Keluarga Berencana KB TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keluarga Berencana KB

Menurut World Health Organization WHO, 1970, Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk : mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga Anggraini, 2012. Dalam Undang-undang nomor 52 tahun 2009 Pasal 1 ayat 8 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga menyatakan bahwa Keluarga Berencana adalah Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Keluarga Berencana adalah usaha-usaha yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun individu untuk mengatur jarak kelahirannya dengan menggunakan alat dan metode kontrasepsi. Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagian sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Universitas Sumatera Utara Menurut Undang-undang nomor 52 tahun 2009 pasal 21 ayat 2, Keluarga berencana mempunyai tujuan sebagai berikut : 1 mengatur kehamilan yang diinginkan, 2 menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak, 3 meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, 4 meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana, 5 mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan. Tujuan keluarga berencana berdasarkan rencana strategis 2005-2009 meliputi : 1 keluarga dengan anak ideal, 2 keluarga sehat, 3 keluarga berpendidikan, 4 keluarga sejahtera, 5 keluarga berketahanan, 6 keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya, 7 penduduk tumbuh seimbang PTS. Sehingga kesimpulan dari tujuan keluarga berencana adalah memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan tarif hidup rakyat dan bangsa, memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi. Sasaran program keluarga berencana yang tertuang dalam RPJMN 2004-2009 meliputi : 1 menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun, 2 menurunnya angka kelahiran total TFR menjadi sekitar 2,2 per perempuan, 3 menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alatcara kontrasepsi Universitas Sumatera Utara unmet need menjadi 6 persen, 4 meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen, 5 meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif dan efisien, 6 meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun, 7 meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak, 8 meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif, 9 meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB nasional.

2.2. Partisipasi Pria dalam Program KB

Dokumen yang terkait

Perilaku Akseptor Kb Pria Terhadap Metode Medis Operasi Pria (MOP) Di Medan Labuhan Tahun 2009

0 26 87

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM KB PRIA DI KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PROGRAM MOP (MEDIS OPERATIF PRIA)/VASEKTOMI DI KECAMATAN BANYUPUTIH)

2 32 52

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 5 21

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 7 21

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 21

PENDAHULUAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 6

A. Identitas - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana (KB) - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI TESIS

0 0 20