Keadaan Sektor Pertanian Lahan Sawah

commit to user

2. Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah besarnya nilai pendapatan per penduduk di suatu wilayah. Nilai pendapatan ini diperoleh dari nilai PDRB dibagi dengan jumlah penduduk. Pendapatan per kapita menjadi indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah dalam periode tahun tertentu. Pendapatan per kapita di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 disajikan pada tabel 17. Tabel 17. Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Sragen Tahun 2005-2008 Uraian 2005 2006 2007 2008 PDRB Jutaan Rupiah Jumlah Penduduk Jiwa PDRB Perkapita Rupiah 2.322.239,44 868.496,00 2.673.863,13 2.442.570,43 861.090,00 2.836.602,94 2.582.492,48 865.743,00 2.982.978,18 2.729.450,33 869.762,00 3.138.157,72 Sumber : BPS dan BAPPEDA Kabupaten Sragen, 2009 Berdasarkan Tabel 17 diketahui bahwa PDRB per kapita mengalami peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2008 di Kabupaten Sragen. Peningkatan PDRB per kapita disebabkan oleh PDRB yang jumlahnya meningkat namun jumlah penduduk cenderung tetap. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Sragen telah mampu meningkatkan pendapatan per kapita penduduknya.

D. Keadaan Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor perekonomian yang memiliki peran yang penting bagi pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Sragen. Sektor pertanian memberikan kontribusi PDRB tertinggi dibanding kedelapan sektor perekonomian di Kabupaten Sragen. Kontribusi yang besar dari sektor pertanian disokong oleh kelima subsektor yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor perikanan. Adapun produksi dan nilai produksi pertanian yang dihasilkan setiap subsektor di Kabupaten Sragen pada tahun 2008 yaitu : commit to user 1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan Komoditi dalam subsektor tanaman bahan makanan terdiri dari padi dan palawija, sayur mayur dan buah-buahan. Produksi dan nilai produksi komoditi tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008 No Jenis Komoditi Produksi Nilai Produksi 1. Padi 451.430.000 1.103.097.558.113,54 2. Jagung 67.017.000 80.513.271.122,04 3. Ubi Kayu 46.734.000 35.907.046.267,32 4. Ubi Jalar 50.000 43.771.513,19 5. Kacang tanah 12.912.000 35.062.758.620,69 6. Kedelai 3.394.000 18.067.198.275,86 7. Kacang hijau 1.672.000 10.948.472.206,90 8. Kacang panjang 401.400 792.478.964,98 9. Cabe 1.184.400 9.499.515.845,12 10. Tomat 91.300 119.980.380,54 11. Ketimun 439.000 465.856.126,45 12. Kangkung 205.600 71.668.503,74 13. Bayam 93.100 32.740.430,89 14. Terong 290.600 439.260.607,09 15. Semangka 1.537.200 2.939.488.485,76 16. Pisang 9.064.100 70.148.780.648,84 17. Mangga 7.635.700 21.517.651.908,21 18. Rambutan 2.056.400 6.337.397.967,68 19. Melon 2.009.700 7.128.074.130,43 20. Jeruk 402.500 1.896.949.712,64 21. Sawo 301.700 1.040.764.483,59 22. Pepaya 1.133.100 3.688.596.304,35 23. Nanas 2.900 2.405.386,47 Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 7 dan 10 Berdasarkan Tabel 18, diketahui bahwa produksi dan nilai produksi komoditi terbesar untuk komoditi padi dan palawija di Kabupaten Sragen pada tahun 2008 adalah padi dengan produksi sebesar 451.430.000 kg dan nilai produksi sebesar Rp 1.103.071.670.200,0. Sedangkan nilai produksi terkecil adalah ubi jalar yaitu Rp 43.770.485,9 dengan produksi sebesar 50.000 kg. Ubi jalar hanya diusahakan di Kecamatan Miri dengan luas lahan produksi pada tahun 2008 seluas 5 ha. commit to user Padi banyak dihasilkan di Kabupaten Sragen karena 43 persen dari luas lahan Kabupaten Sragen dimanfaatkan sebagai lahan sawah. Tingginya produksi padi didukung oleh topografi Kabupaten Sragen yang merupakan daerah dataran rendah dan dilalui aliran sungai Bengawan Solo. Kebutuhan air terpenuhi dengan baik juga karena terdapat sarana irigasi untuk memasok air ke lahan persawahan. Kabupaten Sragen mempunyai tujuh waduk dengan luas genangan 131,01 Ha. Ketujuh waduk tersebut adalah Waduk Kambangan Kecamatan Karangmalang, Waduk Gembong Kecamatan Karangmalang, Waduk Bothok Kecamatan Kedawung, Waduk Barambang Kecamatan Kedawung, Waduk Ketro Kecamatan Tanon, Waduk Blimbing Kecamatan Sambirejo, dan Waduk Gebyar Kecamatan Sambirejo. Pemerintah Kabupaten Sragen juga telah melaksanakan pembangunan 10 embung di empat kecamatan yaitu Kecamatan Karang Malang, Gondang, Gesi, dan Kedawung. Tujuan pembangunan embung agar dapat menampung air pada musim penghujan untuk keperluan pertanian, perikanan, pariwisata dan kebutuhan air penduduk. Komoditi sayuran dengan hasil produksi paling banyak dan mempunyai nilai produksi tertinggi di antara komoditi sayuran lainnya di Kabupaten Sragen pada tahun 2008 adalah komoditi cabe. Komoditi cabe merah ini mampu diproduksi sebesar 1.184.400 kg dengan nilai produksi Rp 9.499.396.285,0. Produsen cabe terbesar adalah Kecamatan Tanon dengan produksi 194.500 kg. Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Sragen adalah pisang yaitu sebesar 9.064.100 kg dengan nilai produksi sebesar Rp 70.147.787.385,0. Kecamatan yang paling banyak memproduksi pisang adalah Kecamatan Kalijambe yaitu 1.781.500 kg. Pisang banyak diproduksi di Kabupaten Sragen karena tanaman pisang dapat tumbuh baik di jenis tanah apapun pada dataran rendah. Produksi pisang yang besar juga ditunjang oleh adanya industri kecil kripik pisang di Kabupaten Sragen. commit to user 2. Subsektor Tanaman Perkebunan Subsektor tanaman perkebunan di Kabupaten Sragen terdiri dari tanaman perkebunan tebu gula pasir, jambu mete, kapuk randu, wijen, dan cengkeh. Produksi dan nilai produksi dari masing-masing komoditi tanaman perkebunan di Kabupaten Sragen disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Sragen Tahun 2008 No Jenis Komoditi Produksi Nilai produksi 1. Gula Pasir tebu 35.989.500,00 141.663.433.971,36 2. Mete 275.250,00 9.210.375.929,50 3. Kapuk Randu 298.000,00 2.409.788.272,54 4. Wijen 35.000,00 351.831.451,39 5. Cengkeh 55.825,00 2.006.379.096,67 Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 7 dan 10 Berdasakan Tabel 19 diketahui bahwa komoditi yang produksi dan nilai produksinya tertinggi adalah gula pasir yang merupakan olahan dari tanaman tebu. Tanaman perkebunan tebu dikembangkan di Kabupaten Sragen, kecuali kecamatan Masaran, Kedawung, Sragen dan Tanon. Tebu yang dikembangkan adalah tebu tegalan yang diusahakan oleh rakyat. Produksi tebu tegalan tertinggi dihasilkan di kecamatan Jenar sebesar 12.668.900 kg. Tanaman tebu banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena didukung adanya Pabrik Gula Mojo di Kabupaten Sragen. Pabrik Gula Mojo milik PT Perkebunan Nusantara IX ini, membutuhkan bahan baku utama yaitu tebu untuk melangsungkan proses produksi. Hal ini yang mendorong masyarakat untuk menyediakan bahan baku dengan mengembangkan tanaman tebu di tegalan mereka. Pabrik Gula Mojo telah berperan dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat Sragen dengan membeli hasil panen tebu tegalan. Selain itu Pabrik Gula Mojo juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sebagai karyawan tetap maupun karyawan musiman. Karyawan musiman commit to user dibutuhkan ketika Pabrik Gula Mojo sedang berproduksi karena proses produksi hanya dilakukan setahun dua kali. 3. Subsektor Peternakan Peternakan di Kabupaten Sragen terdiri dari peternakan sapi, ayam kampung, ayam ras dan itik. Hasil peternakan tersebut berupa telur dan susu. Produksi dan nilai produksi dari subsektor peternakan di Kabupaten Sragen tahun 2008 disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Peternakan di Kabupaten Sragen Tahun 2008 No Jenis Komoditi Produksi Nilai Produksi 1. Telur Ayam Kampung 272.669,50 2.046.707.211,24 2. Telur Ayam Ras 2.905.044,00 17.983.698.819,65 3. Telur itik 178.439,60 1.309.470.328,43 4. Susu sapi perah 23.828,00 89.928.292,87 Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 7 dan 10 Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa komoditi telur ayam ras memiliki produksi dan nilai produksi tertinggi dibanding dengan jenis komoditi lain. Peternakan ayam ras terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Sragen dengan banyak ternak sejumlah 3.275.661 ekor pada tahun 2008. Ayam ras diusahakan oleh peternak karena kebutuhan pangan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Ayam ras merupakan ayam potong yang dapat dimanfaatkan daging, telur, dan kulitnya sebagai bahan pangan. 4. Subsektor Perikanan Perikanan di Kabupaten Sragen merupakan perikanan air tawar. Komoditi perikanan terdiri dari ikan Kutuk, Lele, Mujaher, Ikan Mas, Tawes, Gurameh, Nila Merah, Belut, Udang, Katak, dan ikan lainnya. Produksi dan nilai produksi masing-masing komoditi berbeda satu dengan yang lain. Produksi dan nilai produksi komoditi perikanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008 disajikan pada Tabel 21. commit to user Tabel 21. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Perikanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008 No Jenis Komoditi Produksi kg Nilai Produksi Rp 1 KutukGabus 116.097,00 1.289.809.612,22 2 Lele 259.699,00 1.910.287.159,96 3 Mujaher 190.592,00 860.508.899,15 4 Ikan Mas 617.839,00 5.876.748.265,05 5 Tawes 315.269,00 1.791.264.147,91 6 Gurameh 74.112,00 1.157.976.652,49 7 Nila Merah 2.266.585,00 21.559.256.483,23 8 Belut 45.378,00 575.500.607,99 9 Patin 54.479,00 502.992.034,41 10 Udang 59.835,00 549.407.104,49 11 Katak 33.550,00 291.037.620,99 12 Ikan Lainnya 368.186,00 1.568.942.594,51 Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 7 dan 10 Berdasarkan Tabel 21, diketahui bahwa komoditi ikan Nila Merah memiliki nilai produksi yang tertinggi yaitu Rp 21.559.256.483,23 dengan produksi sejumlah 2.266.585,00 kg. Komoditi perikanan yang memiliki nilai produksi terkecil adalah katak yaitu Rp 290.988.907,32 dengan produksi 33.550 kg. Nila merah dan katak diusahakan di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Sragen. Potensi perikanan di Kabupaten Sragen salah satunya terdapat di kawasan Waduk Kedung Ombo yang sangat cocok untuk pengembangan ikan nila merah melalui karamba. Waduk ini digunakan untuk menampung air yang digunakan untuk pengairan serta untuk budidaya dan penangkapan ikan. 5. Subsektor Kehutanan Subsektor kehutanan di Kabupaten Sragen menghasilkan berbagai macam kayu pertukangan yaitu kayu jati dan kayu rimba. Setiap jenis kayu tersebut digolongkan ke tiga golongan yaitu A1, A2, A3 yang produksi dan nilai produksinya berbeda satu dengan yang lain. Produksi dan nilai produksi dari komoditi kehutanan di Kabupaten Sragen tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 22. commit to user Tabel 22. Produksi dan Nilai Produksi Komoditi Kehutanan di Kabupaten Sragen Tahun 2008 No Jenis Komoditi Produksi m 3 Nilai Produksi Rp 1 Kayu Jati Pertukangan A1 3.291,90 3.582.636.369,63 2 Kayu Jati Pertukangan A2 1.459,76 2.647.806.872,90 3 Kayu Jati Pertukangan A3 477,74 1.260.444.561,70 4 Kayu Rimba Pertukangan A1 261,36 103.433.810,43 5 Kayu Rimba Pertukangan A2 159,35 84.084.163,31 6 Kayu Rimba Pertukangan A3 468,58 309.069.322,60 Sumber : Analisis Data Sekunder Lampiran 7 dan 10 Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa komoditi yang produksi dan nilai produksi tertinggi adalah kayu jati pertukangan A1. Sedangkan komoditi yang produksi dan nilai produksi terendah adalah kayu Rimba pertukangan A2. Perbedaan golongan kayu didasarkan pada ukuran diameter kayu. Golongan A1 adalah kayu berdiameter 7-19 cm. Golongan A2 adalah kayu berdiameter 20-29 cm. Golongan A3 adalah kayu berdiameter lebih dari 30 cm. Perbedaan ukuran ini menyebabkan perbedaan harga per m 3 dari setiap golongan, golongan A3 merupakan kayu dengan harga tertinggi dan golongan A1 merupakan kayu dengan harga terendah. commit to user

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keragaan Umum Komoditi Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten

Sragen Kabupaten Sragen merupakan kabupaten yang menjadi bagian dari Karisidenan Surakarta. Kabupaten Sragen juga tergabung dalam kawasan Subosukawonosraten yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo,Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Klaten. Kawasan Subosukawonosraten memiliki lokasi yang saling berdekatan dan menjalin kerjasama ekonomi antardaerah. Muflihun 2009 menyatakan bahwa Kawasan Subosukawonosraten merupakan model kerja sama antardaerah dan diharapkan akan dapat mewujudkan pusat gravitasi pertumbuhan ekonomi baru the new area of economic baik di wilayah Provinsi Jawa Tengah, nasional bahkan internasional. Setiap daerah di kawasan Subosukawonosraten memiliki keunggulan yang berbeda untuk sektor perekonomian. Salah satunya adalah Kabupaten Sragen yang memiliki sektor unggulan yaitu pertanian untuk tanaman bahan makanan. Potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam khususnya di sektor pertanian yang dimiliki oleh Kabupaten Sragen selama ini telah dikelola dengan baik. Pengelolaan itu telah menghasilkan sebuah predikat bahwa Kabupaten Sragen merupakan Kabupaten dengan sektor unggulan pertanian untuk subsektor tanaman bahan makanan. Keunggulan di subsektor tanaman bahan makanan perlu dipertahankan oleh Kabupaten Sragen bahkan perlu dilakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kabupaten Sragen perlu mengoptimalkan potensi sumber daya pertanian yang dimiliki untuk dapat bersaing dan menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi. Subsektor tanaman bahan makanan merupakan subsektor yang memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Sragen. Subsektor tanaman bahan makanan di Kabupaten Sragen terdiri dari komoditi tanaman pangan padi dan palawija, komoditi sayur- sayuran dan komoditi buah-buahan. Masing-masing komoditi tanaman bahan 52