Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
19
F. Angka Kriminalitas yang tetangani
Selain derajat kesehatan yang cenderung menurun, kondisi sosial lain yang
menggambarkan kondisi Karangasem saat ini, berdasarkan data yang diperoleh adalah meningkatnya kasus kriminalitas. Jika pada tahun 2007 hanya dilaporkan 241 buah perkara
kejahatan atau pelanggaran, maka pada tahun 2012 ini, jumlahnya meningkat menjadi 248 buah perkara. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tindak kejahatan pelanggaran yang terjadi
didominasi oleh kasus pencurian, baik pencurian berat maupun pencurian biasa.
2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial.
a. Angka Melek Huruf AMH dan Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Angka melek huruf di Kabupaten Karangasem dilihat dari pemberantasan buta aksara tahun 2013 mencapai 78,98 meningkat dari tahun 2012 yang besarnya 76,03 .
Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karangasem pada tahun 2012 mencapai 5,88 tahun, mengalami kenaikan dari tahun 2011 yang besarnya 5,82 tahun. Kendati terjadi
kenaikan, rata-rata lama sekolah di Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa rata-rata penduduk di Kabupaten Karangasem baru mengenyam pendidikan hingga kelas 5 SD atau
dengan kata lain belum bias menikmati WAJAR 9 tahun.
b. Angka Partisipasi Kasar, Angka Partisipasi Murni dan Penduduk yang
Menamatkan Sekolah.
Angka Partisipasi Kasar APK merupakan proporsi anak yang sekolah pada suat u jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur.
Angka Partisipasi Kasar APK pada tingkatan PAUD, SD, SLTP dan SLTA bertutur turut 25,73 , 103,71 , 96,23 dan 70,58 .
Angka Partisipasi Murni APM pada tingkatan SD, SMP dan SMA masing-masing sebesar 90,85 , 74,41 dan 52,79 . Sementara untuk Angka
Putus Sekolah APS pada tingkat SD sebesar 0,4 , SMP sebesar 0,1 dan SMA sebesar 0,3 . Disamping itu juga untuk Angka Kelulusan AL pada tingkat SD sebesar 94,60 , SMP
sebesar 87,50 dan SMA sebesar 88,1 , serta SMK sebesar 95,45 .
c. Angka Kematian Bayi dan Angka Usia Harapan Hidup.
Angka Kematian Bayi AKB atau I nfant Mortality Rate I MR. Angka ini dapat
mencerminkan derajat kesehatan masyarakat karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tuanya dan erat kaitannya dengan status
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
20 sosial ekonomi orang tua bayi tersebut. Angka kematian bayi juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi. Selain angka kematian bayi, digunakan pula indikator lain yaitu Angka Harapan Hidup AHH atau
Life Expectancy LE.
Salah satu ukuran yang sering dijadikan standar tingkat kesehatan di suatu daerah adalah Angka Kematian I bu AKI dan Angka Kematian Bayi AKB. Semakin tinggi kedua angka
tersebut, semakin rendah derajat kesehatan masyarakat di suatu daerah. Untuk Karangasem sendiri, dibandingkan kondisi 5 tahun yang lalu, AKB dan AKI di Karangasem menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2007, terjadi 6 kematian bayi untuk setiap 1000 Kelahiran Hidup KH dan 27 kematian ibu dari setiap 100.000 KH. Di tahun 2012, angka ini meningkat menjadi 11
kematian bayi untuk setiap 1000 KH dan 113 kematian ibu dari setiap 100.000 KH. Hal ini tentunya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah daerah bersama pihak terkait dalam hal
peningkatan kesehatan masyarakat. Usia harapan hidup merupakan kompenen dalam indeks pembangunan manusia.
Besaran harapan hidup tahun 2012 di Kabupaten Karangasem yaitu 71,67 tahun, jauh di bawah rata-rata provinsi yaitu 76,41.
