitivitas, dimana
meningkatnya penyesuaian diri mulai dari mengurus bayi, cara merawat bayi dan ibu harus pulih kembali dari persalinan. Ibu terkadang merasa bahwa
bayinya rewel karena ketidaksanggupannya menjadi seorang ibu yang baik bagi anaknya, sehingga responden kadang cemas dengan keadaan bayinya.
Ditambah lagi kurangnya perhatian dari suami dan mertua responden. Responden dan keluarganya berasal dari golongan sosial ekonomi menengah
kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak awal pertemuan dengan responden maupun beberapakali kunjungan ke rumah
responden. d. Responden SU 19 tahun
Responden adalah wanita yang berusia 19 tahun dengan tinggi badan 152 cm dan berat badan setelah melahirkan 47 kg. Responden mengalami kenaikan
berat badan selama kehamilan sebanyak 9 kg dari 45 kg berat badan sebelum hamil hingga 54 kg berat badan sebelum melahirkan.
Responden menikah satu kali dengan usia pernikahan 1 tahun bersama dengan suaminya yang tamat SMA dan bekerja sebagai anak gudang bekerja di
pelabuhan ikan belawan. Responden tinggal bersama dengan suami dirumah kontrakan. Selama kehamilan responden berharap akan melahirkan secara
normal dan berharap juga mampu merawat bayinya dengan suami karena mereka merantau ke belawan. Harapan ibu untuk dapat melahirkan normal
Universita Sumatera Utara
tidak tercapai karena bidan mendiagnosis responden harus menjalani operasi karena bayinya tidak mengalami penurunan ke dasar panggul padahal
pembukaan sudah lengkap. Ketidaksiapan mental untuk menjalani operasi membuat responden merasa takut untuk menjalani operasi. Responden
melahirkan bayi laki-laki dengan BB 3600 gr. Kurangnya keadaan ekonomi mengakibatkan tersendatnya pembayaran biaya RS. Keadaan ini membuat
responden kadang merasa takut dan panic dan merasa tidak mempunyai harapan untuk masa depan karena keadaan ekonomi yang tidak stabil. Pada
awalnya responden menolak untuk dijadikan sebagai sampel dalam penelitian karena responden merasa tidak bisa memberikan ataupun membantu
penelitian dan takut akan intervensi yang dialami oleh responden. Dengan adanya permohonan peneliti dan peneliti menerangkan tidak akan ada
intervensi yang akan dilakukan oleh peneliti yang akan merugikan responden. Akhirnya responden bersedia mengikuti penelitian.
e. Responden 5 RU Responden adalah wanita yang berusia 20 tahun dengan tinggi badan 155 cm
dan berat badan setelah melahirkan 55 kg. Responden mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan sebanyak 10 kg dari 50 kg berat badan
sebelum hamil hingga 60 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden tinggal bersama dengan mertua. Ini merupakan anak kedua dengan
suaminya yang berumur 33 tahun dengan lama pernikahan 4 tahun. Anak
Universita Sumatera Utara
yang paling besar berumur 2 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Responden tinggal bersama mertua perempuan dan laki-laki.
Selama kehamilan anak kedua responden khawatir dengan pengawasan terhadap anak mereka nantinya karena jarak anak pertama dan kedua tidak
begitu jauh. Responden merasa belum siap untuk mengurus anak sekaligus dua, apalagi dua-duanya masih batita. Untunglah kekhawatiran ibu tidak
sampai terjadi karena pada saat anak keduanya lahir, ibu mertuanya selalu ikut serta membantu perawatan bayi sampai menyiapkan setiap kebutuhan
responden selama masa nifas. Hal ini cukup membuat responden merasa terbantu dan merasa beruntung memiliki ibu mertua yang baik ditambah lagi
temperamen anak tidak sering menamgis. Himpitan ekonomi terkadang membuat responden merasa resah dan sedikit khawatir tetapi tidak sampai
membuat responden merasa depresi. Responden tetap bersyukur dengan keadaan yang sekarang ini.
f. Responden 6 R Responden adalah wanita yang berusia 27 tahun dengan tinggi badan 154 cm
dan berat badan setelah melahirkan 60 kg. Responden mengalami kenaikan berat badan selama kehamilan sebanyak 15 kg dari 48 kg berat badan
sebelum hamil hingga 68 kg berat badan sebelum melahirkan. Responden tinggal dalam sebuah rumah sederhana yaitu tempat tinggal kedua
orangtua kandungnya, bersama ibu, bapak dan adiknya. Ia adalah anak pertama, adiknya seorang laki-laki masih bersekolah di SMA kelas 2. Sejak
Universita Sumatera Utara
menikah hingga sebelum melahirkan responden tinggal bersama mertuanya di lorong yang sama. Responden mengakui memiliki hubungan yang kurang
terbuka dengan mertua. Pernikahannya dengan suami pada awalnya tidak direstui oleh pihak mertua. Demikian pula selama ia tinggal bersama dengan
mertua, ia merasa bahwa dirinya kurang diterima oleh keluarga tersebut. Interaksi yang kurang menyenangkan, banyak melakukan pekerjaan rumah,
rasa tidak suka karena kebiasaan ibu mertua yang suka menmbicarakan orang lain, dan merasa tidak disukai karena menjadi objek obrolan bagi ibu mertua
dan tetangga-tetangganya dan merupakan tekanan baik tekanan fisik dan psikologis yang responden rasakan selama tinggal bersama dengan mertua.
