Meningkatnya konsentrasi CO
2
dapat pula disebabkan oleh pengelolaan lahan yang kurang tepat, antara lain pembakaran hutan dalam skala luas secara
bersamaan dan pengeringan lahan gambut untuk pembukaan lahan-lahan pertanian. Penambahan CO
2
tersebut telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi dan mengakibatkan pemanasan global.
2.6 Perubahan Iklim
Iklim WWF 2012 adalah rata-rata peristiwa cuaca di suatu daerah
tertentu, termasuk perubahan ekstrem musiman dan variasinya dalam waktu yang relatif lama, baik secara lokal, regional atau meliputi seluruh bumi kita.
Menurut Meehl 2000 yang disitasi oleh Hairiah 2011, perubahan iklim terjadi apabila
terdapat: perubahan rata-rata parameter iklim, perubahan perbedaan parameter iklim, atau perubahan keduanya yang mengakibatkan kejadian-kejadian ekstrim.
Kaimuddin 2000 dalam LAPAN 2009 dengan analisis spasial bahwa curah hujan rata-rata tahunan kebanyakan di daerah selatan adalah berkurang atau
menurun sedangkan di bagian Utara adalah bertambah. Iklim di Indonesia telah menjadi lebih hangat selama abad 20. Suhu rata-rata tahunan telah meningkat
sekitar 0,3
o
C sejak 1900 dengan suhu tahun 1990-an merupakan dekade terhangat dalam abad ini dan tahun 1998 merupakan tahun terhangat, hampir 1
o
C di atas rata-rata tahun 1961-1990. Peningkatan kehangatan ini terjadi dalam semua
musim di tahun itu. Curah hujan tahunan telah turun sebesar 2 hingga 3 persen di wilayah Indonesia di abad ini dengan pengurangan tertinggi terjadi selama periode
Desember- Febuari, yang merupakan musim terbasah dalam setahun LAPAN 2009.
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Aliran Sungai DAS Ciliwung. DAS ini memiliki panjang sungai utama sepanjang 124,1 km, dengan luas total
area sebesar 38.610,25 ha. Pengukuran lapang dilakukan pada 7 klasifikasi penutupan lahan dan 3 kali ulangan pada tiap klasifikasi penutupan
lahan.Penelitian dilakukan mulai bulan September 2011 sampai dengan bulan Maret 2012.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelititan ini, yaitu: 1.
oven 2.
timbangan 3.
meteran 4.
GPS 5.
alat dokumentasi 6.
program arcview 3.2 Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a Citra Landsat 7ETM+DAS Ciliwung tahun 1990, 2000, 2011 dari USGS,
skala 1:250.000, resolusi 90 m x 90 m diolah oleh Badan Planologi Nasional BAPLAN tahun 2012.
b Sampel tumbuhan bawah dan serasah.
c Kertas label.
d Kantong plastik sampel.
3.3 Variabel yang Diamati
Beberapa variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain, yaitu: 1.
Diameter pohon sampel. 2.
Jumlah dan jenis tanaman sampel. 3.
Berat biomassa tanaman dan pohon sampel. 4.
Perubahan penutupan lahan pada tahun 1990 – 2011.
3.4 Desain Sampling
Rancangan pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain, yaitu:
1. Klasifikasi lahan pengelompokan ke dalam masing-masing penutupan
lahan, dilakukan berdasarkan klasifikasi penutupan lahan tertentu. Misalnya : hutan alam, hutan tanaman, kebun campuran, lahan pertanian.
2. Pemilihan lokasi plot sampel dilakukan pada lokasi yang dianggap
mewakili tiap penutupan lahan. Ukuran plot sampel berbeda pada tiap tingkatan tumbuhan yang diukur atau kondisi plot tersebut.
3. Pengukuran diameter dan penentuan jenis pohon serta tanaman.
4. Penentuan kandungan karbon dan biomassa tumbuhan.Penentuan karbon
pada pohon dengan menggunakan konversi Berat Jenis BJ, sedangkan pada tumbuhan bawah menggunakan pengovenan.
5. Penelitian ini menggunakan 3 tiga kali ulanganpada setiap penutupan
lahan.
3.5 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian klasifikasi penutupan lahan dan deteksi perubahannya ditunjukkan pada Gambar 5 Widayati et al. 2003 dengan perubahan.
Gambar 3 Diagram alir penelitian.
Berdasarkan diagram alir Gambar 3, maka penelitian ini secara garis besar dilakukan dengan cara: