Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan baik berskala besar maupun kecil memiliki target yang ingin dicapai dalam kegiatan usahanya. Cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan melakukan perencanaan dan pemberdayaan sumber daya yang tersedia yang dikenal dengan manajemen. Pencapaian dari usaha manajemen, baik sesuai dengan harapan atau tidak, akan menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk menilai kinerja manajerial dan melakukan perbaikan untuk masa yang akan datang. Stoner 1995:120 memberikan definisi kinerja manajerial sebagai seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Kemampuan kinerja manajerial dapat diukur melalui 8 indikator, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan Mahoney et al. 1965 dalam Octavia, 2009. Perusahaan membutuhkan suatu pedoman bagi pihak manajemen dalam usaha pencapaian tujuan. Pedoman ini dikenal sebagai anggaran. Anggaran tidak saja berfungsi sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai alat koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja dan motivasi Hansen dan Mowen, 2004 serta alat untuk mendelegasikan wewenang atasan kepada bawahan Sumarno, 2005. Menurut Hanson 1966 dalam Riyadi 2005, pengendalian dalam anggaran mencakup pengarahan dan pengaturan orang-orang dalam organisasi. Proses 2 penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan penetapan peran, dimana pihak-pihak yang berkaitan diberi peran untuk melaksanakan kegiatan pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Rosidi 2000 menjelaskan bahwa penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan pendekatan top-down dan bottom-up. Pendekatan top-down dapat menimbulkan dysfunctional behavior karena manajer tingkat bawah hanya menjalankan apa yang telah ditetapkan anggaran, sementara pendekatan bottom-up atau partisipasi, memungkinkan terjadinya negosiasi diantara para manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui pendekatan partisipasi ini, para manajer diberi kesempatan untuk berperan serta mengajukan ide atau masukan terhadap anggaran yang kelak harus dilaksanakannya. Hal tersebut dapat memotivasi para manajer dalam pencapaian tujuan. Disamping itu, partisipasi penyusunan anggaran menambah informasi yang dapat mengurangi ambiguitas peran yang mendukung perbaikan kinerja Chenhall dan Brownell, 1988 dalam Chun dan Feng. Hal tersebut dikarenakan partisipasi penyusunan anggaran sebagai suatu mekanisme dalam pertukaran informasi yang memungkinkan karyawan untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang pekerjaan mereka dan membantu mereka untuk memperbaiki kinerjanya Hopwood, 1976 dalam Riyadi, 2005. Anggaran partisipatif merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan efektivitas organisasi melalui peningkatan kinerja setiap anggota organisasi secara individual atau kinerja manajerial. Bukti empiris menunjukan adanya ketidakjelasan hubungan antara anggaran partisipatif dengan 3 peningkatan kinerja manajerial. Penelitian Brownell 1982, Ivancevich 1976, Bass dan Levitt 1963, Indriantoro 1993 dalam Sumarno 2005, menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Penelitian Argyris 1952, Becker dan Green 1962, Merchant 1982 mendukung hubungan positif dan signifikan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Sedangkan Morse dan Reimer 1956, Milani 1975, Kenis 1979, Brownell dan Hirst 1986 dalam Sumarno 2005 menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial. Bryan dan Locke 1967 bahkan menyatakan anggaran mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kinerja manajerial. Menurut penelitian Govindarajan 1986 ketidakkonsistenan dalam penelitian terdahulu tersebut menyebabkan belum tercapainya kesatuan hasil penelitian anggaran karena hubungan antara anggaran dengan kinerja manajerial tergantung faktor-faktor tertentu yang dikenal dengan variabel kontijensi. Variabel kontinjensi yang dipilih dalam penelitian ini adalah cost management knowledge yang berperan sebagai variabel moderating terhadap hubungan partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. 4

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 50 100

Pengaruh Total Quality Management dan Partisipasi Anggran Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Perkebunan Nusantara IV(Persero) Medan

2 44 139

Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Perkebunan Nusantara III Sei Sikambing Medan

1 53 138

Pengaruh total quality management, budaya organisasi dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial

0 10 130

PENGARUH TEKANAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

0 1 11

2. Kerahasiaan Jawaban - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 36

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Cost Management Knowledge Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Medan

0 0 31

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Manajerial - Pengaruh Cost Management Knowledge Terhadap Hubungan Partisipasi Anggaran Dan Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Medan

0 1 9

PENGARUH COST MANAGEMENT KNOWLEDGE TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI MEDAN

0 0 11