commit to user
yang cepat, akan tetapi kontribusinya kecil terhadap PDRB Kabupaten Sragen. Komoditi berkembang mempunyai potensi untuk dapat
dikembangkan, mengingat laju pertumbuhannya yang cepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kontribusi dari komoditi
ini agar memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan perekonomian daerah Kabupaten Sragen.
4. Komoditi Terbelakang
Komoditi terbelakang adalah komoditi tanaman bahan makanan yang mempunyai kriteria yaitu laju pertumbuhan lambat dan kontribusi
kecil. Berdasarkan hasil analisis Tipologi Klassen, komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen yang termasuk dalam komoditi
terbelakang adalah kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo. Komoditi kacang hijau termasuk
kelompok komoditi tanaman pangan. Komoditi kacang panjang, cabe, tomat, bayam dan terong termasuk kelompok komoditi sayur-sayuran.
Komoditi semangka, melon dan sawo termasuk kelompok komoditi buah- buahan.
Komoditi tanaman pangan yang termasuk dalam komoditi terbelakang adalah kacang hijau. Komoditi kacang hijau memiliki laju
pertumbuhan sebesar -7,91 dan kontribusi sebesar 1,4726. Nilai laju pertumbuhan komoditi kacang hijau lebih kecil dibanding nilai laju
pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Kontribusi komoditi kacang hijau lebih kecil dibanding kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB
Provinsi Jawa Tengah. Hal ini karena produksi kacang hijau sangat berfluaktuatif setiap tahunnya dengan kecenderungan penurunan hasil.
Komoditi sayur-sayuran yang termasuk dalam komoditi terbelakang adalah kacang panjang, cabe, tomat, bayam dan terong. Komoditi yang
mempunyai nilai kontribusi yang terkecil adalah komoditi bayam sebesar 0,0029 dan dengan laju pertumbuhan sebesar 1,60 lebih kecil
dibanding laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen. Produksi komoditi bayam terendah dibanding produksi komoditi sayur-sayuran yang lain
commit to user
selama tahun 2005-2008. Komoditi bayam hanya diusahakan di beberapa kecamatan antara lain Plupuh, Sragen, Mondokan, Sukodono dan Tangen.
Secara keseluruhan komoditi sayur-sayuran tidak mudah diusahakan di wilayah utara Bengawan Solo karena kondisi tanah yang berkapur,
sehingga komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen perlu mendapat perhatian khusus terkait dengan budidaya tanamannya.
Komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi terbelakang adalah semangka, melon dan sawo. Ketiga komoditi tersebut memiliki
nilai kontribusi yang kecil yaitu 0,3625, 0,6410 dan 0,1250. Kontribusi ketiga komoditi tersebut lebih kecil dari kontribusi PDRB
Kabupaten Sragen terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah. Laju pertumbuhan semangka, melon dan sawo adalah -0,02, 0,24 dan
-7,23. Laju pertumbuhan komoditi tersebut lebih kecil daripada laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen sehingga dikatakan laju
pertumbuhannya lambat. Komoditi sawo mempunyai nilai laju pertumbuhan dan kontribusi yang terkecil diantara ketiganya.
Komoditi terbelakang perlu mendapat perhatian karena laju pertumbuhannya lambat dan kontribusinya kecil terhadap PDRB
Kabupaten Sragen. Apabila tidak diupayakan peningkatan kontribusi dan laju pertumbuhannya, maka akan dapat semakin menurunkan PDRB
Kabupaten Sragen. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pengembangan komoditi terbelakang dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada.
Usaha yang dilakukan adalah meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi terbelakang, sehingga akan mampu memberikan
peranan yang lebih baik bagi perekonomian Kabupaten Sragen.
C. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di