Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

commit to user selama tahun 2005-2008. Komoditi bayam hanya diusahakan di beberapa kecamatan antara lain Plupuh, Sragen, Mondokan, Sukodono dan Tangen. Secara keseluruhan komoditi sayur-sayuran tidak mudah diusahakan di wilayah utara Bengawan Solo karena kondisi tanah yang berkapur, sehingga komoditi sayur-sayuran di Kabupaten Sragen perlu mendapat perhatian khusus terkait dengan budidaya tanamannya. Komoditi buah-buahan yang termasuk dalam komoditi terbelakang adalah semangka, melon dan sawo. Ketiga komoditi tersebut memiliki nilai kontribusi yang kecil yaitu 0,3625, 0,6410 dan 0,1250. Kontribusi ketiga komoditi tersebut lebih kecil dari kontribusi PDRB Kabupaten Sragen terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah. Laju pertumbuhan semangka, melon dan sawo adalah -0,02, 0,24 dan -7,23. Laju pertumbuhan komoditi tersebut lebih kecil daripada laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Sragen sehingga dikatakan laju pertumbuhannya lambat. Komoditi sawo mempunyai nilai laju pertumbuhan dan kontribusi yang terkecil diantara ketiganya. Komoditi terbelakang perlu mendapat perhatian karena laju pertumbuhannya lambat dan kontribusinya kecil terhadap PDRB Kabupaten Sragen. Apabila tidak diupayakan peningkatan kontribusi dan laju pertumbuhannya, maka akan dapat semakin menurunkan PDRB Kabupaten Sragen. Oleh karena itu, perlu adanya usaha pengembangan komoditi terbelakang dengan memanfaatkan potensi wilayah yang ada. Usaha yang dilakukan adalah meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi terbelakang, sehingga akan mampu memberikan peranan yang lebih baik bagi perekonomian Kabupaten Sragen.

C. Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di

Kabupaten Sragen Pembangunan pertanian sebagai agenda prioritas pembangunan daerah di Kabupaten Sragen, mengingat sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam PDRB Kabupaten Sragen. Pembangunan pertanian masih menghadapi berbagai kendala atau kelemahan yang ada dalam lingkungan commit to user pertanian yaitu kurangnya modal usaha tani, kurang sarana dan prasarana yang memadai serta kualitas sumberdaya manusia petani yang masih rendah. Pembangunan pertanian juga menghadapi berbagai ancaman yang berasal dari luar lingkungan pertanian antara lain berkurangnya lahan pertanian, mahalnya biaya produksi, fluktuasi harga produksi pertanian dan rendahnya pendapatan petani BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006. Kendala dalam pembangunan pertanian perlu diperhatikan agar kendala dan ancaman tidak mengganggu pembangunan pertanian ke depannya khususnya perkembangan komoditi tanaman bahan makanan. Oleh karena itu, perlu disusun perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen berbasis komoditi tanaman bahan makanan, mengingat subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap sektor pertanian dalam PDRB Kabupaten Sragen. Berdasarkan klasifikasi tanaman bahan makanan yang telah dilakukan dengan pendekatan Tipologi Klassen, maka dapat disusun perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen berbasis komoditi tanaman bahan makanan. Perumusan perencanaan pembangunan ekonomi daerah dilakukan dengan membuat matrik alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan. Alternatif strategi pengembangan terbagi ke dalam tiga periode waktu yaitu alternatif strategi pengembangan jangka pendek 1-5 tahun, jangka menengah 5-10 tahun dan jangka panjang 10-25 tahun. Hasil matrik alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 30. commit to user Tabel 30. Matrik Alternatif Strategi Pengembangan Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Jangka Pendek 1-5 tahun Jangka Menengah 5-10 tahun Jangka Panjang 10-25 tahun Komoditi Prima Strateginya dengan mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dari komoditi prima, melalui upaya : - Pengembangan agribisnis komoditi jagung - Penerapan sistem tumpang sari pada komoditi ubi kayu dan kacang tanah - Peningkatan produktivitas pisang - Peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial, melalui upaya : - Peningkatan produktivitas padi - Peningkatan akses petani terhadap lembaga keuangan - Peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang intensif Komoditi Potensial menjadi Komoditi Prima Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial, melalui upaya : - Pengembangan padi organik di seluruh wilayah Kabupaten Sragen Komoditi Berkembang menjadi Komoditi Potensial Strateginya dengan meningkatkan kontribusi komoditi berkembang, melalui upaya : - Peningkatan kualitas SDM petani - Pengembangan daerah sentra komoditi sayur dan buah Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang, melalui upaya : - Penerapan budidaya pertanian yang baik untuk sayur dan buah - Pengembangan demplot sayur dan buah Komoditi Terbelakang menjadi Komoditi Berkembang Strateginya dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang, melalui upaya : - Pembangunan Sub Terminal Agribisnis Komoditi Prima Strateginya dengan mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dari komoditi prima, melalui upaya: - Mengurangi alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian - Pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian - Penerapan pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik. Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 15 Berdasarkan Tabel 30 diketahui bahwa alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan merupakan upaya untuk mengembangkan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka waktu tertentu. Penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing alternatif strategi commit to user pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut : 1. Alternatif Strategi Pengembangan Jangka Pendek Alternatif strategi jangka pendek adalah alternatif strategi yang dilakukan dalam periode waktu antara 1-5 tahun. Strategi untuk pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari dua alternatif yaitu mempertahankan komoditi prima dan mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima. Alternatif strategi mempertahankan komoditi prima dilakukan dengan mengoptimalkan potensi Kabupaten Sragen untuk mempertahankan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima. Alternatif strategi mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial sehingga dapat menjadi komoditi prima. Berdasarkan analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan dengan pendekatan Tipologi Klassen maka diketahui bahwa komoditi prima di Kabupaten Sragen adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah dan pisang. Komoditi potensial di Kabupaten Sragen adalah padi dan mangga. Maka dirumuskan alternatif strategi menggunakan matrik alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Sragen dan hasil wawancara dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka pendek di Kabupaten Sragen antara lain : a. Alternatif strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan komoditi prima tetap bertahan sebagai komoditi prima 1 Pengembangan agribisnis komoditi jagung Pengembangan agribisnis komoditi jagung dilakukan dengan mengadakan kerjasama yang baik antara subsistem yang terlibat dalam agribisnis jagung. Subsistem yang terlibat antara lain subsistem pengadaan sarana produksi jagung, subsistem produksi commit to user usahatani jagung, subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian, subsistem pemasaran dan perdagangan serta subsistem kelembagaan penunjang. Subsistem pengadaan sarana produksi jagung menyediakan benih jagung berkualitas super hibrida yang didukung dengan pupuk dan sarana pertanian lain. Subsistem produksi usahatani mengusahakan budidaya jagung dengan penggunaan benih berkualitas super hibrida, sistem tanam yang benar, perawatan dan pemanenan yang tepat sehingga hasil dapat mememuaskan. Subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian mengupayakan kegiatan pasca panen yang baik misalnya pengeringan dan pengolahan menjadi jagung pipilan untuk meningkatkan kualitas jagung. Subsistem pemasaran dan perdagangan yang mengusahakan hasil komoditi jagung sampai ke tangan konsumen dengan jalur pemasaran yang efisien. Subsistem kelembagaan penunjang adalah lembaga yang membantu kegiatan agribisnis jagung misalnya lembaga keuangan untuk pengadaan modal. Upaya pengembangan agribisnis jagung diarahkan agar kegiatan pertanian tidak hanya terpusat pada kegiatan budidaya saja yang diperhatikan, akan tetapi lebih kepada kegiatan pertanian dalam arti luas, yaitu pengembangan kegiatan pertanian on farm dan off farm. Apabila subsistem-subsistem yang membentuk sistem agribisnis jagung bekerja secara baik maka akan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas jagung. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan petani yang meningkat sehingga kesejahteraan petani juga dapat meningkat. 2 Penerapan sistem tumpang sari pada komoditi ubi kayu dan kacang tanah Komoditi ubi kayu dan kacang tanah termasuk dalam kelompok palawija komoditi prima di Kabupaten Sragen. Tanaman palawija dibudidayakan di lahan tegalan atau lahan kering. Lahan kering tidak membutuhkan banyak air seperti lahan basah yang commit to user umumnya digunakan untuk persawahan. Oleh karena itu, budidaya tanaman lahan kering palawija sangat dipengaruhi oleh keadaan curah hujan sehingga pemilihan waktu tanam dan varietas tanaman harus tepat. Komoditi prima kelompok palawija ini dapat diusahakan dengan pola tanam monokultur dan tumpangsari. Pola tanam tumpangsari dilakukan antara ubi kayu dengan kacang tanah dan ubi kayukacang tanah dengan padi gogo. Tumpangsari ubi kayu dan kacang tanah memanfaatkan lahan yang tersedia secara efisien sehingga dari satu lahan pertanian dapat menghasilkan dua komoditi prima palawija. Tumpangsari ubi kayukacang tanah dengan padi gogo adalah pola tanam dengan padi gogo sebagai tanaman utama dan ubi kayukacang tanah sebagai tanaman sela. Pola tanam ini memanfaatkan lahan tegalan untuk budidaya padi gogo yang banyak diusahakan di Kabupaten Sragen. Tumpangsari ubi kayukacang tanah dengan padi gogo memanfaatkan lahan yang tersedia diantara tanaman padi gogo secara efisien, sehingga selain menghasilkan komoditi utama yaitu padi juga menghasilkan komoditi ubi kayu kacang tanah. Sistem tumpangsari dapat memperluas areal tanam komoditi ubi kayu dan kacang tanah sehingga dapat meningkatkan produksi. Peningkatan produksi setiap tahunnya akan meningkatkan laju pertumbuhan dan mempengaruhi peningkatan kontribusi komoditi tersebut terhadap perekonomian Kabupaten Sragen. 