data tersebut, dapat diketahui bahwa potensi pekarangan dalam areal permukiman memiliki potensi cadangan karbon yang cukup potensial dijadikan karbon
sekuester. Kegiatan-kegiatan peningkatan cadangan karbon dapat dilakukan sebagai
salah satu upaya untuk mengurangi emisi CO
2
di udara dalam rangka mitigasi perubahan iklim, tetapi hal ini harus pula diiringi oleh kesadaran masyarakat
untuk mengurangi pelepasan CO
2
ke udara, misalnya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan tetap menjaga tutupan vegetasi di sekitar areal
ruang terbangun.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1.
Terdapat perubahan tutupan lahan di DAS Ciliwung selama dua puluh tahun 1990-2011. Perubahan terbesar adalah bertambahnya tutupan
permukiman yang semula 7.294,38 ha pada tahun 1990, menjadi 18.480,82 ha pada tahun 2011 yang berarti meningkat 153,36 dari tahun
1990 atau 28,97 dari total luasan DAS Ciliwung. 2.
Tutupan lahan pada DAS Ciliwung memiliki cadangan potensi karbon yang bervariasi dari 2,50–144,99 tonha. Perbedaan cadangan potensi
karbon dipengaruhi perbedaan komposisi vegetasi pada tiap tutupan lahan. Tutupan ruang terbangun memiliki cadangan karbon 2,53 tonha. Tutupan
pertanian lahan kering memiliki cadangan karbon 4,44 tonha. