Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Pengaruh Dukungan Teman terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP

mengatakan tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP. Pengaruh dukungan istri terhadap kesediaan suami sebagai akseptor KB MOP dapat dilihat pada Tabel 4.29. Tabel 4.29. Pengaruh Dukungan Istri terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Kesediaan Mean SD t Sig. Dukungan Istri Bersedia 14.12 1.654 5.709 0.001 Tidak Bersedia 9.53 5.942 Diperoleh bahwa responden yang bersedia mean 14,12 menjadi akseptor KB MOP menilai bahwa dukungan istri yang mereka dapatkan jauh lebih baik daripada responden yang tidak bersedia mean 9,53 menjadi akseptor KB MOP. Hasil analisis menggunakan independent samples t test diperoleh p-value sebesar 0,001 p-value ≤ 0.05, yang berarti bahwa dukungan istri memengaruhi suami untuk menjadi akseptor KB Medis Operasi Pria MOP.

4.8.2. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP

Tabel 4.30. Tabulasi Silang antara Dukungan Keluarga dengan Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Dukungan Keluarga Kesediaan Menjadi Akseptor KB MOP n Bersedia Tidak Bersedia f f Baik 14 30,4 32 69,6 46 100,0 Kurang Baik 3 18,8 13 81,2 16 100,0 Tidak Baik 0,0 28 100,0 28 100,0 Hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 46 orang yang menilai bahwa dukungan keluarga yang baik tetapi tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP sebanyak 32 orang 69,6, dan dari 16 orang yang menilai dukungan keluarga Universitas Sumatera Utara kurang baik dan tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP sebanyak 13 orang 81,2. Sedangkan responden yang menilai bahwa dukungan keluarga tidak baik 28 orang, semuanya mengatakan tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP. Pengaruh dukungan keluarga terhadap kesediaan suami sebagai akseptor KB MOP dapat dilihat pada Tabel 4.31. Tabel 4.31. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Kesediaan Mean SD t Sig. Dukungan Keluarga Bersedia 13.29 2.568 5.151 0.001 Tidak Bersedia 8.08 6.812 Diperoleh bahwa responden yang bersedia mean 13,29 menjadi akseptor KB MOP menilai bahwa keluarga memberikan dukungan yang lebih baik daripada responden yang tidak bersedia mean 8,08 menjadi akseptor KB MOP. Hasil analisis menggunakan independent samples t test diperoleh p-value sebesar 0,001 p-value ≤ 0.05, yang berarti bahwa dukungan keluarga memengaruhi suami untuk menjadi akseptor KB Medis Operasi Pria MOP.

4.8.4. Pengaruh Dukungan Teman terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP

Tabel 4.32. Tabulasi Silang antara Dukungan Teman dengan Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Dukungan Teman Kesediaan Menjadi Akseptor KB MOP n Bersedia Tidak Bersedia f f Baik 13 44,8 16 55,2 29 100,0 Kurang Baik 4 7,4 50 92,6 54 100,0 Tidak Baik 0,0 7 100,0 7 100,0 Universitas Sumatera Utara Hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 29 orang yang menilai bahwa dukungan teman yang baik tetapi tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP sebanyak 16 orang 55,2, dan dari 54 orang yang menilai dukungan teman kurang baik dan tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP sebanyak 50 orang 92,6. Sedangkan responden yang menilai bahwa dukungan teman tidak baik 7 orang, semuanya mengatakan tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP. Pengaruh dukungan teman terhadap kesediaan suami sebagai akseptor KB MOP dapat dilihat pada Tabel 4.33. Tabel 4.33. Pengaruh Dukungan Teman terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Kesediaan Mean SD t Sig. Dukungan Teman Bersedia 12.06 2.331 3.539 0.001 Tidak Bersedia 9.60 3.439 Diperoleh bahwa responden yang bersedia mean 12,06 menjadi akseptor KB MOP menilai bahwa dukungan teman yang mereka dapatkan lebih baik daripada responden yang tidak bersedia mean 9,60 menjadi akseptor KB MOP. Hasil analisis menggunakan independent samples t test diperoleh p-value sebesar 0,001 p-value ≤ 0.05, yang berarti bahwa dukungan teman memengaruhi suami untuk menjadi akseptor KB Medis Operasi Pria MOP. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Faktor Umur terhadap Kesediaan Suami sebagai Akseptor KB MOP Umur merupakan salah satu faktor seseorang untuk menjadi akseptor KB, sebab umur berhubungan dengan potensi reproduksi dan juga untuk menentukan perlu tidaknya seseorang menggunakan kontrasepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur suami yang bersedia sebagai akseptor KB MOP lebih tinggi mean 40,00 daripada suami yang tidak bersedia mean 38,58. Namun dari hasil independent samples t test diperoleh p-value sebesar 0,077 p-value 0.05, yang berarti bahwa faktor umur tidak memengaruhi suami sebagai akseptor KB Medis Operasi Pria MOP. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Simanullang 2011, ada hubungan yang signifikan antara umur suami dengan penggunaan kontrasepsi MOP di Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa meskipun umur tidak memengaruhi suami sebagai akseptor KB MOP. Namun terlihat bahwa umur suami yang bersedia sebagai akseptor KB MOP memiliki rata-rata umur yang lebih tinggi daripada suami yang tidak bersedia. Menurut hasil wawancara, responden yang tidak bersedia menjadi akseptor KB MOP masih berencana ingin menambah anggota keluarga lagi, sebagian besar disebabkan karena responden belum memiliki anak laki- laki dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan Suratun 2008, yang mengatakan bahwa salah satu syarat menjadi calon akseptor KB MOP adalah suami dengan umur tidak Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perilaku Akseptor Kb Pria Terhadap Metode Medis Operasi Pria (MOP) Di Medan Labuhan Tahun 2009

0 26 87

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PROGRAM KB PRIA DI KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS PROGRAM MOP (MEDIS OPERATIF PRIA)/VASEKTOMI DI KECAMATAN BANYUPUTIH)

2 32 52

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 5 21

FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE MEDIS OPERATIF PRIA (MOP) (Studi pada Akseptor KB Baru di Kecamatan Kapongan Kabupaten Situbondo)

0 7 21

FAKTOR DETERMINAN PERILAKU KELUARGA BERNCANA (KB) DENGAN METODE OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 21

PENDAHULUAN Faktor Determinan Perilaku Keluarga Berncana (KB) Dengan Metode Operasi Pria (MOP) Di Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar.

0 2 6

A. Identitas - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 1 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Berencana (KB) - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 0 31

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesediaan Suami Sebagai Akseptor KB Medis Operasi Pria (MOP) di Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR KB MEDIS OPERASI PRIA (MOP) DI KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI TESIS

0 0 20