3 Peningkatan produktivitas pisang Pisang merupakan komoditi buah-buahan andalan di Kabupaten Sragen. Jenis pisang yang dibudidayakan di wilayah Sragen adalah pisang Kepok dan pisang Raja. Budidaya pisang masih dilakukan secara sederhana dimana bibit berasal dari tanaman sebelumnya dan pemeliharaan secara terbatas. Pisang masih sebatas sebagai tanaman pekarangan rakyat yang diusahakan di pekarangan commit to user penduduk. Pengetahuan akan budidaya dan teknologi yang rendah menghambat perkembangan komoditi pisang. Upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan untuk meningkatkan hasil dengan cara budidaya pertanian yang baik. Tindakan intensifikasi untuk komoditi pisang adalah penggunaan bibit unggul tanaman, pengolahan tanah yang baik, pemupukan, pengairan dan pemberantasan hama dan penyakit. Peran pemerintah dalam menyediakan bantuan bibit dan modal petani sangat diperlukan dalam tindakan ini. Pemerintah melalui penyuluh juga memberikan pendampingan berupa arahan dalam budidaya pisang yang baik. Ekstensifikasi merupakan tindakan perluasan areal tanam komoditi pisang. Tanaman pisang selama ini hanya diusahakan di pekarangan rumah penduduk. Perluasan areal tanam pada tegalan sebagai alternatif dalam menambah luas panen komoditi pisang. Luas panen yang bertambah dapat menyebabkan produksi komoditi pisang meningkat. 4 Peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani pola kemitraan Komoditi prima perlu dikembangkan lebih baik lagi, mengingat peranan komoditi yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Sragen. Pengembangan komoditi prima perlu kerjasama antara pihak swasta dengan petani, sehingga pemerintah perlu mengupayakan agar investor pertanian berniat mengembangkan kemitraan dengan petani. Pola kemitraankerjasama memiliki dasar saling membutuhkan dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Kepercayaan antara pihak swasta dan petani menjadi modal keberhasilan pola kemitraan ini. Kemitraan antara pihak swasta dan petani meliputi seluruh aspek dari kegiatan agribisnis. Kerjasama pengadaan sarana produksi, seperti benih, bibit, pupuk dan alat mesin pertanian commit to user melibatkan pihak swasta dalam penyediaan dan pendistribusiannya. Pihak swasta dapat merupakan toko-toko sarana produksi, pabrik pupuk, pabrik pestisida. Kerjasama pengolahan hasil dilakukan dengan pengusaha industri yang menggunakan bahan baku dari komoditi prima. Kerjasama menyebabkan produk komoditi pertanian dari petani dapat langsung terserap pasar. Saat ini ada beberapa industri di Kabupaten Sragen yang menggunakan komoditi prima sebagai bahan baku antara lain industri pakan ternak jagung dan ubi kayu, industri kacang oven dan industri keripik pisang. Kerjasama dengan lembaga keuangan dalam pengadaan modal, membantu petani dalam memperoleh pinjaman modal dengan bunga yang rendah dan prosedur yang mudah. Oleh karena itu, perlu peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani agar mendorong berkembangnya komoditi prima subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen. b. Alternatif strategi pengembangan jangka pendek yang mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima 1 Peningkatan produktivitas padi Padi merupakan komoditi andalan Kabupaten Sragen yang memiliki jumlah produksi yang tinggi. Padi banyak diusahakan oleh masyarakat diseluruh kecamatan di Kabupaten Sragen, karena komoditi padi mempunyai karakteristik tanam dan panen secara serempak pada areal yang cukup luas. Pentingnya peran komoditi padi pada perekonomian Kabupaten Sragen maka perlu ditingkatkan produktivitasnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan bibit unggul pada tanaman padi. Varietas unggul Inbrida Padi Irigasi INPARI yaitu INPARI 1, INPARI 2, INPARI 4, INPARI 6 merupakan varietas padi sawah yang cocok ditanam di lahan sawah irigasi. Varietas tersebut juga merupakan varietas yang cocok ditanam di dataran rendah, dengan umur tanam relatif pendek commit to user dan potensi hasil yang cukup tinggi. Varietas ini juga mempunyai ketahanan terhadap hama wereng coklat biotipe 2 dan 3, penyakit hawar daun bakteri dan tahan rebah. Tanaman Padi di Kabupaten Sragen selain dibudidayakan secara konvensional juga secara organik, meskipun masih dalam luasan areal tanam yang sempit dibanding secara konvensional. Produksi beras organik di Kabupaten Sragen telah bebas dari pestisida dan residu zat kimia lainnya. Pengembangan padi organik tidak terlepas dari sarana produksi yaitu pupuk dan pestisida organik yang menjadi kebutuhan mendasar dalam budidaya padi organik. Kendala yang dihadapi pemerintah kabupaten Sragen terkait dengan pupuk dan pestisida adalah banyak pupuk alternatif yang beredar dimana kandungan unsur hara masih diragukan. Selain itu pupuk dan pestisida organik yang dihasilkan petanikelompok tani masih heterogen karena menggunakan peralatan yang sederhanamanual BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan akan teknologi dalam pembuatan pupuk dan pestisida organik. Setiap limbah organik dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk dan pestisida organik, sehingga dengan memanfaatkan limbah yang ada dapat meningkatkan jumlah produksi pupuk dan pestisida organik. Dukungan pemerintah dalam pengembangan home industry pupuk dan pestisida organik, khususnya dalam bantuan modal diperlukan oleh produsen pupuk dan pestisida organik yang saat ini berjumlah 194 produsen pupuk organik serta 20 produsen pestisida organik. Jumlah produsen ini diharapkan terus bertambah guna memenuhi kebutuhan pupuk dan pestisida untuk pertanian organik, sehingga pemupukan dapat tepat waktu dan dosis, serta tersedianya pestisida dapat mengatasi serangan hama penyakit. Penggunaan bibit unggul tanaman padi dan peningkatan produksi pupuk dan pestisida organik akan dapat meningkatkan commit to user produktivitas padi. Tanaman padi dapat tumbuh baik karena memiliki ketahanan diri terhadap serangan hama penyakit, serta didukung terpenuhinya unsur hara sehingga potensi hasil yang tinggi dapat tercapai. Produktivitas yang meningkat akan mendorong peningkatan produksi padi sehingga kontribusinya akan semakin meningkat di masa yang akan datang. 