Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
33 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN
4.1. Visi dan Misi SKPD
Visi yang hendak diwujudkan dalam rentang lima tahun, berupa suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap menjunjung tinggi nilai budaya adiluhung.
Dengan mempertimbangkan pelbagai aspek dan perkembangan global yang pesat, visi Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dirumuskan sebagai berikut:
Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru.
Dari hasil pencermatan terhadap kondisi ketahanan pangan dan penyuluhan DIY dan berbagai isu strategis, visi pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan dapat
dirumuskan sebagai berikut: Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkelanjutan didukung oleh sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien.
Terwujudnya visi di atas akan dilihat dari menguatnya peran ketahanan pangan dan penyuluhan dalam mendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat DIY, karena dengan
ketahanan pangan yang kuat dan penyuluhan yang efektif dan efisien diharapkan mampu: a.
memberikan rasa tenteram kepada setiap individu perseorangan karena terpenuhinya kebutuhan dasarnya yaitu pangan;
b. memberikan pengaruh yang nyata terhadap terwujudnya SDM yang berkualitas;
c. mendukung stabilisasi keamanan karena kuatnya ketahanan pangan maka gejolak
sosial di suatu wilayah dapat dihindari; d.
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap petani, nelayan serta masyarakat disekitar hutan sebagai modal dasar dalam mewujudkan ketahanan pangan;
e. menjadi katalisator pembangunan ekonomi yang berbasis di perdesaan.
4.1.1. Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
Pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan, sesuai dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat termasuk didalamnya pelaku utama, pelaksana dan pemangku kepentingan lain dalam bidang pangan dan penyuluhan.
Pembangunan bidang ketahanan pangan dan penyuluhan diarahkan pada terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan dalam jumlah yang cukup,
mutu yang terjamin, aman dan terjangkau serta berkelanjutan yang didukung oleh penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Untuk mengantisipasi tantangan dan perkembangan ke depan baik pada tingkat lokal, regional, nasional, maupun global, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah
Istimewa Yogyakarta perlu menetapkan visi, yaitu: Mewujudkan ketahanan pangan yang kuat, berkelanjutan didukung oleh sistem
penyuluhan yang efektif dan efisien. Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pangan, adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan
Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
34 bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, danatau
pembuatan makanan atau minuman. 2.
Kedaulatan Pangan, adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan
hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
3. Kemandirian Pangan, adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi
pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan
memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
4. Ketahanan Pangan, adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan.
5. Ketahanan Pangan yang kuat, adalah kondisi dari suatu keterkaitan yang padu
disepanjang sistem ketahanan pangan, mulai dari sub sistem ketersediaan dan kewaspadaan pangan, sub sistem distribusi dan akses pangan hingga sub sistem
konsumsi dan keamanan pangan.
6. Ketahanan Pangan yang berkarakter, adalah ketahanan pangan yang mempunyai
kualitas tertentu yang positif, sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat.
7. Ketahanan Pangan yang berbudaya, adalah ketahanan pangan dengan budaya lokal
yang mampu menyerap unsur-unsur budaya asing untuk memperkokoh budaya lokal dan dapat mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan
dan keunggulan lokal.
8. Berkelanjutan, adalah kondisi terpenuhinya pangan yang terus menerus atau
berkesinambungan dari waktu kewaktu. 9.
Penyuluhan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya penyuluhan lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan
dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
10. Sistem penyuluhan, adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
penngetahuan ketrampilan serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.
11. Efektif, adalah suatu kegiatan yang dapat membawa hasil atau berhasil guna. 12. Efisien, adalah ketepatan dan kesesuaian kegiatan untuk menghasilkan sesuatu
dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya.
4.1.2. Misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY
Pernyataan misi dimaksudkan agar seluruh aparat Badan mengetahui peran yang akan dilakukan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Pernyataan misi mengandung hal-hal yang harus diemban oleh BKPP untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan. Mengingat
Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
35 pernyataan visi mendasarkan pada peran yang bisa dilakukan oleh BKPP dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan yang kuat serta sistem penyuluhan yang efektif dan efisien, maka misi BKPP perlu mencakup dua sudut pandang, yakni sudut pandang ke dalam
inward looking dan sudut pandang keluar outward looking. Selengkapnya, misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Misi 1. Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan subsistem ketersediaan,
distribusi, konsumsi dan keamanan pangan.
Misi 2. Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai
karakter, budaya lokal dan kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat sekitar kawasan hutan
Misi 3. Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan dan penyuluhan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan benar good governance
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.2.1. Tujuan
Tujuan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan pada hakekatnya adalah untuk memperkuat ketahanan pangan ditingkat wilayah, rumah tangga sampai dengan
perseoranganindividu serta penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien. Memperhatikan visi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam rentang waktu lima tahun adalah: meningkatnya kualitas ketahanan pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan Harapan PPH minimal 84,3 di tahun 2017.
Target indikator tujuan SKPD yaitu skor PPH disesuaikan untuk tahun 2017 semula 90 menjadi 84,3. Penyesuaian dilakukan karena pengaruh faktor eksternal dari perubahan
data Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS yang digunakan sebagai data utama, khususnya pada tabel 9A untuk konsumsi bahan pangan. Badan Pusat Statistik melakukan
efisiensi materi kuesioner yang digunakan dalam survei tersebut, salah satunya dengan mengurangi jumlah data jenis komoditas bahan pangan yang dikonsumsi, sehingga secara
kumulatif konsumsi beberapa golongan pangan otomatis menurun dan berpengaruh terhadap menurunnya hasil perhitungan skor PPH. Hal ini terjadi di seluruh Indonesia.
4.2.2. Sasaran Strategis
Mengacu pada tujuan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan diatas, maka sasaran strategis SKPD adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya ketersediaan pangan dengan indikator kinerja angka ketersediaan energi dan angka ketersediaan protein.
2. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat dengan indikator kinerja angka konsumsi energi dan angka konsumsi protein.
3. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran Renstra SKPD dengan indikator kinerja persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan
program SKPD. Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan BKPP periode 2013-2017 dapat dilihat
pada tabel 4.1.