Landasan Teori .1 Kinerja Manajerial

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Manajerial Menurut Mahoney dkk 1963 dalam Octavia 2009 yang dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan manajer dalam melaksanakan kegiatan manajerial, antara lain : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pengaturan staf staffing, negosiasi dan representasi. Untuk mengukur dan mengevaluasi, manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik keuangan maupun nonkeuangan. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya terjadi.

2.1.2 Anggaran

Menurut Mulyadi 1993:488 pengertian anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran juga merupakan rencana keuangan perusahaan yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja, alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi, alat koordinasi 7 dan komunikasi antara pimpinan dengan bawahan dalam organisasi, dan alat untuk mendelegasikan wewenang pimpinan kepada bawahan. Schiff dan Lewin 1970 dalam Riyadi 2005 mengemukakan bahwa anggaran yang telah disusun memiliki dua peranan, yaitu anggaran berperan sebagai perencanaan dan anggaran berperan sebagai kriteria kinerja. Anggaran berperan sebagai perencanaan artinya bahwa anggaran tersebut berisi ringkasan rencana keuangan organisasi dimasa yang akan datang. Anggaran berperan sebagai kriteria kinerja artinya anggaran dipakai sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial.

2.1.3 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran

Partisipasi merupakan suatu konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan Robbins, 2003:179. Partisipasi pada dasarnya merupakan proses organisasional, di mana para individual terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas, partisipasi merupakan inti dari proses demokratis dan oleh karena itu tidaklah alamiah jika diterapkan dalam struktur organisasi yang otoriter. Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan proses di mana para individu, yang kinerjanya dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran, terlibat 8 dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran Brownell McInnes, 1983. Secara garis besar, penyusunan anggaran dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Top down approach bersifat dari atas-ke-bawah Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja yang telah disusun. 2. Bottom up approach bersifat dari bawah-ke-atas Anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan dan selanjutnya diserahkan atasan untuk mendapatkan pengesahan. Dalam pendekatan ini, manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. 3. Kombinasi top down dan bottom up Kombinasi antara kedua pendekatan inilah yang paling efektif. Pendekatan ini menekankan perlunya interaksi antara atasan dan bawahan secara bersama sama menetapkan anggaran yang terbaik bagi perusahaan.

2.1.4 Cost Management Knowledge

Menurut Hansen, Mowen Guan 2007:5, manajemen biaya merupakan suatu bentuk akuntansi manajemen yang memungkinkan sebuah bisnis untuk memprediksi pengeluaran yang akan datang untuk membantu mengurangi kemungkinan akan melebihi anggaran yang telah ditetapkan perusahaan. Bila 9 dilaksanakan dengan baik, manajemen biaya dapat mengurangi biaya produksi untuk produk dan layanan, serta peningkatan nilai yang diberikan kepada pelanggan. Menurut Shields dan Young 1994 dalam Agbejule 2006, manajer yang memiliki pemahaman yang luas mengenai biaya yang berkaitan dengan output dan variabel penting lainnya umumnya memiliki cost management knowledge yang bagus. Tingkat cost management knowledge seorang individu ditentukan oleh pengalaman, pelatihan dan pendidikan ekonomi-manajemen.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 50 100

Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan

2 44 139

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan

1 53 138

Pengaruh total quality management, budaya organisasi dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial

0 10 130

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 1 11

2. Kerahasiaan Jawaban - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 36

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Cost Management Knowledge Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Medan

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Manajerial - Pengaruh Cost Management Knowledge Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Medan

0 1 9

PENGARUH COST MANAGEMENT KNOWLEDGE TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI MEDAN

0 0 11