2.1.3 Aspek Pelayanan Umum 2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
a. Angka partisipasi sekolah
Angka partisipasi sekolah di Kabupaten Karangasem Tahun 2012 yaitu : Usia 7-12 Tahun
98,86 Usia 13-15 Tahun
95,92 Usia 16-18 Tahun
52,45 Usia 19-24 Tahun
6,16
b. Rasio ketersediaan sekolah penduduk usia sekolah dan Rasio guru murid
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Karangasem, pada level Sekolah Dasar SD Madrasah I btidaiyah MI terdapat 46.152 murid dengan jumlah sekolah sebanyak 363
buah. Artinya setiap sekolah secara rata-rata menampung 127 murid. Atau dengan asumsi terdapat 6 kelas, maka rata-rata setiap kelas mampu menampung 21 orang. Sedangkan untuk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
21 level SLTP MTs, SLTA MA, dan SMK secara berturut -turut rasio murid-sekolah sebesar 461, 417,
dan 386. Masih bersumber dari data yang sama, rasio murid-guru untuk level SD MI , SLTP MTs,
SLTA MA, dan SMK secara berturut-turut sebesar 12; 14; 10; dan 10. Dengan kata lain, setiap tenaga guru dapat mendidik mengajar 10-14 orang murid.
2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah.
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian suatu daerah dalam mencapai
pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan daerah lainnya yang berdekatan, domestik atau internasional.
Kondisi dan perkembangan Aspek daya saing Kabupaten Karangasem dianalisa dengan melihat beberapa fokus tentang kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau
infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia.
2.1.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
A. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Angka Konsumsi RT Per
Kapita dan Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita Persentase Konsumsi RT untuk Non Pangan .
Fokus kemampuan ekonomi daerah adalah kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan masyarakatnya.
Tabel 2.3 Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan
Penduduk Kabupaten Karangasem Tahun 2011-2012
Jenis Pengeluaran
2011 2012
Jumlah Jumlah
1 3
2
01. Makanan 247.700,00
54,09
245.939,77 55,01
02. Non
Makanan 210.207,00
45,91
201.181,22 44,99
Jumlah Total 457.907,00
100,00 447.120,99
100,00
Sumber : KDA Tahun 2013
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
22 Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas, pengeluaran penduduk Karangasem
tahun 2012 secara rata-rata mencapai Rp 447.120,99 per kapita per bulan atau mengalami penurunan sebesar 2,36 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan terjadi baik pada
komoditas non makanan 4,29 persen maupun komoditas makanan 0,71 persen. Seperti tahun-tahun sebelumnya, porsi konsumsi makanan lebih besar dibandingkan non makanan.
Adapun bila ditinjau lebih dalam maka terlihat bahwa di tahun 2012 ini porsi konsumsi makanan cenderung mengalami peningkatan. Disisi lain, porsi konsumsi non makanan
mengalami penurunan. Berdasarkan teori yang ada, penurunan pengeluaran perkapita yang diikuti dengan meningkatnya porsi konsumsi makanan ini mengindikasikan terjadinya
penurunan kesejahteraan penduduk Karangasem.
B. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani NTP, yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani dalam persen, merupakan salah satu
indikator yang berguna untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani atau untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukan daya tukar
termoftrade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan daya
beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada bulan Desember 2012, NTP
Bali mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan bulan Nopember 2012 sebesar 0,11 persen dari 108,28 menjadi 108,39. Secara umum naiknya NTP ini disebabkan oleh naiknya nilai
indeks yang diterima petani yaitu sebesar 0,55 persen lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani sebesar 0,44 persen. Naiknya indeks yang diterima petani
I t ini terjadi pada semua subsektor, demikian pula naiknya indeks yang dibayar petani I b terjadi pada semua subsektor. Perbandingan NTP Desember 2012 terhadap Nopember 2012
menunjukkan bahwa subsektor yang mengalami kenaikan NTP adalah Subsektor Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, dan Peternakan, sedangkan Subsektor Tanaman Pangan dan
Perikanan mengalami penurunan.
2.1.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah I nfrastruktur
Ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu fasilitas yang sangat diperlukan dalam meningkatkan daya saing daerah. Pada dasarnya sarana dan prasarana wilayah merupakan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
23 elemen pendukung bagi berlangsungnya kehidupan suatu wilayah karena masyarakat yang
tinggal di suatu wilayah akan membutuhkan sarana prasarana untuk melangsungkan kegiatan. Fasilitas sarana prasarana wilayah di kabupaten Karangasem meliputi jaringan transportasi
darat dan laut yang meliputi prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, jaringan pelayanan lalu lintas serta angkutan barang; dan jaringan penyeberangan.
Data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa pada tahun 2012 terjadi penambahan panjang jalan kabupaten dan jalan desa sepanjang 63.647 km, jalan
provinsi mengalami penambahan sepanjang 15.890 km, sedangkan jalan negara mengalami pengurangan sepanjang 14.799 km. Secara total terjadi penambahan panjang jalan sepanjang
64.738 km. Dari ruas jalan yang ada, sebesar 99,97 persennya sudah dalam kondisi diaspal. Hanya 13,8 persen yang mengalami kerusakan berat.
Tabel 2.4
Panjang Jalan Negara, Propinsi dan Kabupaten menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Karangasem
Kondisi Panjang Jalan Km
Jalan Kabupaten
dan Jalan Desa
Jalan Provinsi
Jalan Negara
Jumlah
1. JENIS PERMUKAAN
a. Diaspal
770,837 170,22
62,801 1.003,86
b. Tidak Dirinci -
- -
- c.
Tanah 0,31
- -
0,31 d.
Kerikil -
- -
- e.
Paving -
- -
- f.
Beton -
- -
- 2. KONDISI JALAN
a. Baik
379,513 97,82
41,421 518,754
b. Sedang 115,385
41,63 15,88
172,895 c.
Rusak 137,42
30,77 5,5
173,69 d.
Rusak Berat 138,829
- -
138,829
Jumlah Total 771,147
170,22 62,801
1.004,17
2011 707,5
154,33 77,6
939,43 2010
653,415 154,33
77,6 885,345
2009 653,415
154,33 77,6
885,345 2008
648,09 142,8
77,6 868,49
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab.Karangasem
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
24 Data Dinas Perhubungan Kabupaten Karangasem mencatat jumlah kunjungan kapal laut
di Pelabuhan Padangbai tahun 2012 sebanyak 7.298 kunjungan. Adapun jumlah penumpang datang melalui pelabuhan ini, baik dari Pelabuhan Lembar maupun Nusa Penida berjumlah
753.578 orang. Sementara itu volume bongkar dan muat barang di Pelabuhan Padangbai masing-masing sebesar 882.527 ton dan 1.112.596 ton.
Ketersediaan Air Bersih dan Listrik
Kebutuhan akan air bersih merupakan hal penting yang harus diperhatikan ketersediaanya.
Besarnya persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih menunjukkan gambaran tentang kondisi kesehatan suatu daerah. Sumber air bersih
diantaranya adalah air dalam kemasan, air isi ulang, air ledeng, pompa, mata air terlindung dan sumur terlindung. Dengan melihat sumber air minum ini akan dapat menggambarkan tingkat
kesehatan rumah tangga masyarakat suatu daerah. Seiring meningkatnya jumlah penduduk, maka besarnya pemakaian listrik dan air bersih
pun meningkat. Jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Karangasem meningkat sebesar 6,8 persen sedangkan banyak pemakaian air minum meningkat 11,71 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Adapun pada tahun 2012 ini, jumlah desa yang sudah dilayani oleh jaringan PDAM masih sama seperti tahun sebelumnya, yakni sebanyak 61 desa. Sedangkan 17 desa lainnya
belum dilayani oleh jaringan PDAM. Data PT.PLN Persero Ranting Karangasem menunjukkan bahwa jumlah pelanggan
tahun 2012 meningkat 9,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan besarnya pemakaian listrik mengalami peningkatan sebesar 10,25 persen.
2.1.4.3 Fokus I klim Berinvestasi
Peluang investasi di Kabupaten Karangasem masih sangat terbuka, khususnya potensi investasi pangan pertanian dalam arti luas , Pariwisata, dan industri kecil.