2 Peningkatan akses petani terhadap lembaga keuangan Salah satu kendala yang dihadapi oleh petani di Kabupaten Sragen adalah kurangnya modal untuk usaha tani. Berdasarkan RENSTRA Dinas Pertanian tahun 2006-2010 diketahui bahwa salah satu isu yang terjadi pada bidang pertanian adalah kurangnya modal usaha petani dalam mengembangkan usaha khususnya pengembangan pangan. Hasil wawancara dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian menyatakan bahwa kurangnya modal menjadi hambatan dalam pengembangan pertanian khususnya pertanian organik. Kegiatan pertanian sangat tergantung dengan keadaan alam seperti kekeringan dan banjir menjadi penyebab gagal panen. Modal petani yang sudah digunakan dalam usaha tani hilang akibat bencana alam. Selain itu, himpitan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup yang pokok menyebabkan petani kesulitan dalam mengadakan modal untuk berusaha tani. Kesulitan petani dalam mengadakan modal menyebabkan mereka tidak dapat optimal dalam menjalankan usaha tani. Mereka tidak dapat mengaplikasikan teknologi secara lengkap karena modal sendiri yang sangat terbatas. Barangkali modal yang ada hanya mampu untuk membeli benih dan pupuk, sehingga ketika ada serangan hama dan penyakit petani tidak mempunyai modal untuk membeli pestisida. Keadaan ini mengakibatkan produksi pertanian akan rendah dan tidak sesuai harapan. Oleh karena itu, petani perlu bantuan modal untuk kelangsungan kegiatan budidaya yang dilakukan petani. commit to user Lembaga keuangan mikro LKM merupakan lembaga keuangan yang mengelola jasa keuangan untuk membiayai usaha skala mikro yang dikelola oleh masyarakat. Lembaga keuangan mikro LKM berbasis komunitas petani dikelola oleh suatu kelompok tani, dimana LKM merupakan sumber keuangan yang dapat diandalkan oleh petani. LKM memberikan solusi atas kendala yang dihadapi petani ketika ingin mengajukan kredit kepada lembaga keuangan formal bank. Konsep perkreditan oleh LKM bahwa peminjaman diusulkan melalui kelompok tani, berbunga rendah, dan pembayaran diangsur secara fleksibel. Konsep ini lebih memudahkan petani dalam memperoleh pinjaman modal untuk usaha taninya. Pendirian LKM perlu dukungan dari pemerintah dalam hal permodalan dan pelatihan pengurus LKM, sehingga setiap kelompok tani berprestasi mampu mendirikan LKM untuk meningkatkan akses petani terhadap lembaga keuangan. 3 Peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang intensif Mangga merupakan salah satu komoditi unggulan Kabupaten Sragen dan berdasarkan analisis Tipologi Klassen merupakan komoditi potensial. Jenis mangga yang dibudidayakan di Kabupaten Sragen adalah harum manis, gadung, golek dan manalagi. Tanaman mangga kurang mendapat perhatian khusus sebagai tanaman budidaya dan lebih sebagai tanaman peneduh di pekarangan rumah. Pemeliharaan pada tanaman mangga secara umum di Kabupaten Sragen dilakukan seperlunya seperti kegiatan pemupukan yang hanya dilakukan pada awal tanaman tumbuh dan setelahnya tidak ada pemeliharaan bagi tanaman mangga. Keterbatasan dalam pemeliharaan karena pengetahuan masyarakat yang terbatas mengenai budidaya tanaman mangga. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi mangga dengan pemeliharaan secara intensif. Tanaman mangga commit to user perlu pemeliharaan agar buah yang dihasilkan berkualitas dan berjumlah banyak. Kegiatan pemeliharaan tanaman mangga adalah sebagai berikut penyiangan gulma, penggemburan tanah, pemangkasan tunas dan pemupukan. Penyiangan gulma dapat dilakukan bersamaan dengan penggemburan. Penggemburan dilakukan pada tanah padat sekitar pangkal pohon dan dilakukan pada awal musim hujan. Pemangkasan tunas bertujuan untuk membentuk kanopi dan meningkatkan produksi dengan mempertahankan beberapa tunas dalam satu batang. Pemupukan dilakukan setiap tahunnya baik menggunakan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Sosialisasi mengenai pemeliharaan mangga memerlukan peran penyuluh sebagai perpanjangan tangan pemerintah kepada masyarakat. Penyuluhan akan memberikan dampak yang positif setelah masyarakat melaksanakan pemeliharaan yang baik dan tepat yaitu peningkatan produksi mangga di Kabupaten Sragen. Alternatif strategi pengembangan jangka pendek diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi dari komoditi prima dan komoditi potensial tanaman bahan makanan. Komoditi tanaman bahan makanan sebagai subsektor dari sektor pertanian dengan alternatif strategi ini dapat meningkatkan perannya dalam perekonomian di Kabupaten Sragen. Selain itu, alternatif strategi pengembangan dapat berperan serta dalam upaya perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen dalam jangka pendek dimasa yang akan datang. 