Reviu Kedua Renstra BKPP 2012 2017.compressed

(1)

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2012-2017

Perubahan

Daerah Istimewa Yogyakarta

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Surat Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor: 188/00173/I


(2)

TAHUN 2012-2017

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN Jl. Gondosuli No. 6 Yogyakarta 55165

Telp. (0274) 540798, 540897, 523882 Fax (0274) 523882 Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: bkpp@jogjaprov.go.id


(3)

Jl. Gondosuli Nomor 6 Telp (0274) 540798, 540897, 523882 Fax (0274) 523882 Website: www.bkpp.jogjaprov.go.id Email: bkpp@jogjaprov.go.id

Y O G Y A K A R T A 5 5 1 6 5

Tentang

PERUBAHAN KEDUA RENCANA STRATEGIS

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 2017 setiap SKPD wajib menyusun Perubahan Rencana Strategis (Renstra) SKPD; b. bahwa Perubahan Rencana Strategis SKPD tersebut berisi

program-program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan untuk satu tahun terakhir (2017) disesuaikan untuk mencapai visi, misi, tujuan serta sasaran yang harus dipedomani dalam menyusun program dan kegiatan setiap tahun;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut huruf a dan b, perlu menetapkan keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Perubahan Kedua Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017.

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 26 Tahun 1959;

2. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta;

4. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan

Gizi;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;

9. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012-2017;

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

Halaman Judul ...i

Kata Pengantar ...ii

Daftar Isi ...iii

Daftar Tabel...v

Daftar Gambar ...vi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Landasan Hukum ...2

1.3. Maksud dan Tujuan ...4

1.3.1 Maksud ...4

1.3.2 Tujuan ...4

1.4. Sistematika Penulisan...4

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD ...5

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD ...5

2.1.1. Tugas ...5

2.1.2. Fungsi ...5

2.1.3. Struktur Organisasi ...5

2.2. Sumber Daya SKPD ...6

2.2.1. Sumber Daya Manusia ...6

2.2.2. Aset/Modal...8

2.2.3. Unit Usaha yang Masih Operasional ...10

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD ...10

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ...17

2.4.1. Tantangan Penyediaan Lahan Pangan ...17

2.4.2. Tantangan sekaligus Potensi dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Propinsi DIY Tahun 2009-2029 ...17

2.4.3. Keamanan Pangan dan Peningkatan Daya Saing menuju MEA 2015...18

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ...19

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD ...19

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ...19

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota ...20

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ...25

3.4.1. Rencana Tata Ruang dalam Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Propinsi DIY Tahun 2009-2029 ...26

3.4.2. Isu Konversi Lahan Pertanian Produktif ...27

3.4.3. Telaah Keamanan Pangan dalam Memasuki Kancah Persaingan MEA 2015...29

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis ...31

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN ...33

4.1. Visi dan Misi SKPD ...33

4.1.1. Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY...33

4.1.2. Misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY ...34

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD ...35


(7)

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MANGACU PADA TUJUAN DAN

SASARAN RPJMD ...56 BAB VII PENUTUP ...59 LAMPIRAN: CASCADING BKPP DIY


(8)

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai BKPP DIY Berdasarkan Golongan, Pendidikan, dan

Jenis Kelamin ...6

Tabel 2.2. Jumlah Pegawai BKPP DIY Berdasarkan Jabatan dan Golongan ...7

Tabel 2.3. Rincian Pegawai menurut Tingkat Pendidikan ...7

Tabel 2.4. Jabatan Struktural/Fungsional Tertentu ...8

Tabel 2.5. Aset BKPP DIY dan Kondisinya ...8

Tabel 2.6. Pencapaian Kinerja Pelayanan BKPP DIY ...11

Tabel 2.7. Anggaran dan Realisasi Pendanaan BKPP DIY Tahun 2013-2017 ...16

Tabel 3.1. Analisis SWOT...21

Tabel 3.2. Luas Lahan Sawah Tahun 2002-2013 Daerah Istimewa Yogyakarta ...27

Tabel 3.3. Proyeksi Laju Alih Fungsi Lahan Tahun 2014-2020 Daerah Istimewa Yogyakarta ...27

Tabel 3.4. Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan DIY ...28

Tabel 3.5. Jenis Bahaya yang Ditimbulkan dari Berbagai Jenis Cemaran ...30

Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BKPP ...36

Tabel 5.1. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif ...38

Tabel 6.1. Indikator Kinerja BKPP DIY yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ...57


(9)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi BKPP DIY...6 Gambar 2.2. Skor PPH DIY Tahun 2011-2015 ...12 Gambar 2.3. Perbandingan Capaian Ketersediaan dan Konsumsi Energi

Tahun 2012-2015 ...13 Gambar 2.4. Perbandingan Capaian Ketersediaan dan Konsumsi Protein

Tahun 2012-2015 ...14 Gambar 3.1. Arahan Pola Ruang di DIY (Mengacu RTRW DIY 2009-2029...26


(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pembangunan ketahanan pangan merupakan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DIY tahun 2005-2025, yang difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan, pemantapan distribusi pangan, serta percepatan penganekaragaman pangan sesuai dengan potensi dan karakteristik daerah. Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kerawanan pangan sekaligus sebagai perwujudan pembangunan sosial ekonomi sebagai bagian dari pembangunan secara keseluruhan.

Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan subsistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan, serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian program-program pembangunan ketahanan pangan dan pertanian tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial-ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan.

Bertolak dari hal tersebut diatas, serta dengan tetap berpedoman pada RPJPD DIY dan perkembangan lingkungan strategis, maka perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung sesuai dengan visi pembangunan DIY Tahun 2012 2017. Perwujudan program pembangunan ketahanan pangan di DIY tidak terlepas dari arah Renaisans Pangan,dengan sebesar mungkin pengembangan lokal genius yang dilakukan untuk menopang terwujudnya kedaulatan pangan, yakni terpenuhinya pangan untuk hidup sehat dan produktif bagi setiap rumah tangga dari produksi dalam negeri.

Berbagai peraturan dan perundangan yang telah ditetapkan, juga telah mengarahkan dan mendorong pemantapan ketahanan pangan yaitu: Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi; Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pasal 2 dan pasal 3 menyatakan bahwa Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan pertanggungjawaban urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal.

Dalam rangka mendorong dan mensikronkan pembangunan ketahanan pangan, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, mempunyai tugas penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan. Bersama-sama dengan instansi terkait lainnya bekerjasama secara sinergis dalam meningkatkan percepatan diversifikasi pangan dan


(11)

Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012-2017, maka disusun Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta (Renstra BKPP DIY) Tahun 2012-2017.

Renstra adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk bekerja menuju 5 tahun ke depan. Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 tahun. Fungsi Renstra SKPD sebagai pedoman dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Proses penyusunan Renstra SKPD dilaksanakan dalam 3 tahapan: (i) penyusunan rancangan Renstra SKPD; (2) penyusunan rancangan akhir; dan (3) penetapan. Renstra ini akan menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahunan SKPD.

Dalam perjalanan waktu, terjadi dinamika perkembangan kondisi politik, sosial ekonomi, dan budaya yang menyebabkan perlunya penyesuaian terhadap RPJMD DIY 2012-2017 yang akan diikuti dengan penyesuaian Renstra SKPD. Perubahan berbagai peraturan antara lain dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY, dan Peraturan Gubernur DIY Nomor 76 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan serta kebijakan Pemerintah Pusat yang mengarahkan penganggaran berbasis money follow programjuga menjadi dasar bagi BKPP DIY melakukan Review Kedua Renstra SKPD.

Review Kedua Renstra BKPP DIY terutama dalam hal penambahan tujuan SKPD dan indikator kinerjanya serta penyesuaian sasaran strategis SKPD yang sudah tercantum dalam Review RPJMD. Tata cara penyusunan Review Kedua Renstra SKPD dilakukan dengan mengacu matriks cascade yang telah disusun oleh Pemda DIY yang menjabarkan: Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Gubernur, serta Tujuan dan Sasaran SKPD sampai dengan Program masing-masing SKPD. Masing-masing kegiatan yang dihasilkan harus memuat intekoneksi sampai dengan Visi dan Misi Kepala Daerah (Gubernur DIY) seperti yang telah dituangkan didalam Review RPJMD DIY 2012-2017

Selain itu, Review Renstra BKPP DIY ini juga sudah mengakomodir NAWACITA pemerintahan yang baru melalui agenda mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, sub agenda Peningkatan Kedaulatan Pangan yang perlu didukung dengan: (i) peningkatan kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (ii) pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan (iii) upaya melindungi dan menyejahterakan pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan. Review Renstra BKPP juga diselaraskan dengan Renstra Kementerian Pertanian dan Renstra Badan Ketahanan Pangan.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Review Kedua Renstra BKPP DIY Tahun 2012 2017didasarkan pada landasan ideologis Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 A ayat 1 dan Pasal 34, dan landasan operasional sebagai berikut:

1. Deklarasi Internasional berkaitan dengan Hak Asasi Manusia Tahun 1948, ECOSOC Tahun 1968, ICRC dan CEDAW Tahun 1978;

2. Deklarasi World Food Summit Tahun 1996 dan Tahun 2001; 3. Sustainable Development Goals Tahun 2015;

4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta;


(12)

6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM;

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

8. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

9. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025;

10. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta;

11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;

12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan;

14. Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara nomor 498);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi; 18. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan;

19. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal;

20. Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;

21. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2012-2017;

22. Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 2012-2017;

23. Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

24. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 57 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi 2011-1015;

25. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

26. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka Menengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan serta Indikator Kinerja Utama Gubernur pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta 2012-2017;

27. Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 10/KEP/2016 Tanggal 15 Januari 2016 tentang Pengesahan Perubahan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012-2017.


(13)

1.3. Maksud dan Tujuan 1.3.1. Maksud

Maksud penyusunan Review Kedua Renstra SKPD adalah memberikan arah kepada SKPD dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan untuk jangka waktu lima tahun, terutama tahun 2017 yaitu untuk menyesuaikan dengan cascading yang terdapat dalam Review RPJMD.

1.3.2. Tujuan

Tujuan penyusunan Renstra SKPD adalah:

1. Menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama lima tahun.

2. Memberikan landasan kebijakan taktis strategis lima tahunan dalam kerangka mencapai visi dan misi sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan.

1.4. Sistematika Penulisan

Review Kedua Renstra BKPP DIY 2012-2017 disusun menurut sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

Menguraikan Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD, Sumber Daya SKPD, Kinerja Pelayanan SKPD serta Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Menjelaskan permasalahan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan dan isu strategis pembangunan ketahanan pangan.

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

Berisi tentang visi pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan, visi dan misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta, tujuan dan sasaran yang terukur (kuantitatif) yang hendak diwujudkan, strategi dan kebijakan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan.

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Berisi tentang program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun .

BAB VI. INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Berisi tentang sasaran strategis, indikator kinerja, satuan dan target. BAB VII. PENUTUP


(14)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD

Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 76 Tahun 2015, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas, fungsi, dan struktur organisasi sebagai berikut:

2.1.1. Tugas

Tugas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah melaksanakan penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan.

2.1.2. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam butir 2.1.1. di atas, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Penyusunan program kerja urusan ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan; b. Perumusan kebijakan teknis urusan ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan; c. Pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian ketersediaan

pangan;

d. Pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian distribusi pangan;

e. Pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian konsumsi dan kewaspadaan pangan;

f. Pengoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan;

g. Pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan pangan khas DIY untuk ketahanan pangan;

h. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan ketahanan pangan dan penyuluhan;

i. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan

j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi BKPP DIY sesuai dengan Peraturan Daerah Istimewa DIY Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdapat dalam Lampiran 2.g. Bagan Struktur Organisasi Lembaga Teknis Daerah adalah sebagai berikut:


(15)

Gambar 2.1. Struktur Organisasi BKPP DIY

2.2. Sumber Daya SKPD 2.2.1. Sumber Daya Manusia

Jumlah pegawai BKPP DIY berdasarkan golongan, pendidikan, dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Pegawai BKPP DIY Berdasarkan Golongan, Pendidikan, dan Jenis Kelamin S 3 S 2 S 1 D 4 D3 D2 D1 S LTA S LTP S D Jm l

1 IV / e - - -

-IV / d - - -

-IV / c - - -

-IV / b - 3 1 - - - 4

IV / a - 3 - - - 3

Jum la h - 6 1 - - - 7

2 III/d - - 11 - - - 11

III/c - - 1 - 2 - - 1 - - 4

III/b - - 5 - - - - 9 - - 14

III/a - - 3 - - - - 2 - - 5

Jum la h - - 20 - 2 - - 1 2 - - 34

3 II/d - - - -II/c - - - 3 1 - 4 II/b - - - -II/a - - - 1 - - 1

Jum la h - - - 4 1 - 5

4 I/d - - -

-I/c - - -

-I/b - - -

-I/a - - -

-Jum la h - - -

-J m l. Tota l - 6 21 - 2 - - 1 6 1 - 46

La k i-la k i N o Go lo ng an


(16)

Sumber: BKPP DIY (2015)

Jumlah pegawai BKPP DIY berdasarkan jabatan dan golongan dapat dilihat pada tabel 2.2. Sedangkan rincian pegawai menurut tingkat pendidikan dan jabatan struktural/fungsional tertentu dapat dilihat pada tabel 2.3 dan 2.4.

Tabel 2.2. Jumlah Pegawai BKPP DIY Berdasarkan Jabatan dan Golongan Jml

E D C B A Jml D C B A Jml Semua

1 Struktural - - - 5 3 8 9 - - - 9 17

2 Fungsional - - - 3 - 3 - 3 7 3 13 16

3 Staf/F. Umum - - - - 1 1 10 6 23 3 42 43

4 CPNS - - - 7 7 7

- - - 8 4 12 19 9 30 13 71 83

No Uraian Golongan IV Golongan III

Jumlah

Jml

E D C B A Jml D C B A Jml Semua

1 Struktural - - -

-2 Fungsional - - -

-3 Staf/ F. Umum - - 5 - 1 6 - - - 6

No Uraian Golongan II Golongan I Sumber: BKPP DIY (2015) Tabel 2.3. Rincian Pegawai menurut Tingkat Pendidikan S 3 S 2 S 1 D 4 D 3 SLTA SLTP SD Jumlah - 11 48 - 2 27 1 - 89 Sumber: BKPP DIY (2015) S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD Jml 1 IV/e - - - -IV/d - - - -IV/c - - - -IV/b - 2 1 - - - 3

IV/a - - 2 - - - 2

Jumlah - 2 3 - - - 5

2 III/d - 1 7 - - - 8

III/c - 2 2 - - - 4

III/b - - 10 - - - - 10 - - 20

III/a - - 5 - - - 5

Jumlah - 3 24 - - - - 10 - - 37

3 II/d - - - -II/c - - - 1 - - 1

II/b - - - -II/a - - - -Jumlah - - - 1 - - 1 4 I/d - - -

-I/c - - - -I/b - - - -I/a - - - -Jumlah - - -

-Pe rem puan


(17)

Tabel 2.4. Jabatan Struktural/Fungsional Tertentu

No Jenis Jabatan Jumlah Belum Terisi Keterangan

1 2 3 4 5

Eselon II Eselon III Eselon IV

Jabatan Fungsional Tertentu

a. a Penyuluh Pertanian

b.PMHP

c.Penyuluh Perikanan

1 5 11

5 14

1

-3 2

-Formasi 8 Formasi 16 Formasi 1 Sumber: BKPP DIY (2015)

2.2.2. Aset/Modal

Kondisi aset/modal yang dimiliki Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5. Aset BKPP DIY dan Kondisinya

No. Jenis Barang

Jumlah Aset 2015

Kondisi Aset 2015 Layak Tidak Layak A. Peralatan Kantor

1 Camera digital 4 4

2 Faximile 2 1 1

3 Handycam 1 1

4 Komputer desktop 44 35 9

5 Komputer desktop touchscreen 1 1

6 Komputer note book 20 19 1

7 Komputer note book (pengurus barang/APBDP)

1 1

8 Kelengkapan computer 5 5

9 LCD dan perlengkapan 3 3

10 Monitor LCD 23 3 3

11 Mesin ketik manual 8 8

12 Printer 28 24 4

13 UPS 25 25

14 Spliter VGA 1 1

15 OHP 5 4 1

16 Router 2 2

17 CCTV 5 5

18 Switcher/patch panel 2 2

B. Perlengkapan Kantor

1 Almari arsip 13 13

2 Almari barang 8 3 5

3 Almari buffet 6 6

4 Air conditioner 35 35

5 Brankas 5 5

6 Filling kabinet 43 28 15


(18)

No. Jenis Barang

Jumlah Aset 2015

Kondisi Aset 2015 Layak Tidak Layak

8 Gerobak sampah 1 1

9 Jam dinding 1 1

10 Kipas angin 10 8 2

11 Kursi kerja :

- Esselon II 1 1

- Esselon III/ fungsional 9 9

- Esselon IV/ fungsional 13 13

12 Kursi komputer/ kerja staf 165 85 80

13 Kursi rapat 187 163 24

14 Meja kerja :

- Esselon II 2 2

- Esselon III 5 5

- Esselon IV 27 16 11

15 Meja kerja staf 89 46 43

16 Meja rapat 101 76 25

17 Meja-kursi tamu/sofa 8 8

18 Meja kerja lobi 1 1

19 Meja computer 3 3

20 Mic dynamic + kabel mic 2 2

21 Papan nama organisasi 1 1

22 Papan nama gerai 1 1

23 Rak besi gerai 2 2

24 Rak kayu 1 1

25 Rak besi 2 2

26 Sound system rapat/ mic conference set

25 25

27 Mixer portabel 6 chanel 1 1

28 Limeter compressor DBX 1 1

29 Mixer power 16 chanel 1 1

30 Speaker pasif two way 12 4 4

31 Speaker aktif two way12 2 2

32 Kabel speaker + spikon 2 2

33 Stand speaker 4 4

34 Stand mic panjang 3 3

35 Stand mic meja/ duduk 2 2

36 Mic ruang rapat 8 8

37 Tangga 1 1

38 Tabung pemadam kebakaran 14 14

39 Wireless portabel dan perlengkapan 2 2

40 White board 10 10

41 Kendaraan dinas operasional:

- Roda 4 ( empat ) 6 6

- Roda 2 ( dua ) 20 18 2

42 Bagan struktur organisasi 1 1

43 Papan data elektronik 1 1

44 Coolbox/box pendingin 2 2

45 Televisi 20 2 2

46 Televisi LCD 42 1 1

47 Televisi LED 32 (gerai) 1 1

48 DVD home teather 1 1


(19)

No. Jenis Barang

Jumlah Aset 2015

Kondisi Aset 2015 Layak Tidak Layak

53 Gazebo gerai 2 2

54 Sign out box gerai 1 1

55 Sign in box gerai 3 3

56 Sand blasting gerai 25 25

57 Buku pengetahuan tentang penyuluhan

142 142

58 Genzet 1 1

59 Lemari kaca 3 3

60 Papan visual 1 1

61 Teralis 254 254

C. Prasarana

1 Bangunan gedung kantor 4 4

2 Ruang rapat 2 2

3 Jaringan telephon 4 4

4 PABX 2 2

5 Jaringan listrik/tambah daya 5 5

6 Tempat parkir sepeda motor 1 1

7 Gedung semi permanen gerai 1 1

8 Jaringan internet 2 2

Sumber: BKPP DIY (2015)

2.2.3. Unit Usaha yang Masih Operasional

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini tidak memiliki unit usaha.

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditunjukkan dengan tingkat capaian kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau indikator lainnya seperti Sustainable Development Goals (SDGs), Rencana Aksi Daerah (RAD) Pangan dan Gizi, Pengarusutamaan Gender (PUG) atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah disajikan pada tabel sebagai berikut:


(20)

Tabel 2.6. Pencapaian Kinerja Pelayanan BKPP DIY

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan

Fungsi SKPD*)

Target SPM

Target IKK

Target Indikator

Lainnya

Target Renstra SKPD**) Tahun

ke-Realisasi Capaian Tahun

ke-Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)

1 Angka ketersediaan energi - - - 3.511 3.511 3.511 3.511 3.511 3.867 3.699 3.701 n/a n/a 110,14 105,35 105,41 n/a n/a

2 Angka ketersediaan protein - - - 90,83 90,83 90,83 90,83 90,83 98,23 107,3 111,71 n/a n/a 108,15 118,13 122,99 n/a n/a

3 Angka konsumsi energi - - - 1.874 1.946 1.946 1.946 2.000 1.874 1946,4 1,946,4 n/a n/a 100 100,02 100,02 n/a n/a

4 Angka konsumsi protein - - - 53,80 54,40 55,10 55,80 56,50 53,80 60 60 n/a n/a 100 110,29 108,89 n/a n/a

5 Persentase rata-rata hasil

ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD

- - - 100 100 100 100 100 100 100 100 n/a n/a 100 100 100 n/a n/a

Keterangan:

*) Indikator Kinerja Sasaran Strategis SKPD **) Target Renstra SKPD periode tahun 2013-2017


(21)

Badan ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY memiliki 1 tujuan dengan 3 sasaran strategis. Dua sasaran strategis untuk kinerja pelayanan utama dalam melaksanakan urusan ketahanan pangan dan penyuluhan dan 1 sasaran strategis untuk kinerja pelayanan internal SKPD dalam mendukung keberhasilan kinerja BKPP.

Tujuan yang akan dicapai BKPP DIY adalah meningkatnya kualitas ketahanan pangan masyarakat dengan indikator kinerja skor PPH (Pola Pangan Harapan). Capaian skor PPH yang meningkat dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar 2.2. Capaian tahun 2015 sebesar 85,3. Realisasi pada tahun 2015 ini mencapai 95% dari target akhir RPJMD DIY Tahun 2017. Capaian DIY masih lebih tinggi dibanding capaian nasional sebesar 83,4. Tercapainya indikator skor PPH ini disebabkan pola konsumsi pangan masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA). Hal ini didorong oleh perubahan perilaku konsumsi pangan masyarakat sebagai akibat meningkatnya kesejahteraan serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA.

Gambar 2.2. Capaian Skor PPH DIY Tahun 2011-2015 Sumber: BKPP DIY (2015)

Keberhasilan pembangunan ketahanan pangan didukung oleh 3 (tiga) sub sistem penyusunnya, yaitu dari sisi ketersediaan pangan, distribusi pangan, dan konsumsi pangan yang memenuhi kaidah B2SA. Sasaran strategis 1 adalah terwujudnya ketersediaan pangan dengan indikator kinerja angka ketersediaan energi dan angka ketersediaan protein. Ketersediaan pangan di DIY telah tercukupi baik dari hasil produksi dalam daerah maupun dari impor. Capaian indikator ketersediaan energi dan protein tahun 2015 berturut-turut sebesar 3.701 kal/kapita/hari dan 111,71 gr/kapita/hari, telah melebihi angka kecukupan gizi yang dianjurkan yaitu sebesar 2.400 kkal/kapita/hari dan 63 gr/kapita/hari.

Dari sisi konsumsi, selain pelaksanaan Gerakan Pola Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), pencapaian target skor PPH juga didukung melalui usaha pemberdayaan wanita melalui pemanfaatan pekarangan, pengembangan diversifikasi produk antara, dan peningkatan sosialisasi maupun promosi penganekaragaman konsumsi pangan lokal. Sasaran strategis 2 adalah meningkatnya konsumsi pangan masyarakat dengan indikator kinerja angka konsumsi energi dan angka

79.1

78.7

83.10

85.3

85.3

74 76 78 80 82 84 86


(22)

konsumsi protein Capaian tahun 2015, angka konsumsi energi di DIY adalah 1.946,4 kkal/kapita/hari dan angka konsumsi protein 60 gr/kapita/hari. Jika dibandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan 2.150 kkal/kapita/hari dan 57 gr/kapita/hari maka tingkat konsumsi energi di DIY masih perlu ditingkatkan, terutama konsumsi dari kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, kacang-kacangan, serta sayur dan buah.

Gambar 2.3. Perbandingan Capaian Ketersediaan dan Konsumsi Energi Tahun 2012-2015

Sumber: BKPP DIY (2015)

Pengembangan dan pemanfaatan pangan lokal terutama umbi-umbian menjadi alternatif terbaik dalam memenuhi kebutuhan energi sekaligus menjaga kesehatan masyarakat dari ancaman penyakit degeneratif seperti diabetes, kanker, dan serangan jantung karena umbi-umbian dapat dikembangkan menjadi makanan fungsional yang memiliki indeks glisemik rendah, kaya kandungan prebiotik dan antioksidan. Perbandingan antara tingkat ketersediaan dengan tingkat konsumsi energi maupun protein di DIY pada tahun 2012-2015 dapat dilihat pada gambar 2.3 dan gambar 2.4. Realisasi capaian indikator angka ketersediaan dan konsumsi energi maupun protein tahun 2013-2015 sudah melampaui target yang ditetapkan seperti terlihat dalam tabel 2.6. Dari gambar 2.3 dan gambar 2.4 juga terlihat bahwa tingkat ketersediaan energi dan protein lebih tinggi dibanding tingkat konsumsi masyarakat DIY. Kondisi ini menggambarkan ketersediaan pangan di DIY mencukupi bahkan melebihi kebutuhan konsumsi masyarakat DIY.

3,689

3,867

3,699 3,701

1,938 1,874 1,946.4 1,946.4

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500

2012 2013 2014 2015

Ketersediaan Energi (Kkal/kapita/hari) Konsumsi Energi (Kkal/kapita/hari)


(23)

Gambar 2.4. Perbandingan Capaian Ketersediaan dan Konsumsi Protein Tahun 2012-2015

Sumber: BKPP DIY (2015)

Selain mutu/kualitas konsumsi, aspek keamanan pangan sangat penting belakangan ini. Dengan terbukanya pasar terhadap masuknya produk pangan dari luar daerah maupun dari luar negeri, masalah dan tantangan keamanan pangan semakin kompleks. Tim Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) telah berperan aktif di DIY dalam mengamankan pangan yang diproduksi maupun pangan yang beredar, baik segar maupun olahan, sehingga pangan yang dikonsumsi masyarakat DIY aman dari berbagai cemaran fisik, biologis, kimiawi, maupun mikrobiologis. Pembinaan terhadap produsen pangan juga terus dilaksanakan agar produsen pangan di DIY dapat menyediakan pangan yang bermutu dan aman, sekaligus dapat bersaing menghadapi pasar bebas ASEAN (MEA).

Distribusi dan akses pangan telah tertangani dengan baik. Fasilitasi diberikan kepada gapoktan di daerah rawan pangan dengan tujuan mendekatkan pangan ke masyarakat sehingga tersedia pangan sesuai kebutuhan masyarakat setempat dengan harga terjangkau secara kontinyu. Gapoktan di daerah sentra produksi pangan juga difasilitasi agar dapat menampung dan mengelola hasil panen masyarakat setempat sehingga harga pangan terjaga, tidak merugikan petani saat panen raya dan tidak memberatkan konsumen saat musim paceklik. Harga pangan pokok yang juga berpengaruh terhadap inflasi juga dipantau secara rutin dan bila perlu dilakukan pengendalian melalui operasi pasar oleh instansi terkait. Harga pangan pokok di DIY selama tahun 2015 relatif terkendali. Hal ini sangat didukung oleh keberadaan Tim Pemantau dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Keberhasilan pencapaian ketiga sub sistem ketahanan pangan tersebut secara sinergis telah mendukung upaya penurunan kemiskinan dan kerawanan pangan di DIY.

100.63 98.23

107.3

111.71

49.7 53.8

60 60

0 20 40 60 80 100 120

2012 2013 2014 2015

Ketersediaan Protein (Gr/kapita/hari) Konsumsi Protein (Gr/kapita/hari)


(24)

Tahun 2015, Desa Rawan Pangan di DIY turun dari 26 desa di tahun 2014 menjadi 20 desa. Desa rawan pangan tersebut tersebar di Kota Yogyakarta 1 desa, Kabupaten Bantul 3 desa, Kabupaten Kulonprogo 9 desa, dan Kabupaten Gunungkidul 7 desa.

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya mengalami kenaikan yang semula 61% pada tahun 2014 meningkat menjadi 74% pada tahun 2015. Realisasi pada tahun 2015 ini mencapai 74% dari target akhir RPJMD DIY Tahun 2017. Pembangunan ketahanan pangan membutuhkan kelembagaan yang mantap dengan didukung oleh sumber daya manusia yang handal. Sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dan menentukan dalam pengelolaan dan dukungan program/kegiatan kelembagaan ketahanan pangan. Oleh karena itu, upaya pengembangan sumber daya manusia perlu lebih dioptimalkan. Programa penyuluhan menjadi kunci keberhasilan pembangunan pertanian ke depannya. Programa disusun dengan dengan mengakomodir keperluan masyarakat yang dibuat berjenjang dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi dengan tetap berpegang pada rambu-rambu perundangan kebijakan pemerintah, RPJMD maupun Renstra SKPD. Programa yang disusun secara partisipatif ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penyuluh itu sendiri.

Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program dukungan sasaran SKPD sebesar 100% pada tahun 2015. Realisasi tersebut telah mencapai target akhir RPJMD DIY Tahun 2017. Indikator kinerja ini digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran strategis 3 yaitu meningkatnya capaian pelaksanaan program pendukung sasaran Renstra SKPD.


(25)

Tabel 2.7. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BKPP DIY Tahun 2013-2017

Uraian

Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran tahun

ke- Rata-rata Pertumbuhan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

524.528.350 529.252.000 563.813.900 810.000.000 842.000.000 454.789.910 495.751.568 510.887.157 - - 0,87 0,94 0,91 - - 79.367.913 28.048.624

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

2.942.980.000 3.934.343.750 1.413.500.000 817.770.550 641.070.500 2.516.600.070 3.657.902.752 1.340.631.625 - - 0,86 0,93 0,95 - - -575.477.375 -587.984.223

Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

30.673.000 34.000.000 36.600.000 43.025.000 26.075.000 27.477.260 33.782.000 34.170.175 - - 0,90 0,99 0,93 - - -1.149.500 3.346.458

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

173.463.500 231.738.300 202.000.000 278.827.000 281.900.000 167.168.900 225.324.825 198.826.600 - - 0,96 0,97 0,98 - - 27.109.125 15.828.850

Program Peningkatan Penanganan Daerah Rawan Pangan

653.653.300 513.380.000 1.338.189.050 906.844.550 1.086.429.800 582.420.880 503.751.685 1.262.257.875 - - 0,89 0,98 0,94 - - 108.194.125 339.918.498

Program Peningkatan Ketersediaan dan Cadangan Pangan

585.306.580 609.500.000 764.874.000 685.765.000 739.705.400 547.757.840 603.973.750 712.629.865 - - 0,94 0,99 0,93 - - 38.599.705 82.436.013

Program Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

937.448.800 877.148.050 1.240.596.500 2.025.902.700 1.852.940.000 884.066.780 849.087.985 1.175.931.500 - - 0,94 0,97 0,95 - - 228.872.800 145.932.360

Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan

484.608.750 535.000.000 610.000.000 465.250.000 331.293.200 476.134.800 524.126.850 568.993.650 - - 0,98 0,98 0,93 - - -38.328.888 46.429.425

Program Pemberdayaan Penyuluhan


(26)

Data anggaran dan realisasi anggaran yang terdapat pada tabel 2.7 menunjukkan bahwa kinerja anggaran untuk program utama pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan sudah baik, ditunjukkan dengan rasio antara realisasi dan anggaran yang rata-rata lebih dari 0,9 (deviasi realisasi anggaran < 10%). Petumbuhan anggaran pada program utama terus meningkat dari tahun ke tahun menyesuaikan dengan tuntutan untuk pencapaian target kinerja yang semakin meningkat, sedangkan program pendukung (01-06) disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka mendukung pelayanan internal SKPD.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Tujuan utama pembangunan Ketahanan Pangan di DIY adalah bagaimana mencukupi kebutuhan pangan sampai tingkat individu dengan mengoptimalkan potensi sumberdaya lokal. Untuk tujuan tersebut BKPP menghadapi tantangan terutama berupa keterbatasan lahan dan tantangan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara (Masyarakat Ekonomi Asean/MEA) 2015. Tantangan tersebut akan diatasi dengan strategi yang menekankan pada dua hal yaitu Peningkatan Diversifikasi Pangan dan Swasembada Pangan.

2.4.1. Tantangan Penyediaan Lahan Pangan

Tantangan utama berupa perlindungan lahan pangan adalah agenda utama untuk mengamankan lahan dalam rangka mencapai swasembada pangan terutama beras. Perlindungan lahan ini mutlak diperlukan mengingat luas lahan pertanian dari tahun ke tahun mengalami penyusutan secara kritis akibat alih fungsi lahan.

Pada tahun 2002, luas lahan sawah di wilayah DIY terdapat 58.367 Ha, dan tahun 2010 menyusut menjadi 56.538 Ha, atau rata-rata mengalami penyusutan sebesar 0,42%. Proyeksi tahun 2020, luas lahan sawah akan tersisa 54.208 Ha.

Perlindungan lahan pangan yang diatur dalam Perda No. 12 tahun 2011 menargetkan luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk wilayah DIY yaitu sebesar 35.911,59 Ha. Jumlah tersebut adalah seluas 13.000 Ha untuk Kabupaten Bantul, 12.377 Ha di Kabupaten Sleman, 5.029 Ha di Kulon Progo, dan sisanya seluas 5.505 Ha di Kabupaten Gunungkidul.

2.4.2 Tantangan sekaligus Potensi dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi DIY Tahun 2009-2029

Penyediaan lahan pangan melalui proteksi lahan pangan berkelanjutan juga mengacu pada regulasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) secara nasional yaitu melalui UU No. 41 Tahun 2009. Undang-Undang tersebut kemudian direspon Pemerintah Daerah DIY melalui Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berikutnya Pemerintah Daerah DIY mewujudkan usaha perlindungan lahan tersebut dengan terbitnya Perda No. 12 Tahun 2011 yang mengatur tentang perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).


(27)

yang baik dan komitmen yang kuat dengan Pemerintah Daerah Kabupaten di DIY dalam mendorong Peraturan Daerah LP2B tingkat Kabupaten.

Secara umum, rencana pola ruang adalah meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung meliputi lindung bawahan (hutan lindung, resapan air), lindung setempat (sempadan, pantai, sungai, waduk, embung, telaga, mata air), suaka alam (cagar alam, tahura, cagar budaya) dan suaka margasatwa, serta daerah rawan bencana alam. Sementara itu kawasan budidaya meliputi hutan produksi, lahan pertanian (lahan basah dan lahan kering), pertambangan, industri, pariwisata, pemukiman (perdesaan dan perkotaan), Pendidikan Tinggi, dan pesisir.

2.4.3 Keamanan Pangan dan Peningkatan Daya Saing menuju MEA 2015

Perdagangan bebas antar negara-negara di kawasan Asia Tenggara atau lebih dikenal dengan MEA 2015 akan mengetatkan persaingan barang konsumsi, utamanya yang berakar dari sektor pertanian. Untuk menghindarkan bencana impor produk pertanian segar dapat dilakukan dengan meningkatkan daya saing produk melalui keamanan pangan dan penjaminan mutu produk.

Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya upaya dalam rangka meminimalisir dampak perdagangan antar daerah dan membanjirnya produk luar negeri termasuk didalamnya pemasukan bahan pangan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberlakukan batasan batasan teknis agar bahan pangan dengan standar keamanan yang belum jelas dari luar daerah dan dari luar negeri tidak dapat seenaknya masuk dan membanjiri pasar DIY. Tentu saja batasan batasan teknis ini merupakan suatu hal yang diperbolehkan dalam perdagangan bebas, telah disosialisasikan dan telah disetujui dalam forumWorld Trade Organization(WTO).


(28)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Permasalahan strategis yang dihadapi dalam pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1. Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan terhadap salah satu sumber karbohidrat yakni beras, sebagai makanan pokok.

2. Masih terjadinya kecenderungan ketergantungan konsumsi pangan (nabati dan hewani) pada produk impor seperti daging, terigu serta menurunnya konsumsi pangan lokal.

3. Masih besarnya ketergantungan penyediaan pangan asal luar daerah. 4. Masih terbatasnya sarana prasarana pengelolaan cadangan pangan.

5. Belum tercapainya skor mutu keragaman dan keseimbangan gizi sesuai dengan Pola Pangan Harapan (PPH) ideal dengan skor 100.

6. Harga bahan pangan pokok masih belum stabil terutama pada saat musim panen raya, musim paceklik dan menjelang hari besar nasional.

7. Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transien dan kasus gizi kurang/buruk diwilayah tertentu.

8. Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi, seimbang, aman, dan halal.

9. Masih banyaknya pangan yang belum terjamin mutu dan keamanannya beredar di masyarakat.

10. Adanya tuntutan penyediaan bahan pangan yang terjamin mutu dan keamanannya sebagai konsekuensi dari adanya peningkatan kesadaran masyarakat.

11. Masih terbatasnya sarana dan prasarana pengawasan pangan yang beredar. 12. Masih terbatasnya sarana dan penegakan hukum distribusi pangan.

13. Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antar kabupaten dan antar provinsi. 14. Sinergi lintas sektor pembangunan ketahanan pangan masih kurang optimal.

15. Masih terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap bahan pangan karena kemiskinan.

16. Kelembagaan penyuluhan belum sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K).

17. Jumlah penyuluh (penyuluh PNS) belum sesuai UU Nomor 16 Tahun 2006 dan Permentan Nomor 72 Tahun 2012.

18. Sinergi lintas sektor pelaku penyuluhan masih belum optimal.

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

Tugas Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah melaksanakan penyusunan kebijakan dan koordinasi bidang ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan. Sedangkan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah penyusunan program kerja urusan ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan; perumusan kebijakan teknis urusan ketahanan pangan dan koordinasi penyuluhan; pengelolaan, pengoordinasian, pemberian fasilitasi dan pengendalian ketersediaan pangan;


(29)

pangan; pengoordinasian dan pemberian fasilitasi penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, dan perkebunan; pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan pangan khas DIY untuk ketahanan pangan; pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan ketahanan pangan dan penyuluhan; penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan; dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya. Faktor-faktor penghambat adalah sebagai berikut:

a. Masih ada kabupaten/kota yang belum memiliki unit kelembagaan ketahanan pangan setingkat Eselon II hingga dapat menghambat penyelenggaraan program. b. Kurang tersedianya sarana dan prasarana terutama kendaraan operasional dan

laboratorium.

c. Pembagian tugas masih kurang merata dan efektif dengan volume pekerjaan yang cukup padat.

d. Belum berjalannya koordinasi antara kelembagaan penyuluhan, petani, dan kelembagaan profesi lainnya yang bergerak di bidang pertanian.

e. Belum semua potensi Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) dimanfaatkan dan dikembangkan.

f. Dalam rangka kemandirian pangan, kebijakan RTRW melaui Perda Perlindungan Lahan belum secara komprehensif mencegah laju alih fungsi lahan. Perlindungan lahan adalah salah satu cara untuk merawat cita-cita kedaulatan swasembada pangan.

Faktor-faktor pendorong adalah sebagai berikut: a. Sumber daya manusia sudah berpengalaman.

b. Mampu mengkoordinasi SKPD lain dalam keterkaitannya dengan sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan.

c. Adanya kelembagaan pengawasan fungsional yaitu Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) sebagai lembaga penjamin mutu pangan segar asal tumbuhan.

d. Jajaran pimpinan cukup senior dan berpengalaman.

e. Tersedianya alat untuk menganalisis ketersediaan dan pengelola ketersediaan pangan. f. Adanya dukungan dari Dewan Ketahanan Pangan dan dana pemerintah dalam

rangka peningkatan ketahanan pangan.

g. Adanya penyelenggaraan dan pelaksanaan pusat perbenihan melalui Jogja Benih yang dapat mendukung kemandirian pangan melalui peningkatan produksi menuju keaulatan pangan.

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi/Kabupaten/Kota

Indikator kinerja dalam Renstra Kementerian Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan (Pusat) untuk urusan ketahanan pangan adalah skor Pola Pangan Harapan (PPH), angka konsumsi energi, dan angka konsumsi protein. Indikator kinerja BKPP DIY sudang disesuaikan dengan indikator kementerian/lembaga diatasnya, dengan target kinerja disesuikan dengan kondisi spesifik DIY.

Faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/ kabupaten/kota diuraikan dalam analisis SWOT sebagai berikut:


(30)

Tabel 3.1. Analisis SWOT

No (Strength)Kekuatan (Weakness)Kelemahan Peluang (Oportunity) Ancaman(Threat) 1 Instansi pemerintah

yang memiliki tupoksi koordinasi terkait dgn instansi lain dalam hal ketersediaan, distribusi, konsumsi yang didukung dengan penyuluhan

Kelembagaan yang relatif baru terbentuk masih memerlukan konsolidasi baik ke dalam maupun dengan instansi terkait lainnya Pentingnya kelembagaan ketahanan pangan yang kuat dari ketersediaan, distribusi hingga konsumsi Produktivitas pangan dan kondisi lingkungan yang tidak menentu seperti perubahan iklim, sehingga dapat menyebabkan defisit bahan pangan

2 Pegawai (SDM) sudah berpengalaman

Masih ada kendala koordinasi dengan SKPD lain atau dengan kab/kota mengingat ada tupoksi baru

Sebagai kelembagaan yang berdiri sendiri sehingga

memudahkan koordinasi dengan instansi lain

Sebagian anggaran saat ini masih menyatu pada dinas pertanian

3 Banyak pegawai dengan derajat pendidikan tinggi, sehingga kompetensi bagus

Jumlah masih kurang memenuhi formasi jabatan fungsional tertentu maupun fungsional umum

Peningkatan kualitas SDM seperti diklat manajemen, diklat substansi teknis dan pendidikan

Adanya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang dapat mempengaruhi penyediaan pangan. 4 Mampu mengkoordinasi SKPD lain dalam keterkaitannya dengan sistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan

Masih ada kab/kota yang belum memiliki unit ketahanan pangan sehingga dapat menghambat penyelenggaraan program Adanya komitmen SDM untuk terus menerus belajar

Budaya masyarakat seperti: malas

bercocok tanam, lebih suka makan nasi

5 Sistem jaringan kerja sudah bagus

Masih banyak SDM yang belum

memahami apa yang menjadi visi,misi, tugas dan fungsi SKPD

Pangan merupakan hak asasi setiap individu yang harus dicukupi dan memenuhi hakekat kesehatan agar mampu membentuk SDM berkualitas Kinerja Badan Ketahanan Pangan sangat bergantung dengan SKPD lain diantaranya tindak lanjut suatu program sangat tergantung pada SKPD lain 6 Jajaran pimpinan

cukup senior dan berpengalaman

Pembagian tugas masih kurang merata dan efektif dengan volume pekerjaan yang cukup padat

Tingginya gempuran makanan luar, sehingga makanan tradisional dinilai inferior Pemanasan GLOBAL

7 Sebagai instansi baru, menjadikan lebih leluasa dalam penganggaran dan perumusan kebijakan

Sarana dan prasarana masih kurang

Banyaknya stakeholder yang antusias dan selalu melibatkan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Adanya pengembangan BBM alternatif berbahan baku pangan mengurangi ketersediaan pangan masyarakat


(31)

No (Strength)Kekuatan (Weakness)Kelemahan Peluang (Oportunity) Ancaman(Threat) memacu Badan

Ketahanan Pangan di daerah untuk berperan aktif

ketahanan pangan hanya pada komoditas beras

9 SDM yang memiliki inisiatif yang tinggi dan bersedia menjalin kerjasama dengan tenaga-tenaga ahli

Ritme kerja masih dalam proses penyesuaian karena masih dalam perubahan struktur Jejaring Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan masih belum optimal

Ketahanan pangan dilihat dari kaca mata politik (masih impor terigu, beras)

10 Pendelegasian tugas sudah tepat

Personel yang baru (masih belajar) dikhawatirkan akan memperlambat pencapaian visi dan misi SKPD Sosialisasi kelembagaan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan masih kurang Masih terdapat masyarakat yang terkena gizi buruk, karena pengetahuan masyarakat kurang

11 Mengoptimalkan kinerja DKP (Dewan Ketahanan Pangan)

Terbatasnya sarana/prasarana dan SDM untuk melakukan

pengkajian konsumsi pangan

Banyak keragaman potensi pangan lokal yang bernilai gizi tinggi

Kemajuan teknologi dibidang pangan baik skala usaha tani maupun industri yang kurang

memperhatikan mutu dan keamanan pangan 12 Adanya dukungan

dana dari pemerintah dalam rangka peningkatan penganekaragaman konsumsi Terbatasnya data/informasi perkembangan konsumsi pangan Berkembangnya industri dan teknologi pengolahan pangan

Pasar bebas yang berdampak pada perubahan perilaku dan budaya pola konsumsi 13 Kemampuan mengakses perkembangan informasi pangan termasuk keamanan pangan Tindak lanjut terhadap hasil kegiatan

masih belum optimal

Potensi masyarakat yang telah mampu memproduksi, mengolah dan mengkonsumsi pangan lokal Masih kurangnya pengetahuan, kesadaran dan kemauan Masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang

beragam, bergizi dan seimbang, dan aman (B2SA) 14 Pengembangan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam penganekaragaman pangan

Belum semua potensi LDPM dimanfaatkan dan dikembangkan

Adanya peluang kerjasama dengan Lembaga Perguruan Tinggi, LSM dan organisasi profesi lainnya dalam pengembangan citra dan mutu pangan lokal bergizi

Belum memadainya sarana prasarana distribusi antar wilayah

15 Adanya program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Masih terbatasnya kemampuan SDM dalam melakukan pengkajian sistem Berkembangnya sistem informasi ketahanan pangan Berbagai kebijakan lokal terutama retribusi sering mengganggu


(32)

No (Strength)Kekuatan (Weakness)Kelemahan Peluang (Oportunity) Ancaman(Threat) Lokal (P2KP) berbasis

sumber daya lokal

distribusi pangan kelancaran distribusi

pangan 16 Meningkatnya

peranan LDPM dalam pemasaran dan pengendalian harga pangan strategis

Terbatasnya kemampuan SDM dalam mengkaji dan menganalisis data serta informasi ketersediaan pangan Adanya kerjasama antar lembaga pemasaran dalam rangka pengendalian harga pangan

Kondisi harga pangan strategis yang kurang kondusif

menyebabkan

peralihan produksi ke komoditas yang lebih menguntungkan 17 Adanya hasil kajian

terhadap kualitas, kuantitas serta kebutuhan sarana dan prasarana distribusi pangan Pola penyediaan cadangan pangan masyarakat belum berkembang dan masih bersifat tradisional Adanya standarisasi harga pangan strategis bagi para pelaku distribusi pangan

Terjadinya gagal panen akibat dari gangguan musim, bencana alam, serangan hama penyakit dan lainnya yang dapat mengakibatkan menurunnya produksi pangan 18 Pengembangan motivasi dan partisipasi masyarakat dalam penganekaragaman pangan Terbatasnya sarana, prasarana dan SDM untuk pengembangan sistem informasi kewaspadaan pangan

Adanya kebijakan pengembangan sarana dan prasarana distribusi yang memadai

Perubahan nilai sosial budaya konsumsi beras berdampak pada kemampuan penyediaan pangan beras

19 Tersedianya alat untuk menganalisis ketersediaan dan pengelola ketersediaan pangan Belum berjalannya koordinasi antara kelembagaan penyuluhan, petani, dan kelembagaan profesi lainnya yang bergerak di bidang pertanian

Tersedianya jalur distribusi antar lokalita dan wilayah

Penggunaan bahan tambahan pangan dan bahan terlarang lainnya yang dapat membahayakan konsumen serta sulitnya pengawasan produk pangan impor 20 Adanya dukungan

dana dari pemerintah dalam rangka

peningkatan

ketersediaan pangan

Masih terbatasnya sarana prasarana dan SDM dalam penanganan program ketahanan pangan Tersedianya potensi sumberdaya alam dalam rangka pengembangan ketersediaan pangan

Kondisi iklim yang tidak menentu mempengaruhi proses produksi, ketersediaan dan akses masyarakat terhadap pangan 21 Adanya kelompok

masyarakat yang telah terbina dalam penyediaan pangan rumah tangga

Sesuai potensi produksi yang ada, tidak dihasilkan sepanjang waktu dan di setiap wilayah dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan Koordinasi lintas sektor/sub sektor dalam pengembangan ketersediaan pangan Kerawanan pangan dan gizi biasanya terjadi pada masyarakat miskin yang tinggal di daerah marginal


(33)

No (Strength)Kekuatan (Weakness)Kelemahan Peluang (Oportunity) Ancaman(Threat) penanganan kewaspadaan pangan terjamin secara optimal dalam pengelolaan penyediaan cadangan pangan rumah tangga kebijakan pemerintah dalam hal pengembangan kelembagaan penyuluhan, pembinaan dan pengembangan karir bagi para penyuluh lapangan

23 Tersedianya alat dan metoda dalam melakukan pemantauan, pemetaan dan intervensi daerah rawan pangan

Tingkat akses pangan masyarakat secara keseluruhan belum terjamin

Adanya dukungan dana dari pemerintah dalam rangka ketersediaan pangan. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi spesifik lokasi yang sudah dihasilkan

24 Adanya indikator lokal untuk mendeteksi daerah rawan pangan

Terjadinya gejolak harga pangan yang sangat berfluktuatif Adanya dukungan kebijakan yang mengatur penanganan kewaspadaan pangan 25 Adanya pengaturan

dan penataan serta koordinasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian Adanya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga

26 Tersedianya hasil kajian dan penyebarluasan informasi perkembangan teknologi pertanian, perikanan, kehutanan dan perkebunan Adanya dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat dan kelembagaan masyarakat lainnya Adanya kerjasama/kemitraan dengan SKPD lain, Perguruan Tinggi, dan stakeholder lainnya dalam rangka pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat Volume ketersediaan dan kontinyuitas bahan baku pangan lokal kurang memadai Komitmen pimpinan terhadap pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat Kurangnya figur keteladanan yang memberikan motivasi untuk meningkatkan kualitas konsumsi pangan melalui penganekaragaman


(34)

No (Strength)Kekuatan (Weakness)Kelemahan Peluang (Oportunity) Ancaman(Threat) yang didukung

penganekaragaman pangan berbasis pangan lokal cukup tinggi

konsumsi pangan

Adanya peraturan di DIY berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat tentang penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal (Pergub 88/2012)

Belum optimalnya kompetensi SDM pelaku usaha olahan pangan lokal

27 Adanya kelembagaan pengawasan

fungsional yaitu OKKPD sebagai lembaga penjamin mutu pangan segar asal tumbuhan

Kurang tersedianya sarana dan prasarana terutama kendaraan operasional dan laboratorium

Adanya permintaan produk pangan yang aman dikonsumsi

Adanya peredaran produk pangan berbahaya di masyarakat

28 Adanya tenaga fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP)

Kurangnya dana operasional

pengawasan pangan

Adanya pedoman regulasi pengawasan pangan segar dan olahan

Kurangnya kepedulian

masyarakat terhadap keamanan pangan yang disebabkan oleh tingkat pendapatan, pendidikan serta aspek sosial budaya 29 Adanya Komitmen

dari pimpinan terhadap keamanan pangan

Adanya keterlambatan

penyelesaian sertifikat jaminan keamanan pangan

Adanya kelembagaan tim jejaring

keamanan pangan terpadu/SKPT

Belum adanya regulasi perda pengendalian produk pangan yang

berbahaya

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Program dan kegiatan utama dalam pembangunan ketahanan pangan tidak bisa lepas dari taat asas terhadap rencana pembangunan dalam RPJMN. RPJMN tersebut mengatur kegiatan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam 2 bab yaitu terkait pembangunan Wilayah dan Tata Ruang (Bab 8) dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Lingkungan Hidup (Bab 10). Dengan demikian upaya pemenuhan produksi pangan dengan memproteksi lahan mengacu pada regulasi yang mengatur karakter wilayah dan tata ruang.


(35)

3.4.1. Rencana Tata Ruang dalam Perda Nomor 2 Tahun 2010 tentang RTRW Propinsi DIY Tahun 2009-2029

Secara umum rencana pola tata ruang tersebut mengatur wilayah yang meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Khusus untuk pulau kecil yang termasuk dalam kawasan budaya mengacu juga pada Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil/RZWP3K Provinsi DIY 2011-2030 sesuai Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011).

Sesuai RTRW, kawasan budidaya pertanian baik pertanian lahan basah maupun lahan kering diperuntukkan sebagai lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan untuk mendukung ketahanan pangan. Selain itu, dalam rencana pengelolaan kawasan budidaya pertanian dukungan terhadap ketahanan pangan juga dilakukan melalui pengembangan budidaya ikan air tawar, budidaya ternak ruminansia dan unggas, intensifikasi lahan pekarangan, serta pengembangan budidaya hutan negara dan hutan rakyat.

Gambar 3.1. Arahan Pola Ruang di DIY (Mengacu RTRW DIY 2009-2029)

Salah satu dukungan program ketahanan pangan tersebut berupa pemanfaatan kawasan hutan. Sejak tahun 2014 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY sudah mengkoordinasikan keterpaduan penguatan ketahanan pangan dalam kawasan hutan dan kebun yang dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama antara 4 (empat) SKPD, yaitu Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Dinas Pertanian DIY, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, dan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY sebagai leading sector-nya. Kerjasama ini semakin didukung dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur DIY No. 196/KEP/2014 tanggal 22 Agustus 2014 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Kegiatan Penguatan Ketahanan Pangan dalam Kawasan Hutan. Selanjutnya segala kegiatan terkait dengan pemanfaatan lahan di bawah tegakan tanaman hutan untuk penguatan ketahanan pangan menggunakan istilah wana pangan .


(36)

3.4.2. Isu Konversi Lahan Pertanian Produktif

Perlindungan lahan pangan berkelanjutan adalah agenda utama dalam mendorong pemenuhan pangan daerah. Usaha perlindungan ini diperlukan mengingat luas lahan pertanian dari tahun ke tahun mengalami penyusutan akibat alih fungsi lahan. Pada tahun 2002, luas lahan sawah di wilayah DIY terdapat 58.367 Ha, dan tahun 2010 menyusut menjadi 56.538 Ha, atau rata-rata mengalami penyusutan sebesar 0,42%. Dan diproyeksikan luas lahan sawah tahun 2020 tinggal mencapai 54.208 Ha. Luas Lahan Sawah masing-masing kabupaten dan berdasarkan rata-rata alih fungsi lahan tersebut, diproyeksikan luas lahan sawah dari masing-masing kabupaten seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.2. Luas Lahan Sawah Tahun 2002-2013 Daerah Istimewa Yogyakarta

No Kabupaten/ Kota

Luas Lahan (Ha)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Kulon Progo 10.886 10.886 10.867 10.883 10.883 10.397 10.280 10.280 10.304 10.304 10.299 10.297

2 Bantul 16.310 16.198 16.079 15.991 15.945 15.884 15.843 15.569 15.465 15.470 15.482 15.471

3 Gunungkidul 7.630 7.629 7.727 7.626 7.664 8.002 7.865 7.865 7.865 7.865 7.865 7.865

4 Sleman 23.403 23.361 23.255 23.191 23.121 23.062 23.005 22.914 22.819 22.769 22.642 22.835

5 Yogyakarta 138 136 122 121 98 98 88 84 85 83 76 71

Total Prov. DIY 58.367 58.210 58.050 57.812 57.711 57.443 57.081 56.712 56.538 56.491 56.364 56.539

Sumber data: Dinas Pertanian Provinsi DIY dan DIY Dalam Angka

Tabel 3.3. Proyeksi Laju Alih Fungsi Lahan Tahun 2014-2020 Daerah Istimewa Yogyakarta

No Kabupaten/ Kota

Luah Lahan (Ha)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Kulon Progo 10.254 10.211 10.168 10.125 10.083 10.040 9.998

2 Bantul 15.406 15.341 15.277 15.213 15.149 15.085 15.022

3 Gunungkidul 7.832 7.799 7.766 7.734 7.701 7.669 7.637

4 Sleman 22.739 22.644 22.548 22.454 22.359 22.266 22.172

5 Yogyakarta 71 70 70 70 70 69 69

Total Prov. DIY 56.302 56.065 55.829 55.596 55.362 55.129 54.898

Keterangan:

Proyeksi alih fungsi lahan berdasarkan laju alih fungsi lahan 0,42 (Provinsi DIY)

Untuk mengatasi laju alih fungsi lahan, sudah ada Peraturan Daerah DIY Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). Perda ini diterbitkan dengan tujuan berikut: (1) melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara berkelanjutan; (2) menjamin tersedianya lahan pertanian pangan secara berkelanjutan; (3) mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan; (4) melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani; (5) meningkatkan


(37)

yang layak; (8) mempertahankan keseimbangan ekologis; dan (9) mewujudkan revitalisasi pertanian.

Secara khusus dijelaskan dalam Perda tersebut perihal KAWASAN yang termasuk target lahan dan cadangan lahan pangan berkelanjutan. Lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan meliputi tanah terlantar, alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian pangan, dan kawasan lahan marginal.

