BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap perempuan.Peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan ibu
dan keluarganya, dimana ibu akan memberikan kebahagiaan dengan lahirnya seorang bayi, baik untuk dirinya maupun anggota keluarga lainnya. Disamping itu
juga ibu dapat mengalami kebahagiaan tersendiri karena telah berhasil menjalani masa kehamilan dengan berbagai perubahan yang dialami serta usaha melahirkan
dengan baik Nicholas, 2000. Periode awal setelah melahirkan biasanya menjadi saat paling membahagiakan apalagi bila anak yang dilahirkan sesuai dengan
harapan. Akan tetapi, tidak semua ibu baru diliputi perasaan serupa itu. Sebagian perempuan justeru bersedih, cemas, dan gampang marah sesudah bersalin
Yunitasari, 2005. Masa setelah persalinan disebut juga periode pascasalin yaitu waktu antara
persalinan sampai kembalinya keadaan organ seperti sebelum hamil yang berlangsung dalam enam minggu Pillitteri, 2003. Periode pascasalin merupakan
masa transisi di mana terjadi perubahan secarafisik dan psikologis yang merupakan tantangan untuk ibu dan keluarga Fowles, 1998. Perubahan tersebut memerlukan
proses adaptasi atau penyesuaian sehingga sering menimbulkan berbagai gangguan
1
Universita Sumatera Utara
emosional dan psikologis pada periode setelah melahirkan, terutama bagi para perempuan yang baru pertama kali melahirkan.
Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapi oleh setiap individu. Salah
satu bentuk depresi tersebut adalah depresi postpartum yaitu depresi pasca persalinan.
Depresi pada ibu postpartum biasanya diawali dengan postpartum blues atau baby blues. Apabila baby blues tidak dapat diatasi dengan tepat berkembang
menjadi depresi postpartum atau bahkan gejala yang lebih berat yaitu psikosis postpartum.
Depresi postpartum
dapat terjadi pada wanita manapun tanpa mempertimbangkan usia, ras, agama, tingkat pendidikan, maupun latar belakang
sosial ekonomi dan dapat dialami lagi pada kehamilan selanjutnya Barsky, 2006. Dapat terjadi pada ibu primipara maupun multipara yang mana ibu primipara
merupakan kelompok yang paling rentan mengalami depresi postpartum dibanding ibu multipara atau grande multipara.
Depresi postpartum juga dapat terjadi diberbagai daerah di dunia maupun Indonesia. Prevalensi gangguan depresi pada populasi dunia adalah 3-8 dengan
50 kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun.World Health OrganizationWHO 2008 menyatakan bahwa gangguan depresi postpartum
adalah 20 berada pada urutan keempat penyakit di dunia. Hasil penelitian O’Hara dan Swain 1996 menemukan kejadian depresi postpartum di Belanda sekitar 2-
Universita Sumatera Utara
10, di Amerika Serikat 8-26, di Kanada 50-70 dan sekitar 13 wanita primipara mengalami depresi postpartum pada periode tahun pertama pasca
melahirkan. Berdasarkan hasil dari Centers for Disease Control and Prevention CDC
prevalensi depresi postpartum berkisar antara 11,7-20,4 pada tahun 2004-2005 Barclay, 2008. Pada suatu penelitian yang dilakukan di Osaka, Jepang, pada tahun
2010 dengan jumlah responden sebanyak 771 orang yang menghubungkan pekerjaan, penghasilan dan pendidikan dengan kejadian depresi postpartum
mendapat hasil prevalensi postpartum sebanyak 13,8 Miyake, dkk, 2010. Di Malaysia pada tahun 1995, diketahui bahwa ibu mengalami depresi pasca persalinan
sebanyak 3,9. Singapura angka kejadiannya hanya 1 Saleha, 2009. Di Indonesia semula diperkirakan bahwa angka kejadiannya rendah atau
setidaknya lebih rendah dari negara lain atau masyarakat di tempat lain. Ternyata di Indonesia tahun 1998-2001, seperti di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya ditemukan
bahwa angka kejadiannya 11-30 Elvira, 2007. Namun untuk saat ini angka kejadian depresi postpartum di Indonesia belum diketahui secara pasti mengingat
belum adanya lembaga terkait yang melakukan penelitian terhadap kasus tersebut Saleha, 2009.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tahun 2009 pada 50 orang ibu postpartum spontan dibangsal rawat inap RSUP. Haji Adam Malik Medan
didapatkan hasil, wanita postpartum yang mengalami depresi postpartum sebanyak 16 dan yang tidak mengalami depresi postpartum sebanyak 84 Sari, 2009.
Universita Sumatera Utara
Hasil penelitian yang dilakukan Wratsangka 1996 di RS Hasan Sadikin Bandung mencatat 33 ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum.