Pernikahan saat ini merupakan pernikahan yang pertama yang telah ia jalani selama satu tahun bersama suaminya yang berusia 30 tahun, berpendidikan
STM. Suaminya yang ternyata tetangganya ini adalah bekerja sebagai supir di pabrik. Konsekuensi dari pekerjaan ini adalah mengharuskan suami berkali-
kali pergi keluar kota untuk mengantarkan barang dengan jam kerja yang tidak pasti, bahkan hingga menginap beberapa hari.
Pendidikan terakhir responden adalah SMA. Sebelumnya ia sudah memiliki pengalaman bekerja di salon buleknya selama kurang lebih delapan hingga
Sembilan tahun sejak bersekolah hingga hamil empat bulan. Ia berencana menjadi ibu rumah tangga setelah melahirkan, sedangkan pencari nafkah
adalah suaminya. Ibunya berjualan dirumah. Kehamilan merupakan pengalaman pertama bagi responden. Sebelum bersalin responden tidak begitu
Universita Sumatera Utara
suka dengan anak kecil dan tidak memiliki pengalaman dalam perawatan bayi. Ketidaknyamanan juga dirasakan karena citra tubuh menjelang persalinan
yang jauh dari ideal karena penambahan berat badan diluar perkiraan, sehingga responden merasa dirinya tidak menarik terutama didepan suaminya.
Selain itu, latar belakang yang kurang baik antara responden dengan keluarga mertua sehingga responden merasa kurang mendapat dukungan selama
kehamilan sampai pada saat proses persalinan. Bayi yang dilahirkan pada tanggal 13 Mei 2013 dengan usia kehamilan 39
minggu adalah anak pertamanya. Responden menjalani persalinan dengan Sectio Caesarea oleh karena alasan medis. Bayi nya laki-laki dengan BB 3200
gr. Responden dan keluarganya berasal dari golongan dengan tingkat sosial
ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan ketika peneliti melakukan kunjungan beberapa kali kerumah
responden. g. H 33 thn
Responden berusia 33 tahun dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan setelah melahirkan 56 kg. subjek mengalami kenaikan berat badan selama
kehamilan 8 kg dari 48 kg berat badan sebelum hamil hingga 64 kg berat badan sebelum melahirkan.
Responden menikah satu kali dengan usia pernikahan 5 tahun bersama suaminya yang saat ini berusia 36 tahun dengan pendidikan terakhir SMP.
Universita Sumatera Utara
Responden belum memiliki anak dari usia pernikahan selama 5 tahun. Responden tinggal dalam sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana
bersama suami. Pada saat hamil, responden melakukan pemeriksaan USG dan didapati hasil bayinya berjenis kelamin laki-laki. Sehingga responden dan
keluarga memiliki harapan yang besar akan melahirkan anak laki-laki terlebih suami karena hamper 5 tahun mereka menikah tapi belum memiliki anak, saat
kehamilan ini langsung diberikan anak laki-laki. Dengan adanya harapan ini, menyebabkan responden merasa khawatir dan
cemas selama kehamilan terlebih pada saat proses persalinan. Responden sangat sedih bahkan tidak bisa terima saat petugas kesehatan mengatakan
bahwa bayi yang dilahirkan adalah bayi perempuan dengan proses SC. Responden menangis bahkan sampai saat ini responden masih sering
menangis sendiri dan itu terlihat dari raut wajah responden yang nampaknya kurang bersemangat, dan responden terkadang kurang interest dengan
kebutuhan bayinya. Harapan lahirnya seorang bayi laki-laki sebagai generasi penerus marga bagi keluarga merupakan hal yang paling diinginkan
responden saat ini. Kelahiran bayi yang tidak sesuai dengan jenis kelamin yang diinginkan
memberikan dampak perubahan emosional responden. Terlebih lagi responden merasa suami kurang memberikan perhatian dalam hal pengurusan
bayi. Secara fisik dan psikologis ibu lelah, sehingga ibu kurang
Universita Sumatera Utara
memperhatikan penampilannya. Bagi ibu penampilan bukan yang utama dibandingkan dengan melahirkan anak laki-laki.
Responden berasal dari golongan dengan tingkat sosial ekonomi menengah kebawah adalah orang-orang yang ramah. Hal ini peneliti rasakan sejak awal
pertama pertemuan dengan responden maupun selama kunjungan beberapa kali ke rumah responden. Kedatangan responden selalu disambut baik oleh
responden.
Universita Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Konsep Diri Negatif terhadap Depresi Postpartum