Teori Lawrencen Green Teori Snehandu B. Karr

2.5.2. Determinan Perilaku Kesehatan

Faktor yang menentukan atau membentuk perilaku disebut determinan. Banyak teori tentang determinan perilaku ini, masing-masing mendasarkan pada asumsi-asumsi yang dibangun. Dalam bidang perilaku kesehatan, ada 3 tiga teori yang sering menjadi acuan dalam bidang-bidang penelitian kesehatan masyarakat. Ketiga teori tersebut adalah :

1. Teori Lawrencen Green

Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku behaviour causes dan faktor di luar perilaku non-behaviour causes. Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor, yaitu : a. Faktor-faktor predisposisi Predisposing factors, yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain : pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. b. Faktor-faktor pemungkin Enabling faktors, yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan dalam bentuk fisik. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana kesehatan, misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, alat kontrasepsi, obat-obatan, jamban, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi, uang, dan sebagainya. c. Faktor-faktor penguat Reinforcing faktors, yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan Universitas Sumatera Utara mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada Polindes, dekat dengan dengan bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lainnya tidak pernah periksa hamil, namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti, bahwa berperilaku sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut : dimana : B = Behaviour PF = Predisposing factors EF = Enabling factors RF = Reinforcing factors f = fungsi

2. Teori Snehandu B. Karr

Karr mencoba mengidentifikasi bahwa ada 5 lima determinan perilaku, yakni : a. Adanya niat intention seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya. b. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya social support. Di dalam kehidupan masyarakat, perilaku orang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dukungan dari masyarakat, maka ia akan merasa kurang atau tidak “nyaman”. Demikian pula untuk berperilaku kesehatan orang memerlukan B = f PF, EF, RF Universitas Sumatera Utara dukungan masyarakat di sekitarnya, paling tidak, tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat. c. Terjangkaunya informasi accessibility of information, adalah tersedianya informasi-informasi yang terkait dengan tindakan yang akan diambil seseorang. Sebuah keluarga mau ikut program keluarga berencana, apabila keluarga ini memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana : tujuan ber- KB, bagaimana cara ber-KB alat-alat kontrasepsi yang tersedia, akibat-akibat sampingan ber-KB, dan sebagainya. d. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi personal autonomy untuk mengambil keputusan. e. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan action situation. Untuk bertindak apapun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan situasi mempunyai pengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia serta kemampuan yang ada. Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : dimana : B = behaviour F = fungsi BI = Behaviour Intention SS = Social support AI = Accessibility of information PA = Personal autonomy AS = Action situation B = f BI, SS, AI, PA, AS Universitas Sumatera Utara

3. Teori WHO

Dokumen yang terkait

Perilaku Akseptor Kb Pria Terhadap Metode Medis Operasi Pria (MOP) Di Medan Labuhan Tahun 2009

0 26 87

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM KB PRIA DI KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PROGRAM MOP (MEDIS OPERATIF PRIA)/VASEKTOMI DI KECAMATAN BANYUPUTIH)

2 32 52

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 5 21

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 7 21

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 21

PENDAHULUAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 6

A. Identitas - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana (KB) - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI TESIS

0 0 20