Hasil penelitian yang dilakukan Alfiben 2000 di RSUD Cipto Mangunkusumo mencatat 33 ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum. Hasil
penelitian yang dilakukan Sylvia 2002 di RSUD Serang mencatat 30 ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soep 2009 di RSUD dr Pirngadi Medan tahun 2009 tentang pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi
depresi postpartumbahwa ada sebesar 51,6 ibu postpartum yang mengalami depresi tetapi setelah dilakukan intervensi psikoedukasi terhadap ibu tersebut terjadi
penurunan depresi postpartum sebesar 65. Depresi postpartum adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya
disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya Hadi, 2004.Faktor hormonal sering
disebut sebagai faktor utama yang dapat memicu timbulnya depresi postpartum. Faktor ini melibatkan terjadinya perubahan kadar sejumlah hormon progesteron dan
estrogen. Walaupun demikian masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam terjadinya depresi postpartum seperti harapan persalinan yang tidak sesuai
dengan kenyataan, adanya perasaan kecewa dengan fisik dirinya dan juga bayinya, kelelahan akibat proses persalinan yang baru dilaluinya, kesibukan mengurus bayi
dan perasaan ibu yang merasa tidak mampu atau khawatir akan tanggung jawab barunya sebagai ibu, kurangnya dukungan dari suami dan orang-orang sekitar,
Universita Sumatera Utara
terganggu dengan penampilannya yang masih tampak gemuk dan kekhawatiran pada keadaan sosial ekonomi yang membuat ibu harus kembali bekerja setelah
melahirkan Kasdu, 2005. Hal lain yang dapat memicu terjadinya depresi pascasalin adalah nyeri
setelah persalinan, termasuk kelelahan, kurang tidur, asupan nutrisi yang menurun, kecemasan dan rasa takut, konflik marital, tindakan yang salah terhadap anak,
gangguan hubungan ibu dan anak termasuk gangguan peran sebagai orang tuadan masalah perilaku bayi; dukungan keluarga terutama suami, dan anggota keluarga
dekat lainnya, komplikasi kehamilan dan persalinan, keadaan lingkungan, gangguan jiwa sebelum hamil, dan latar belakang budaya Alfiben, 2000.
Cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep tentang diri sendiri CalhounAcoxella, 1990. Konsep diri dianggap sebagai
pemegang peranan kunci dalam pengintegrasian kepribadian individu, di dalam memotivasi tingkah laku serta di dalam pencapaian kesehatan mental Burns, 1993.
Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana individu akan bertindak dalam hidup. Apabila seorang individu berfikir bahwa dirinya bisa, maka
cenderung berhasil, dan bila individu tersebut berfikir bahwa dirinya akan gagal maka sebenarnya telah menyiapkan dirinya untuk gagal. Dapat dikatakan bahwa
konsep diri sebagai gambaran mental individu yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan bagi diri sendiri dan penilaian terhadap diri sendiri dan
konsep diri merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengintegrasian
Universita Sumatera Utara
kepribadian, memotivasi tingkah laku sehingga pada akhirnya akan tercapainya kesehatan mental Calhoun dan Acocella, 1990.
Ibu postpartum yang memiliki konsep diri positif berarti memiliki penerimaan diri dan harga diri yang positif, menganggap dirinya berharga dan
cenderung menerima diri sendiri dan sebagaimana adanya. Sebaliknya ibu postpartum yang memiliki konsep diri negatif menunjukkan penerimaan diri yang
negatif pula. Keseimbangan konsep diri sangat mempengaruhi kesehatan individu, karena individu dengan konsep diri yang baik akan memiliki keseimbangan dalam
kehidupan Salbiah, 2003. Konsep diri merupakan suatu gagasan kompleks yang mempengaruhi cara
seseorang dalam berfikir, berbicara, bertindak, cara seseorang dalam memandang dan memperlakukan orang lain, pilihan yang harus diambil seseorang, kemampuan
untuk bertindak dan mengubah sesuatu. Rumah Sakit Umum RSU Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit tipe
B pendidikan dan merupakan salah satu rumah sakit rujukan. RSU Dr.Pirngadi merupakan salah satu RSU di kota Medan yang mempunyai kunjungan persalinan
terbanyak. Data dari rekam Medik pada tahun 2012 diketahui bahwa jumlah persalinan tahun tersebut adalah sebanyak 759 orang.
Pada saat peneliti melakukan survey awal yaitu dengan melakukan wawancara kepada beberapa pegawai RS Pirngadi di ruang V diketahui bahwa ada
beberapa dijumpai ibu nifas yang menangis tanpa sebab, sering termenung dan bahkan ada juga ibu yang tidak mau menyususi bayinya, tidak menyentuh bayinya
Universita Sumatera Utara
bahkan menjerit-jerit oleh karena bayi tersebut berjenis kelamin perempuan. Namun tidak ada data pasti yang dapat diambil peneliti dari bidang Rekam Medik berapa
jumlah ibu postpartum yang mengalami depresi postpartum. Dengan dijumpainya tanda gejala yang mengarah ke depresi postpartum di
RSU Dr Pirngadi Medan yang diduga hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman ibu tentang penerimaan kondisi fisik, psikologis, sosial dan emosional ibu yang
mana konsep diri mencakup citra fisik dan psikologis diri. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh konsep diri negatif terhadap depresi postpartum
di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2013.
1.2. Permasalahan