2. Alternatif Strategi Pengembangan Jangka Menengah Alternatif strategi jangka menengah adalah alternatif strategi yang dilakukan dalam periode waktu antara 5-10 tahun. Strategi untuk pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari tiga alternatif yaitu mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima, mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial dan mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang. commit to user Alternatif strategi mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial sehingga dapat menjadi komoditi prima. Alternatif strategi mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial dilakukan dengan meningkatkan kontribusi komoditi berkembang sehingga dapat menjadi komoditi potensial. Alternatif strategi mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang sehingga dapat menjadi komoditi berkembang. Berdasarkan analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan dengan pendekatan Tipologi Klassen maka diketahui bahwa komoditi potensial di Kabupaten Sragen adalah padi dan mangga. Komoditi berkembang di Kabupaten Sragen adalah ubi jalar, kedelai, ketimun, kangkung, rambutan, jeruk, pepaya dan nanas. Komoditi terbelakang di Kabupaten Sragen adalah kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo. Maka dirumuskan alternatif strategi menggunakan matrik alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Sragen dan hasil wawancara dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka menengah di Kabupaten Sragen antara lain : a. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi prima - Pengembangan padi organik di seluruh wilayah Kabupaten Sragen Pertanian yang konvensional telah mampu memberikan produksi yang tinggi namun menimbulkan banyak pencemaran yang dapat merusak alam dan kesehatan manusia. Adanya kesadaran akan dampak yang ditimbulkan tersebut, Kabupaten Sragen berusaha mengembangkan pertanian organik dengan menerapkan pertanian organik khususnya pada tanaman padi. Tanaman padi merupakan commit to user komoditas utama yang ditaman masyarakat karena memiliki sifat tanam dan panen secara serempak pada areal tanam yang luas. Menurut Dinas Pertanian, Kabupaten Sragen sampai dengan tahun 2010 masih menjadi andalan Jawa Tengah dalam hal produksi padi karena memiliki surplus beras yang cukup besar. Luas tanam padi organik di Kabupaten Sragen pada tahun 2010 seluas 9.123 ha dengan luas panen 9.055 ha. Produksi padi organik 59.323,28 ton dan produktifitas 65,51 kwha Dinas Pertanian Kabupaten Sragen, 2011. Padi organik adalah komoditi yang aman bagi kesehatan dan lingkungan, dimana menggunakan input yang alami, tidak bergantung pada produk-produk kimia. Pemerintah harus semakin giat mensosialisasikan pertanian padi organik di semua wilayah produksi padi. Selain itu, perluasan areal tanam komoditi padi organik perlu dilakukan di setiap desa di Kabupaten Sragen. Mengingat pertanian dengan sistem organik memberikan berbagai keuntungan bagi banyak pihak. Secara teknis, pertanian organik membantu menjaga kesuburan tanah. Secara ekonomi, pertanian organik mampu meningkatkan pendapatan petani karena produk organik dapat dijual dengan harga tinggi. Secara kesehatan, pertanian organik menghasilkan produk yang menyehatkan masyarakat. b. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan komoditi berkembang menjadi komoditi potensial 1 Peningkatan kualitas SDM petani Kondisi wilayah Kabupaten Sragen terdiri dari daerah selatan Bengawan Solo dan utara Bengawan Solo. Daerah selatan Bengawan Solo merupakan daerah yang subur dan dimaksimalkan untuk komoditi padi dan buah-buahan. Daerah utara Bengawan Solo dimaksimalkan untuk komoditi palawija, sayur-sayuran dan buah- buahan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006 commit to user Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa komoditi palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan dimaksimalkan di daerah utara Bengawan Solo. Daerah utara Bengawan Solo merupakan daerah pegunungan kapur sehingga tanahnya kurang subur dan tandus. Usaha tani di daerah ini perlu penanggulangan yang baik dengan terus meningkatkan kualitas sumberdaya yang mengelola usaha tani di lahan tersebut. Peningkatan keterampilan dan pengetahuan petani akan inovasi dan teknologi baru di bidang pertanian dilakukan secara kontinue. Kegiatan yang dapat diadakan oleh pemerintah antara lain sekolah lapang pengendalian hama terpadu, sekolah lapang iklim, sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu, penyuluhan secara intensif dan kursus manajemen usaha tani. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani dengan dukungan dari penyuluh pertanian dan pemerintah. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut yang dilakukan secara kontinue akan mempercepat petani dalam mengadopsi inovasi yang baru. 2 Pengembangan daerah sentra komoditi sayur dan buah Komoditi berkembang didominasi oleh tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Komoditi ini tidak dapat cepat berkembang karena kondisi wilayah Kabupaten Sragen yang beragam. Wilayah Selatan Bengawan Solo berupa dataran rendah yang tidak digunakan untuk budidaya sayur-sayuran namun dititik beratkan pada budidaya komoditi padi dan buah-buahan. Wilayah Utara Bengawan Solo yang berupa daerah pegunungan kapur diupayakan semaksimal mungkin untuk budidaya palawija, sayur dan buah. Bedasarkan penggunaan lahan, Kabupaten Sragen terbagi menjadi dua yaitu lahan sawah sebesar 40.339 Ha 43 dan lahan bukan sawah sebesar 53.816 Ha 53 BPS Kabupaten Sragen, 2009. Oleh karena itu, daerah penanaman hortikultura yang terbatas menjadi pertimbangan dalam mengembangkan hortikultura di Kabupaten Sragen. commit to user Kabupaten Sragen telah menetapkan beberapa daerah sentra komoditi hortikultura antara lain komoditi jeruk, mangga, pisang rambutan dan salak. Komoditi sayur-sayuran belum memiliki daerah sentra produksi. Pemerintah Kabupaten Sragen perlu menetapkan kawasan sentra hortikultura yang lain khususnya komoditi sayur. Penetapan daerah sentra dilakukan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan keadaan dan potensi daerah masing-masing. Pengembangan kawasan sentra dapat diusahakan dengan kegiatan berbasis pertanian dari penyediaan sarana produksi, budidaya yang baik, penanganan pasca panen pengolahan hasil sampai pemasaran hasil. Pengenbangan kawasan sentra bertujuan untuk meningkatkan produksi dengan memanfaatkan lahan, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Mengingat baiknya tujuan pengembangan kawasan sentra, pemerintah perlu mendukung dengan penyediaan sarana dan infrastruktur yang memadai untuk budidaya serta pemasaran, perlu adanya alokasi anggaran kegiatan untuk kawasan sentra. Pemerintah selalu menjadwalkan pemantauan secara rutin terhadap perkembangan kawasan sentra hortikultura yang telah ditetapkan. c. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah yang mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang 1 Penerapan budidaya pertanian yang baik untuk sayur dan buah Penerapan budidaya pertanian yang baik untuk komoditi sayur dan buah perlu dilakukan mengingat komoditi sayur dan buah mendominasi kelompok komoditi terbelakang di Kabupaten Sragen. Komoditi terbelakang perlu perhatian khusus untuk meningkatkan kontribusi dan laju pertumbuhannya. Salah satu upaya perbaikan dengan menerapkan budidaya pertanian yang baik untuk memperoleh produktivitas yang tinggi, kualitas produk yang baik, commit to user ramah lingkungan dan memperhatikan keamanan serta kesejahteraan petani. Penerapan tindakan budidaya pertanian yang baik untuk sayur dan buah antara lain pemilihan dan penggunaan lahan yang tepat yaitu lahan yang digunakan untuk budidaya adalah lahan yang bebas dari cemaran limbah berbahaya, lahan juga harus diolah sebelum ditanami untuk memperbaiki struktur tanah. Tindakan pemupukan yang baik yaitu penggunaan pupuk yang tepat jenis, tepat waktu dan tepat dosis, apabila menggunakan pupuk organik berbahan baku kotoran hewan harus melalui proses pengolahan sebelum digunakan. Tindakan pengendalian hama dan penyakit yaitu penggunaan pestisida sesuai dosis yang telah tertulis pada label serta menggunakan pestisida yang telah terdaftar resmi di pemerintah. Penerapan tindaka-tindakan tersebut secara benar dapat mendukung pengembangan komoditi terbelakang, sehingga akan mampu meningkatkan kualitas dan produksinya. 2 Pengembangan demplot sayur dan buah Perubahan iklim yang tidak menentu dan perkembangan teknologi menuntut petani untuk dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Petani sebaiknya mampu menyerap berbagai inovasi yang sesuai dan mengaplikasikannya di lapang dengan baik. Hal ini dengan tujuan agar komoditi yang diusahakan memiliki produktivitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Lahan Demonstrasi Plot Demplot merupakan lahan yang digunakan untuk percobaan budidaya suatu komoditi tertentu. Demplot dapat digunakan sebagai sarana pengenalan kepada masyarakat tentang inovasi dan teknologi terbaru pertanian. Dengan adanya demplot, petani lebih mengenal suatu inovasi dan teknologi dengan baik karena mengaplikasikan langsung di lahan demplot. Hasil dari usaha tani komoditi yang ditanam pada lahan demplot commit to user umumnya lebih baik daripada hasil usaha tani komoditi oleh petani. Pola demplot mengupayakan suatu komoditi diusahakan dengan teknik budidaya yang lebih baik yaitu menggunakan bibit unggul, pengolahan tanah, pola tanam, pengairan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit, pada pola ini suatu inovasi dan teknologi diterapkan. Penerapan inovasi dan teknologi pada demplot-demplot ini ke depannya dapat memberikan gambaran kepada petani sehingga tertarik untuk mengaplikasikan inovasi dan teknologi baru di lahan mereka sendiri. Kabupaten Sragen telah mengembangkan pola demplot pada komoditi tanaman bahan makanan, akan tetapi untuk komoditi hortikultura hanya beberapa tanaman buah yang sudah terdapat lahan demplot. Pengembangan demplot-demplot untuk tanaman hortikultura khususnya sayur-sayuran sebaiknya dilakukan mengingat adanya potensi wilayah Kabupaten Sragen untuk tanaman hortikultura dataran rendah. Pemerintah perlu menyediakan alokasi dana dan sumberdaya manusia penyuluh, selanjutnya dilakukan pemantauan secara kontinue sampai program selesai. Kerjasama dengan pihak swasta juga akan sangat mendukung dalam penyelenggaraan program demplot, misalnya dalam penyediaan benihbibit, penyediaan pupuk, penyediaan pestisida, maupun penyediaan mesin pertanian. Pengembangan pola demplot dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia petani serta dapat mengembangkan komoditi terbelakang sehingga produksinya dapat meningkat. Alternatif strategi pengembangan jangka menengah diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi dari komoditi potensial, komoditi berkembang dan komoditi terbelakang tanaman bahan makanan. Komoditi tanaman bahan makanan sebagai subsektor dari sektor pertanian dengan alternatif strategi ini dapat meningkatkan perannya dalam perekonomian di Kabupaten Sragen. Selain itu, alternatif strategi commit to user pengembangan dapat berperan serta dalam upaya perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen dalam jangka menengah dimasa yang akan datang. 