Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
31 3. Ketatnya persyaratan teknis dan admininistrasi yang membatasi produk produk
lokal masuk ke pasar modern. Dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012, juga menerapkan kebijakan kebijakan
dalam pengawasan keamanan pangan, dalam hal ini Pangan Segar Asal Tumbuhan PSAT. Pengawasan terhadap pemasukan PSAT yang berupa buah dan sayuran segar serta produk
antara biji-bijian, tepung tepungan, sayur dan buah beku serta jamur ini perlu dilakukan. Hal ini karena komoditas pangan tersebut bersifat
perishable tidak tahan lama dan mudah rusak. Sehingga pengawasan pemasukan buah dan sayuran segar di berbagai lini mutlak
dilakukan untuk menjamin bahwa komoditas yang masuk tersebut selain tidak rusak juga tidak mengandung cemaran kimia maupun biologi sehingga aman untuk dikonsumsi. Hal
ini dikarenakan buah dan sayuran yang berasal dari perdagangan antar daerah dan terutama dari luar negeri bertujuan agar komoditas tersebut tidak rusak selama dalam
pengiriman maka dilakukan perlakuan-perlakuan antara lain secara kimiawi agar buah dan sayuran segar tetap dalam keadaan baik sehingga tetap laku di pasaran.
Pengawasan terhadap pemasukan PSAT ini sangat penting terutama buah dan sayuran segar. Buah dan sayuran segar masuk kategori sebagai pangan yang berisiko besar
karena selain mudah rusak juga karena dalam budidayanya sebagian besar menggunakan pestisida kimia dalam dosis yang cukup tinggi. Hal ini memungkinkan residu pestisida yang
digunakan selama proses budidaya dapat masuk ke dalam buah atau sayuran, dan apabila kadarnya diatas ambang batas yang ditentukan akan menyebabkan bahaya pada manusia
yang mengkonsumsinya. Oleh sebab itu dalam rangka mencegah timbulnya penyakit akibat pangan segar yang tidak aman konsumsi, maka pangan harus diawasi mulai dari tempat
produksi sampai tempat pemasukan maupun pengeluaran untuk mencegah kontaminasi.
Salah satu upaya menjawab permasalahan dan tantangan keamanan pangan, Pemerintah DIY telah mengeluarkan Perda No. 2 Tahun 2014 tentang Penjaminan Mutu
dan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan. Perda ini sudah mulai disosialisasikan ke masyarakat maupun
stake holder serta ditindaklanjuti dengan penyusunan aturan-aturan turunannya agar dapat segera diimplementasikan.
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu 1. Perkembangan geoekonomi dan krisis ekonomi global;
Isu 2. Sustainable Development Goals SDG s, terutama dalam mewujudkan tujuan
mengakhiri kemiskinan, kelaparan, ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, mendorong pertanian yang berkelanjutan, menjamin kehidupan yang sehat,
mendorong
pertumbuhan ekonomi,
mengurangi kesenjangan,
pola produksikonsumsi yang berkelanjutan, memerangi perubahan iklim;
Isu 3. Deklarasi
World Food Summit 1996 dan tahun 2001 untuk mengurangi penduduk dunia yang menderita lapar dan malnutrisi hingga setengahnya pada
tahun 2015; Isu 4.
Ancaman kelaparan global dan ketergantungan pangan dari luar negeri; Isu 5.
Kondisi dan beban ganda keamanan pangan; Isu 6.
Kondisi kemiskinan dan pengangguran yang berlanjut pada rawan pangan; Isu 7.
Perubahan iklim global, konversi dan degradasi sumber daya lahan dan air; Isu 8.
Pendekatan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan dalam pembangunan ketahanan pangan
di DIY sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
32 Isu 9.
Penanganan Desa Rawan Pangan yang terpadu dalam pengentasan kemiskinan; Isu 10.
Pendekatan diversifikasi pangan berkelanjutan; Isu 11.
Pemanfaatan pangan lokal yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman B2SA; Isu 12.
Pasar bebas ASEAN Masyarakat Ekonomi ASEANMEA tahun 2015. Isu 13.
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan untuk mencegah alih fungsi lahan dan meningkatkan kemandirian pangan.
Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
33 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Visi yang hendak diwujudkan dalam rentang lima tahun, berupa suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap menjunjung tinggi nilai budaya adiluhung.
Dengan mempertimbangkan pelbagai aspek dan perkembangan global yang pesat, visi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dirumuskan sebagai berikut:
Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru.
Dari hasil pencermatan terhadap kondisi ketahanan pangan dan penyuluhan DIY dan berbagai isu strategis, visi pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan dapat
dirumuskan sebagai berikut: Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkelanjutan didukung oleh sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien.
Terwujudnya visi di atas akan dilihat dari menguatnya peran ketahanan pangan dan penyuluhan dalam mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat DIY, karena dengan
ketahanan pangan yang kuat dan penyuluhan yang efektif dan efisien diharapkan mampu: a.
memberikan rasa tenteram kepada setiap individu perseorangan karena terpenuhinya kebutuhan dasarnya yaitu pangan;
b. memberikan pengaruh yang nyata terhadap terwujudnya SDM yang berkualitas;
c. mendukung stabilisasi keamanan karena kuatnya ketahanan pangan maka gejolak
sosial di suatu wilayah dapat dihindari; d.
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani, nelayan serta masyarakat disekitar hutan sebagai modal dasar dalam mewujudkan ketahanan pangan;
e. menjadi katalisator pembangunan ekonomi yang berbasis di perdesaan.
4.1.1. Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
Pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan, sesuai dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat termasuk didalamnya pelaku utama, pelaksana dan pemangku kepentingan lain dalam bidang pangan dan penyuluhan.
Pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan diarahkan pada terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan dalam jumlah yang cukup,
mutu yang terjamin, aman dan terjangkau serta berkelanjutan yang didukung oleh penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Untuk mengantisipasi tantangan dan perkembangan ke depan baik pada tingkat lokal, regional, nasional, maupun global, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan visi, yaitu: Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkelanjutan didukung oleh sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien. Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pangan, adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan