Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
35 pernyataan visi mendasarkan pada peran yang bisa dilakukan oleh BKPP dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan yang kuat serta sistem penyuluhan yang efektif dan efisien, maka misi BKPP perlu mencakup dua sudut pandang, yakni sudut pandang ke dalam
inward looking dan sudut pandang keluar outward looking. Selengkapnya, misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Misi 1. Peningkatan ketahanan pangan dengan peningkatan subsistem ketersediaan,
distribusi, konsumsi dan keamanan pangan.
Misi 2. Pengembangan sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan sesuai
karakter, budaya lokal dan kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat sekitar kawasan hutan
Misi 3. Pengembangan sistem pengelolaan ketahanan pangan dan penyuluhan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan benar good governance
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD
4.2.1. Tujuan
Tujuan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan pada hakekatnya adalah untuk memperkuat ketahanan pangan ditingkat wilayah, rumah tangga sampai dengan
perseoranganindividu serta penyelenggaraan penyuluhan yang efektif dan efisien. Memperhatikan visi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam rentang waktu lima tahun adalah: meningkatnya kualitas ketahanan pangan masyarakat dengan skor Pola Pangan Harapan PPH minimal 84,3 di tahun 2017.
Target indikator tujuan SKPD yaitu skor PPH disesuaikan untuk tahun 2017 semula 90 menjadi 84,3. Penyesuaian dilakukan karena pengaruh faktor eksternal dari perubahan
data Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS yang digunakan sebagai data utama, khususnya pada tabel 9A untuk konsumsi bahan pangan. Badan Pusat Statistik melakukan
efisiensi materi kuesioner yang digunakan dalam survei tersebut, salah satunya dengan mengurangi jumlah data jenis komoditas bahan pangan yang dikonsumsi, sehingga secara
kumulatif konsumsi beberapa golongan pangan otomatis menurun dan berpengaruh terhadap menurunnya hasil perhitungan skor PPH. Hal ini terjadi di seluruh Indonesia.
4.2.2. Sasaran Strategis
Mengacu pada tujuan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan diatas, maka sasaran strategis SKPD adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya ketersediaan pangan dengan indikator kinerja angka ketersediaan energi dan angka ketersediaan protein.
2. Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat dengan indikator kinerja angka konsumsi energi dan angka konsumsi protein.
3. Meningkatkan capaian pelaksanaan program pendukung sasaran Renstra SKPD dengan indikator kinerja persentase rata-rata hasil ketercapaian pelaksanaan
program SKPD. Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan BKPP periode 2013-2017 dapat dilihat
pada tabel 4.1.
Review Kedua RENSTRA Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY 2012-2017
36 Tabel 4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BKPP
No TUJUAN
SASARAN INDIKATOR
SASARAN SATUAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1 2
3 4
5 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 1
Meningkatnya kualitas ketahanan
pangan masyarakat
dengan skor PPH minimal 84,3 di
tahun 2017 Terwujudnya
ketersediaan pangan
Angka ketersediaan
energi Kkalkapita
hari 3.511
3.511 3.511
3.511 3.511
Angka ketersediaan
protein Grkapita
hari 90,83
90,83 90,83
90,83 90,83
Meningkatnya konsumsi
pangan masyarakat
Angka konsumsi energi
Kkalkapita hari
1.875 1.946
1.946 1.946
2.000 Angka konsumsi
protein Grkapita
hari 53,80
54,40 55,10
55,80 56,50
Meningkatnya capaian
pelaksanaan program
pendukung sasaran
Renstra SKPD Persentase rata-
rata hasil ketercapaian
pelaksanaan program SKPD
100 100
100 100
100
4.3. Strategi dan Kebijakan
Strategi yang diambil untuk mencapai target sasaran strategis pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan adalah sebagai berikut:
a. Pemantapan ketersediaan dan pola konsumsi masyarakat. b. Peningkatan kualitas penyuluh dan peningkatan kualitas kelembagaan pelaku
utamapelaku usaha. c. Peningkatan kinerja pelayanan SKPD melalui proses perencanaan, monitoring,
evaluasi sampai dengan pelaporan dengan didukung aparatur berkualitas dan sarana-prasarana yang memadai.
Kebijakan dalam melaksanakan pembangunan ketahanan pangan dan penyuluhan adalah sebagai berikut:
a. Pemantapan ketersediaan pangan, kewaspadaan pangan, dan pengembangan cadangan pangan daerah masyarakat dan pemerintah.
b. Penurunan Desa Rawan Pangan. c. Peningkatan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, penanganan keamanan
pangan, dan pengawasan pangan beredarbersertifikat. d. Pengembangan distribusi pangan yang merata dan terjangkau, pemantapan
stabilitas harga pangan strategis, peningkatan aksesibilitas pangan masyarakat, dan pemantauan distribusi, harga, akses pangan.
e. Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh dan pelaku utamapelaku usaha, pemantapan
kelembagaan penyuluhan,
dan peningkatan
koordinasi penyelenggaraan penyuluhan.
f. Penyelenggaraan dan pelaksanaan Pusat Perbenihan Jogja Benih .
g. Pemantapan dukungan administrasi dan manajemen pemerintahan.