3. Alternatif Strategi Pemngembangan Jangka Panjang Alternatif strategi jangka panjang adalah alternatif strategi yang dilakukan dalam periode waktu antara 10-25 tahun. Strategi untuk pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang terdiri dari dua alternatif yaitu mengupayakan komoditi potensial menjadi komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang dan mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima. Alternatif strategi mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang dilakukan dengan meningkatkan laju pertumbuhan komoditi terbelakang sehingga dapat menjadi komoditi berkembang. Alternatif strategi mempertahankan komoditi prima agar tetap menjadi komoditi prima dilakukan dengan mengoptimalkan potensi wilayah Kabupaten Sragen agar dapat mempertahankan laju pertumbuhan dan kontribusi komoditi prima sehingga tetap menjadi komoditi prima. Berdasarkan analisis klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan dengan pendekatan Tipologi Klassen maka diketahui bahwa komoditi prima di Kabupaten Sragen adalah jagung, ubi kayu, kacang tanah dan pisang. Komoditi terbelakang di Kabupaten Sragen adalah kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo. Maka dirumuskan alternatif strategi menggunakan matrik alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan yang berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Sragen dan hasil wawancara dengan petani, penyuluh dan Dinas Pertanian Kabupaten Sragen. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan dalam jangka panjang di Kabupaten Sragen antara lain : commit to user a. Alternatif strategi pengembangan jangka panjang yang mengupayakan komoditi terbelakang menjadi komoditi berkembang - Pembangunan Sub Terminal Agribisnis Pemasaran komoditi pertanian merupakan bagian dari kegiatan agribisnis. Pemasaran komoditi pertanian umumnya mempunyai mata rantai yang panjang sehingga keuntungan yang diperoleh petani menjadi rendah. Petani hanya sebagai penerima harga price taker, sehingga posisinya lemah dalam rantai pemasaran. Konsumen juga harus membayar komoditi dengan harga yang tinggi akibat panjangnya rantai pemasaran karena biaya pemasaran yang tinggi. Anugrah 2004 menyatakan bahwa pola pemasaran tidak mampu menunjang upaya pengembangan berbagai jenis komoditas. Lemahnya posisi tawar petani serta semakin banyaknya produk impor komoditas yang sama di pasar dalam negeri, menuntut upaya peningkatan efisiensi pemasaran dengan mengembangkan infrastruktur pemasaran. Sub terminal agribisnis sebagai suatu infrastruktur pasar. Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan dalam pemasaran adalah dengan pembangunan Sub Terminal Agribisnis STA. Kabupaten Sragen perlu memiliki STA karena sangat mendukung pemasaran komoditi tanaman bahan makanan secara efisien. STA merupakan infrastruktur pemasaran dimana selain sebagai tempat transaksi jual beli, juga sebagai wadah untuk mengakomodasi kepentingan pelaku agribisnis dengan pendekatan pasar lelang. Pembinaan mutu komoditi agribisnis dapat dilakukan di tempat ini, karena tersedia tempat sortasi dan pengemasan, air bersih, es, gudang, cool room, dan cold storage. Kemampuan petani dan pedagang dalam penanganan komoditi pertanian dapat ditingkatkan dengan adanya pelatihan penanganan dan pengemasan. Konsep pasar lelang pada STA melibatkan kelompok tani dalam memasarkan hasil pertanian. Kelompok tani secara bersama commit to user melakukan sortasi dan grading pada komoditas yang akan di lelang. Dengan ini, produk yang dijual nantinya adalah produk yang baik dan berkualitas. Petani yang memiliki komoditi sejenis memasarkan hasil pertanian ke STA dengan dikoordinir ketua kelompok tani. Ketua kelompok tani menyerahkan sampel produk yang akan ditawarkan kepada petugas lelang. STA memberikan informasi harga dengan patokan pasar induk. STA menarik pedagang pembeli dengan mengadakan lelang, disini terjadi proses tawar menawar antara pembeli dengan petani yang diwakilkan dengam kelompok tani. Setelah harga disepakati, STA memfasilitasi transaksi jual beli secara langsung maupun dengan kontrak dagang. Keberadaan STA memberikan kepastian kepada petani bahwa hasil pertanian mampu terserap pasar. Apabila STA berjalan sesuai konsep dengan baik maka petani akan memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi komoditi tanaman bahan makanan. Keberadaan STA pada akhirnya turut mendorong berkembangnya komoditi terbelakang di Kabupaten Sragen. b. Alternatif strategi pengembangan jangka panjang yang mempertahankan komoditi prima menjadi komoditi prima 1 Mengurangi alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian Isu strategis yang terjadi pada bidang pertanian, salah satunya adalah berkurangnya lahan pertanian yang produktif. Lahan pertanian beralih fungsi menjadi lahan non pertanian BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2006. Jumlah penduduk yang bertambah membutuhkan lahan untuk tempat tinggal. Lahan pertanian yang subur banyak beralih ke lahan non pertanian, salah satunya untuk pembangunan perumahan. Pemerintah Kabupaten Sragen perlu campur tangan dengan menetapkan beberapa peraturan dan larangan konversi lahan pertanian yang subur menjadi lahan non pertanian. Penggunaan lahan non pertanian dapat diarahkan ke lahan yang kurang subur. commit to user Pemerintah harus menetapkan pembagian areal, dimana areal pemukiman, areal industri dan areal pertanian. Pemerintah juga harus berperan aktif dalam rehabilitasi lahan yang tidak produktif agar lahan produktif semakin luas. Perlu adanya pengembangan teknologi untuk pertanian. Pengembangan teknologi pertanian dengan permasalahan lahan pertanian yang sempit dapat menjadi solusi untuk mengusahakan pertanian di lahan yang terbatas. 