I klim investasi dalam suatu daerah perlu di jaga agar memberikan rasa aman dan nyaman dalam melakukan usaha. Kondisi yang kondusif aman dan tertib suatu wilayah
merupakan salah satu syarat untuk menarik investasi disamping prosedur dan proses perijinan yang tepat waktu. Menurunnya angka kriminalitas dan jumlah demo serta lebih singkatnya
waktu penyelesaian perijinan diharapkan dapat mendukung iklim investasi di Kabupaten Karangasem.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
25
2.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing daerah. I ndikator kualitas sumber daya manusia ditunjukan dengan Angkatan kerja,
karena di dalam kelompok angkatan kerja terdapat kelompok penduduk yang bertindak sebagai pelaku ekonomi. Semakin besar jumlah tenaga kerja di dalam suatu daerah, semakin besar
penawaran tenaga kerjanya. Apabila hal ini tidak diikuti dengan peningkatan permintaan tenaga kerja kesempatan kerja maka akan jadi pengangguran. Disamping itu, semakin besar jumlah
tenaga kerja maka semakin besar kapasitas penduduk usia kerja untuk menopang penduduk usia tidak produktif, sehingga nilai rasio ketergantungan akan cenderung menurun, namun ini
memerlukan jumlah kesempatan kerja yang mencukupi.
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2013 dan Realisasi
RPJMD
Capaian kinerja setiap urusan dapat dilihat dari tingkat pencapaian indikator pada masing-masing urusan. Beberapa capaian indikator kinerja dapat diuraikan sebagai berikut :
1. URUSAN PENDI DI KAN
Capaian Kinerja pada bidang Pendidikan dapat dilihat dari tingkat pencapaian I ndikator angka partisipai sekolah, mutu pendidikan dan melek huruf.
Angka Partisipasi Kasar APK pada tingkatan PAUD, SD, SLTP dan SLTA bertutur turut 25,73 , 103,71 , 96,23 dan 70,58 .
Angka Partisipasi
Murni APM
pada tingkatan SD, SMP dan SMA masing-masing sebesar 90,85 , 74,41 dan 52,79 .
Sementara untuk Angka Putus Sekolah APS pada tingkat SD sebesar 0,4 , SMP sebesar 0,1 dan SMA sebesar 0,3 .
Disamping itu juga untuk Angka Kelulusan AL pada tingkat SD sebesar 94,60 , SMP sebesar 87,50 dan SMA sebesar 88,1 ,
serta SMK sebesar 95,45 . Angka melek huruf di Kabupaten Karangasem dilihat dari pemberantasan buta aksara
mencapai 78,98 . 2.
URUSAN KESEHATAN; Dari pelaksanaan kegiatan tahun 2013 pada SKPD Dinas Kesehatan, RSUD dan
Puskesmas dapat dihimpun pencapaian-pencapaian dibawah ini : 1
Cakupan Kunjungan I bu Hamil K4 pada tahun 2013 mencapai 89,24 belum mencapai target SPM sebesar 95
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
26 2
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 47,08 dari data sasaran 1.746 ibu hamil dengan kasus komplikasi kebidanan.
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan 95,61 turun dari tahun 2012 sebesar 97,13 namun sudah melewati target SPM yang ditetapkan sebesar 90 .
4 Cakupan desa kelurahan UCI yaitu tingkat pencapaian
94,87 atau
74 desa kelurahan yang telah mencapai UCI dibanding dari 78 desa kelurahan yang
ada di Kab Karangasem. Capaian ini belum mencapai target 100 . 5
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan sebesar 100 atau 29 balita gizi buruk yang mendapat perawatan dan sudah mencapai target SPM 100 .
6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA sebesar
56,70 menurun dibandingkan cakupan tahun 2012 yang besarnya 52,23 . 7
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD sebesar 100 dari penderita DBD yang ditemukan.
8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin sebesar 100
atau 12.427 Jiwa masyarakat miskin berkunjung ke sarana kesehatan. 9
Cakupan kunjungan bayi sebesar 101,06 melebihi target SPM sebesar 90 . 3.
URUSAN PEKERJAAN UMUM Alokasi anggaran pada urusan Pekerjaan Umum sebagian besar dilaksanakan untuk
pelaksanaan program pembangunan dan peningkatan sarana prasarana. Hal ini dapat dilihat dari kondisi Jalan Kabupaten dalam keadaan baik yang sudah mencapai 379,513
km dari total panjang jalan kabupaten 771,147 km pada tahun 2012. 4.
URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN; Proses Perencanaan Pembangunan Daerah di Kabupaten Karangasem tahun 2013
sebagian besar dapat dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan siklus perencanaan. Proses perencanaan dilakukan melalui inventarisasi, klasifikasi, sinkronisasi dan seleksi
usulan program kegiatan yang terpadu dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Musrenbang tingkat desa,kecamatan, kabupaten, propinsi, dan tingkat nasional.
Proses ini telah menghasilkan perencanaan yang komprehensif, mengakomodasi berbagai kepentingan dari para pihak, berbagai sektor dan sasaran yang bermuara pada
satu tujuan yaitu kesejahteraan masyarakat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
27 5.
URUSAN KETENAGAKERJAAN; Dari seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas, sebanyak 83,29 persen di antaranya
termasuk dalam angkatan kerja dengan rincian 82,17 persen-nya sudah bekerja dan 1,12 persen sisanya masih mencari pekerjaan. Dari mereka yang sudah bekerja ini,
sebagian besarnya 47,24 persen bekerja di salah satu sekt or primer. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, maka tampak bahwa jumlah penduduk usia kerja usia 15 tahun ke
atas mengalami peningkatan sebesar1 persen. Peningkatan yang lebih besar, yakni sebesar 10,48 persen terjadi pada kategori mereka yang bekerja.
Sebaliknya kategori lainnya seperti mereka yang mencari pekerjaan, sekolah, mengurus rumah tangga, dan
kegiatan lainnya mengalami penurunan. Dengan bertambahnya jumlah mereka yang bekerja, diharapkan kesejahteraan masyarakat secara umum juga ikut meningkat .
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Karangasem, sejalan dengan menurunnya jumlah mereka yang mencari pekerjaan, jumlah pencari tenaga
kerja terdaftar juga menunjukkan penurunan sebesar 25,7 persen, yakni dari 1.267 orang di tahun 2011 menjadi 942 orang di tahun 2012.
Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pencari tenaga kerja terdaftar ini didominasi oleh laki-laki, tahun 2012 ini jumlahnya relatif tidak jauh berbeda.
Adapun berdasarkan pendidikannya, sebagian besar dari pencari tenaga kerja terdaftar ini adalah mereka yang bergelar sarjana lebih tinggi. Hal ini sangat disayangkan karena
dengan pendidikan yang cukup tinggi ini seharusnya mereka bisa lebih kreatif untuk membuka usaha yang baru bukan sekedar menggantungkan hidup pada lapangan kerja
yang sudah ada.
6. URUSAN SOSI AL;
Jika dibandingkan kondisi 2 tahun yang lalu, banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS menunjukkan penurunan. Penurunan ini dipengaruhi oleh
penurunan pada kategori anak terlantar, penyandang cacat, serta keluarga fakir miskin. 7.
URUSAN PARI WI SATA; Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem mencatat bahwa sepanjang
tahun 2012, sebanyak 462.233 wisatawan yang 65,72 persen di antaranya merupakan wisatawan asing. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2011 dimana hanya
terdapat 416.363 wisatawan yang melakukan kunjungan ke Kabupaten Karangasem.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD Kabupaten Karangasem Tahun 2015
28 8.
URUSAN I NDUSTRI Meskipun industri bukanlah sektor unggulan di Kabupaten Karangasem, namun
peranannya terhadap perekonomian tidak bisa diabaikan. Terbukti, selama 2009-2011, sektor ini memberikan sumbangan sekitar 7 persen terhadap Produk Domestik Regional
Bruto PDRB Kabupaten Karangasem. Perindustrian di Kabupaten Karangasem didominasi oleh industri kecil dan kerajinan
rumah tangga
dengan karakteristik
modal kecil,
tenaga kerja
sedikit, manajemen pengelolaan yang sederhana, serta teknologi yang juga masih sederhana.
Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa besarnya tenaga kerja yang mampu terserap pada sektor industri kecil dan
kerajinan rumah tangga mencapai 26.046orang. Adapun jenis industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang paling banyak terdapat di Karangasem adalah industri
anyaman sejumlah 5.928 unit dan menyerap 9.188 orang tenaga kerja serta industri agro makanan dan minuman sejumlah 3.627 unit dengan tenaga kerja sebanyak 6.493
orang. .
2.3 Permasalahan Pembangunan