Perkembangan dan respon Perda LP2B tingkat kabupaten demikian beragam. Perda ini sudah ditindaklanjuti oleh Kabupaten Gunungkidul dengan menerbitkan Perda Nomor 23 Tahun 2012 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di propinsi DIY sebesar 35.911,59 dengan perincian luasan per kabupaten adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4. Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan DIY Kabupaten Luas Proteksi

Lahan (Ha)

Luas Lahan Sawah (Ha)

% Lahan Terproteksi

Produk/Tahap Kebijakan

Sleman 12.377,59 22.646 54,66 Naskah Akademik

Bantul 13.000 15.551 83,60 Prolegda

Kulon Progo 5.029 10.299 48,83 Prolegda

Gunungkidul 5.505 7.865 69,99 Perda Kab. No. 23/

2012 tentang PLP2B

Selanjutnya Pemerintah Daerah DIY melakukan pengembangan terhadap Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan melalui optimasi lahan pangan, meliputi:

a. Intensifikasi lahan pertanian pangan dengan cara peningkatan kesuburan tanah melalui pemupukan, peningkatan kualitas pakan ternak dan/atau ikan, peningkatan kualitas benih dan/atau bibit, pencegahan, penanggulangan hama dan penyakit, pengembangan irigasi, pengembangan inovasi pertanian, penyuluhan pertanian, dan/atau jaminan akses permodalan.

b. Ekstensifikasi lahan pertanian pangan dengan cara pemanfaatan lahan marginal, pemanfaatan lahan terlantar, pemanfaatan lahan dibawah tegakan tanaman tahunan.

c. Diversifikasi lahan pertanian pangan dengan cara pola tanam, tumpang sari; dan/atau sistem pertanian terpadu.

Dalam rangka akselerasi program Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2011 diatur juga pemberian insentif dengan skema sebagai berikut: (1) keringanan Pajak Bumi dan Bangunan; (2) pengembangan infrastruktur pertanian; (3) pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan benih dan bibit unggul; (4) kemudahan dalam mengakses informasi dan teknologi; (5) fasilitasi sarana dan prasarana produksi pertanian; (6) jaminan penerbitan sertifikat bidang tanah pertanian pangan melalui pendaftaran tanah secara sporadik dan sistematik; dan/atau; (7) penghargaan bagi petani berprestasi.

Beberapa catatan khusus dalam kegiatan LP2B meliputi pengecualian pelarangan dan pidana. Pelarangan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan, kecuali pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan bencana alam . Adanya ancaman pidana


(1)

TUJUAN SKPD SASARAN 1 PROGRAM 1 KEGIATAN 1

TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN

Desiminasi Dokumen Sistem Mutu (Doksistu) OKKPD DIY

orang 40 30 40 50 n/a

Workshop evaluasi sasaran mutu OKKPD DIY

orang - - 40 50 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Sosialisasi pemberdayaan wanita melalui pemanfaatan pekarangan

orang 90 50 120 - n/a

Sosialisasi pemanfaatan pekarangan untuk SD

orang - 200 - - n/a

Hibah pemanfaatan pekarangan kelompok 69 - - - n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Desiminasi Sertifikasi, PD dan Surveilen orang 40 40 50 50 n/a

Desiminasi Keputusan Surveilen orang, 2 kali 40 45 50 80 n/a

Desiminasi Keputusan Sertifikasi dan PD orang, 3 kali 40 30 90 55 n/a

Bimtek Registrasi PD, Penyusunan Doksistu & Proposal Sertifikasi

orang, 2 hari - - 20 50 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Desiminasi Produk Pangan Bersertifikat PIRT Berbasis Pangan Lokal

orang 40 80 40 40 n/a

Hibah pengembangan produk pangan lokal bersertifikat

kelompok 10 10 10 - n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Pelatihan peningkatan pengembangan kapasitas petugas pembina keamanan pangan

orang, 5 hari - - - 30 n/a

Pelatihan peningkatan pengembangan kapasitas petugas pengawas keamanan pangan

orang, 5 hari - - - 30 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Analisis data dan penyusunan PPH buku 5 5 5 10 n/a

Apresiasi PPH orang 85 60 - - n/a

Seminar hasil analisis dan penyusunan PPH

orang 80 75 50 50 n/a

SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM 4 FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Meningkatnya distribusi dan akses pangan

Persentase ketersediaan informasi pasokan, harga, dan akses pangan

Presentase atas kumpulan data harga pangan, pasokan pangan, dan akses pangan yang dipantau/dikumpulkan secara rutin atau periodik oleh provinsi, dengan perhitungan secara kumulatif dari tahun dasar perencanaan 2012 hingga 2017

% 96,87 99,15 100 100 100 Workshop akses pangan (penumbuhan,

pengembangan, kemandirian)

orang 190 220 220 220 n/a

Peningkatan kapasitas kelembagaan akses pangan

orang 50 150 150 150 n/a

Hibah fasilitasi kelembagaan akses pangan

gapoktan 6 2 2 2 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Sosialisasi harga pangan orang 30 30 30 30 n/a

FGD analisa data distribusi dan harga pangan

orang 40 40 40 40 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

FGD kewirausahaan gapoktan pra penumbuhan

orang 40 40 40 40 n/a

Peningkatan kapasitas LDPM orang 100 100 100 100 n/a

Temu kemitraan gapoktan kemandirian orang 55 55 55 55 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Sosialisasi pasokan dan akses pangan orang 25 25 25 25 n/a

Apresiasi pasokan dan akses pangan orang 25 25 25 25 n/a

Data hasil pemantauan pasokan dan akses pangan

jenis 2 2 2 2 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

FGD supply chain ketahanan pangan orang 35 35 35 35 n/a

Kajian simulasi supply chain ketahanan pangan

dokumen 1 1 1 1 n/a

Pengembangan/Pengadaan Software Simulasi Supply Chain Ketahanan Pangan

TARGET Tersusunnya simulasi supply chain

distribusi pangan wilayah Berkembangnya aktifitas LDPM secara berkelanjutan

KEGIATAN 4 Analisis Pasokan dan Akses Pangan

TARGET Teranalisisnya pasokan dan akses pangan

KEGIATAN 5 Analisis Distribusi dan Harga Pangan

TARGET Teranalisisnya distribusi dan harga

pangan wilayah

KEGIATAN 3

Pemberdayaan dan Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) TARGET

Program Peningkatan Distribusi dan Akses Pangan Dukungan Kelembagaan Akses Pangan

TARGET TARGET

Meningkatnya kapasitas kelembagaan akses pangan

KEGIATAN 2 Optimalnya kapasitas petugas

pembinaan dan pengawas keamanan pangan

KEGIATAN 10 Pengembangan Pola Pangan Harapan

TARGET Meningkatnya kualitas pola pangan

harapan

PROGRAM 4 KEGIATAN 1

Fasilitasi Pengembangan Produk Pangan Bersertifikat

TARGET Berkembangnya produk pangan

bersertifikat

KEGIATAN 9

Pengembangan Kapasitas Petugas Pembinaan dan Pengawas Keamanan Pangan

TARGET Optimalnya pemberdayaan perempuan

dalam pemanfaatan pekarangan

KEGIATAN 7

Pengembangan Kelembagaan Sertifikasi Pangan Segar

TARGET Optimalnya kelembagaan sertifikasi

pangan segar dalam melaksanakan sertifikasi PSAT

KEGIATAN 8 KEGIATAN 6

Pemberdayaan Wanita Melalui Pemanfaatan Pekarangan


(2)

TUJUAN SKPD SASARAN 1 PROGRAM 1 KEGIATAN 1

TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Informasi harga dan distribusi pangan serta informasi pasokan dan akses pangan

jenis data n/a n/a n/a n/a 2

Stabilisasi harga pangan pokok di tingkat petani (beras) dan di daerah rawan pangan (beras, gula, minyak goreng, dan telur)

gapoktan n/a n/a n/a n/a 20

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN PROGRAM INDIKATOR PROGRAM 1 FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Meningkatnya kapasitas penyuluh

Persentase jumlah penyuluh yang meningkat kapasitasnya

Jumlah penyuluh yang mengikuti pelatihan dibagi jumlah penyuluh total x 100, dengan perhitungan secara kumulatif dari tahun dasar perencanaan 2012 hingga 2017

% 48 61 74 87 100 Penilaian Penyuluh Teladan orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian Petani Berprestasi orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian Penyuluh Swadaya Berprestasi orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian Gapoktan Berprestasi orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian Lembaga Ekonomi Petani Berprestasi

orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian THL-TBPP Berprestasi orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian BP3K Berprestasi orang 3 3 3 3 n/a

Penilaian Penyuluh Perikanan Teladan orang - - 3 3 n/a

Pendampingan Penyuluh dalam Swasembada Padi Jagung Kedelai

BP3K - - - 56 n/a

Honor THL-TB PP Pendamping Sistem LAKUSUSI

orang, 2 bulan - - - 232 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Temu teknis penyuluh swadaya/swasta pertanian

orang 30 30 30 40 n/a

Temu teknis penyuluh swadaya/swasta perikanan

orang - - - 40 n/a

Updating data penyuluh swadaya/swasta dokumen 1 1 1 - n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Evaluasi Programa Penyuluhan orang - - 60 60 n/a

Workshop Penyusunan Programa Penyuluhan

orang, 1 dokumen

60 50 40 40 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Apresiasi Kelembagaan penyuluhan orang 60 60 60 60 n/a

Bimtek dan Pembinaan Kelembagaan Pelaku Utama

orang 160 160 160 160 n/a

Fasilitasi Komisi Penyuluhan tahun - - - 1 n/a

Lomba Kelompok Perikanan DIY dan Lantip Trengginas

kelompok - - 6 6 n/a

Monitoring dan Evaluasi Kelembagaan penyuluhan

BP3K - - 56 56 n/a

Penilaian Klas Kelompok kelompok 60 - 60 60 n/a

Temu Teknis Kelembagaan kelompok orang - - 60 60 n/a

Workshop Problem Solving Kelembagaan Petani

orang 40 40 40 40 n/a

Evaluasi Klas BP3K BP3K - - - 56 n/a

Kajian dampak dan manfaat penyuluhan di tingkat kelompok

paket - - - 1 n/a

Pekan Daerah (PEDA) KTNA - - - 50 n/a

Pekan Nasional (PENAS) orang - 150 - n/a

Rembug Utama dan temu teknologi KTNA DIY

orang - - - 140 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terlaksananya penyuluhan secara efektif dan efisien

Peningkatan klas kelompok pelaku utama/pelaku usaha

kelompok n/a n/a n/a n/a 75

TARGET KEGIATAN 4

Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan

TARGET Berkembangnya kelembagaan penyuluh

KEGIATAN 5

Pembinaan dan Pengembangan Penyuluhan

TARGET terlaksananya temu teknis penyuluh

swadaya

KEGIATAN 3 Penyusunan Program Penyuluhan

TARGET Tersusunnya program penyuluhan yang

terintegrasi TARGET

TARGET

Meningkatnya kompetensi tenaga penyuluh

KEGIATAN 2 Temu Teknis Penyuluh Swadaya/Swasta Lancarnya distribusi pangan masyarakat

PROGRAM 5 KEGIATAN 1

Program Pemberdayaan Penyuluhan Peningkatan Kompetensi dan Keprofesian Tenaga Penyuluh

KEGIATAN 6 Distribusi Pangan Masyarakat


(3)

TUJUAN SKPD SASARAN 1 PROGRAM 1 KEGIATAN 1

TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN

Bimtek/magang/pelatihan bagi pelaku utama/pelaku usaha

orang n/a n/a n/a n/a 265

Bimtek/magang/pelatihan bagi penyuluh orang n/a n/a n/a n/a 195

Keikutsertaan pada PENAS orang n/a n/a n/a n/a 60

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

INDIKATOR SASARAN FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan program SKPD

Rerata persentase kinerja program 01-06

% 100 100 100 100 100

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran surat masuk dan surat keluar % 100 100 100 100 n/a

Lancarnya tugas dan fungsi SKPD

Administrasi perkantoran terwujud Pelayanan administrasi perkantoran

% 100 100 100 100 100

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran jasa komunikasi air dan listrik % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Pemeliharaan dan perizinan kend dinas % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Pembayaran honor pengelola keuangan % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Kebersihan kantor % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Alat tulis kantor % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Barang cetakan dan penggandaan % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kator

% 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran peralatan rumah tangga % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Surat kabar/majalah dan buku peraturan % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Makan dan minum sidang % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran rapat dan koord dalam dan luar daerah % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya administrasi perkantoran Jasa keamanan kantor % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Alat Tulis Kantor Barang cetakan Barang penggandaan

Bukti pembayaran pajak STNK kendaraan dinas/operasional roda 2 tepat waktu Bukti pembayaran pajak STNK kendaraan dinas/operasional roda 4 tepat waktu Bukti pembayaran retribusi sampah dan jasa pembuangan sampah Buku Mengenai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Perundangan, TI, dan Pengetahuan Umum Kebersihan gedung kantor Komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

Majalah

Pembayaran belanja internet Pembayaran belanja listrik Pembayaran belanja telepon Pengiriman dokumen Surat Kabar Surat keluar dan masuk

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Bukti bayar honorarium pengelola barang

Bukti bayar honorarium pengelola kepegawaian

Bukti bayar honorarium pengelola keuangan

Bukti bayar jasa keamanan kantor/tempat kerja

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program 100

Nama Kegiatan 15: Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran

TARGET

Terwujudnya administrasi perkantoran % n/a n/a n/a n/a 100

Terwujudnya administrasi perkantoran % n/a n/a n/a n/a

Nama Kegiatan 12: Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah

TARGET

Nama Kegiatan 13: Peyediaan Jasa Keamanan Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 14: Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran TARGET Nama Kegiatan 9: Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

TARGET

Nama Kegiatan 10: Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan TARGET

Nama Kegiatan 11: Penyediaan Makanan dan Minuman

TARGET Nama Kegiatan 6: Penyediaan Alat Tulis Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 7: Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

TARGET

Nama Kegiatan 8: Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor TARGET Nama Kegiatan 3: Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas

TARGET

Nama Kegiatan 4 : Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

TARGET

Nama Kegiatan 5: Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

TARGET

TARGET PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN TARGET

TARGET

Nama Kegiatan 2: Penyediaan Jasa Komunikasi Sumberdaya Air dan Listrik

TARGET SASARAN 3


(4)

TUJUAN SKPD SASARAN 1 PROGRAM 1 KEGIATAN 1

TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Koordinasi dalam daerah Koordinasi dan konsultasi luar daerah Makanan dan minuman sidang

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 Terwujudnya sarana prasarana aparatur perlengkapan gedung kantor % 100 100 100 100 n/a

Meningkatnya sarana prasarana aparatur

Sarana prasarana aparatur terwujud

Pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana aparatur

% 100 100 100 100 100

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur peralatan gedung kantor % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur Meubelair % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur Gedung kantor terpelihara % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur Kendaraan dinas terpelihara % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur perlengkapan gedung kantor terpelihara % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur peralatan gedung kantor terpelihara % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur Meubelair terpelihara % 100 100 100 100 n/a

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur Rehabilitasi sarana prasarana gedung kantor

% n/a n/a n/a n/a 100

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Peralatan gedung kantor n/a n/a n/a n/a 100

Perelengkapan gedung kantor n/a n/a n/a n/a 100

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya sarana prasarana aparatur Gedung kantor dan prasarananya terpelihara

% n/a n/a n/a n/a 100

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Kendaraan dinas/operasional roda 2 terpelihara

n/a n/a n/a n/a 100

Kendaraan dinas/operasional roda 4 terpelihara

n/a n/a n/a n/a 100

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Peralatan gedung kantor terpelihara n/a n/a n/a n/a 100

Perlengkapan gedung kantor terpelihara n/a n/a n/a n/a 100

Keterangan: kegiatan baru menyesuaikan ASB Program

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Meningkatnya kualitas kapasitas sumberdaya aparatur

Kualitas kapasitas sumberdaya aparatur

Pemahaman Sumberdaya Aparatur terhadap Materi Pelatihan

% 100 100 100 100 100 Terwujudnya peningkatan kapasitas

aparatur

Sumber daya aparatur yang mengikuti diklat

% 100 100 100 100 100

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terlaksananya penilaian angka kredit bagi pejabat fungsional tertentu

Jumlah HAPAK dan PAK yang dihasilkan buah 19 19 19 19 19

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA PROGRAM FORMULASI INDIKATOR SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5 SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya pengelolaan keuangan dan pencapaian kinerja program

Tertib pengelolaan tatausaha keuangan

Laporan perencanaan dan pelaksanaan kinerja SKPD

% 100 100 100 100 100 Terwujudnya penatausahaan dan

pencapaian kinerja program

Nilai LKJ SKPD % 100 100 100 100 100

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya penatausahaan dan pencapaian kinerja program

Kesenjangan anggaran kas dengan realisasi anggaran SKPD

100 100 100 100 100 100

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya penatausahaan dan pencapaian kinerja program

Renja, ROPK, RKA, DPA, data informasi % 100 100 100 100 100

TARGET TARGET

Nama Kegiatan 2: Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

TARGET

Nama Kegiatan 3: Penyusunan Rencana Program Kerja SKPD serta pengembangan data dan informasi TARGET

TARGET TARGET

Nama Kegiatan 2: Pembinaan, pengembangan kualitas profesi dan penilaian angka kredit jabatan fungsional tertentu TARGET

PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN, CAPAIAN, KINERJA, & KEUANGAN Nama Kegiatan 1: Penyusunan Laporan Kinerja SKPD

Nama Kegiatan 13: Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan

TARGET

Terwujudnya sarana prasarana aparatur %

PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR Nama Kegiatan 1: Pendidikan dan pelatihan formal

Nama Kegiatan 11: Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 12: Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional

TARGET

Terwujudnya sarana prasarana aparatur %

Nama Kegiatan 9: Pembangaunan/Rehabilitasi Rumah dan Gedung Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 10: Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

TARGET

Terwujudnya sarana prasarana aparatur %

Nama Kegiatan 6: Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 7: Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 8: Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair

TARGET Nama Kegiatan 3: Pengadaan Meubelair

TARGET

Nama Kegiatan 4: Pemeliharaan Rutin Berkala Gedung Kantor

TARGET

Nama Kegiatan 5: Pemeliharaan Rutin Berkala Kendaraan Dinas

TARGET Nama Kegiatan 1: Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

PROGRAM PENINGKATAN SARANA PRASARANA APARATUR TARGET

TARGET

Nama Kegiatan 2: Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

TARGET Nama Kegiatan 16: Penyediaan Rapat-Rapat, Koordinasi dan Konsultasi

TARGET


(5)

TUJUAN SKPD SASARAN 1 PROGRAM 1 KEGIATAN 1

TUJUAN SASARAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN

SASARAN KEGIATAN INDIKATOR OUTPUT SATUAN TH 1 TH 2 TH 3 TH 4 TH 5

Terwujudnya penatausahaan dan pencapaian kinerja program

Kesesuaian antara target capaian kinerja dengan program kegiatan

% 100 100 100 100 100

Nama Kegiatan 4: Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan progarm kegiatan SKPD TARGET


(6)

Rencana strategis SKPD yang selanjutnya disingkat

dengan Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan

SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.

Rencana strategis disusun sebagai penjabaran atas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Daerah Istimewa Yogyakarta