2 Pengelolaan sumberdaya air untuk pertanian Sumberdaya air perlu dijaga kelestariannya untuk masa depan. Air merupakan kebutuhan pokok untuk pertanian untuk lahan basah juga lahan kering. Pengelolaan air yang baik dengan memanfaatkan air semaksimal mungkin, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pemeliharaan jaringan irigasi, pengembangan embung, dan pemeliharaan waduk. Jaringan irigasi berfungsi untuk mendistribusikan air kepada pemakai air lahan pertanian. Kecukupan air pada lahan pertanian akan mempengaruhi produksi komoditi dan kesuburan tanah. Kondisi jaringan irigasi di Kabupaten Sragen yang perlu diperhatikan adalah kondisi irigasi di tingkat usaha tani, tersier sampai ke petak petani. Pengelolaan tingkat tersier sampai ke petak dilakukan oleh petani dan Perhimpunan Petani Pemakai Air P3A. Kendala yang terjadi bila P3A tidak berjalan sesuai fungsinya sehingga akan terjadi pembagian air yang tidak adil. Peran serta pemerintah diperlukan dalam pengelolaan jaringan irigasi sampai ke petak petani. Embung dan waduk merupakan tempat penampungan kelebihan air, akan tetapi ukuran embung lebih kecil. Kabupaten Sragen telah memiliki 16 embung dan 7 waduk yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sragen. Pengembangan embung perlu dilakukan dengan penambahan jumlah embung di beberapa daerah yang belum terdapat embung. Penambahan embung perlu dilakukan commit to user dengan alasan pemerintah menetapkan peralihan secara perlahan sumur dalam menjadi sumur dangkal, sehingga perlu tempat penampung air untuk memenuhi kebutuhan air di musim kemarau. Pemeliharaan waduk sebaiknya dilakukan secara kontinue, pembersihan waduk dengan mengangkat sampah-sampah di dalam waduk akan mencegah pendangkalan waduk. Selain itu konstruksi bangunan juga perlu dilakukan pemeliharaan secara berkala agar umur pakai waduk dapat maksimal. 3 Penerapan pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik Proses produksi pertanian berkelanjutan akan lebih mengarah kepada produk-produk hayati yang ramah lingkungan. Penggunaan pupuk organik, pestisida organik, musuh alami digunakan untuk mendukung pertanian berbasis organik. Berbagai kegiatan pertanian berkelanjutan berbasis pertanian organik yaitu pengendalian hama terpadu, konservasi lahan, perlindungan sumberdaya air, penggunaan tanaman pelindung, diversifikasi tanaman dan pemasaran. Pertanian Kabupaten Sragen dalam jangka panjang diarahkan kepada pertanian organik yang ramah akan lingkungan. Komoditi tanaman bahan makanan sebaiknya mulai dikelola secara organik untuk jangka panjang. Alternatif strategi pengembangan jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi dari komoditi terbelakang dan komoditi prima tanaman bahan makanan. Komoditi tanaman bahan makanan sebagai subsektor dari sektor pertanian dengan alternatif strategi ini dapat meningkatkan perannya dalam perekonomian di Kabupaten Sragen. Selain itu, alternatif strategi pengembangan dapat berperan serta dalam upaya perencanaan pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen dalam jangka panjang dimasa yang akan datang. commit to user

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian berjudul Analisis Peran Komoditi Tanaman Bahan Makanan dalam Pembangunan Ekonomi Kabupaten Sragen Pendekatan Tipologi Klassen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Klasifikasi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen berdasarkan pendekatan Tipologi Klassen terdiri dari empat klasifikasi komoditi, yaitu : a. Komoditi prima terdiri dari jagung, ubi kayu, kacang tanah dan pisang. b. Komoditi potensial terdiri dari padi dan mangga. c. Komoditi berkembang terdiri dari ubi jalar, kedelai, ketimun, kangkung, rambutan, jeruk, pepaya dan nanas. d. Komoditi terbelakang terdiri dari kacang hijau, kacang panjang, cabe, tomat, bayam, terong, semangka, melon dan sawo. 2. Alternatif strategi pengembangan komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen, meliputi : a. Alternatif strategi jangka pendek terdiri dari dua macam strategi yaitu : 1 Mempertahankan laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dari komoditi prima, melalui upaya pengembangan agribisnis komoditi jagung, penerapan sistem tumpang sari pada komoditi ubi kayu dan kacang tanah, peningkatan produktivitas pisang dan peningkatan kerjasama antara pihak swasta dengan petani 2 Meningkatkan laju pertumbuhan komoditi potensial agar menjadi komoditi prima, melalui upaya peningkatan produktivitas padi, meningkatkan akses petani terhadap lembaga keuangan dan peningkatan produksi komoditi mangga dengan pemeliharaan yang intensif. 99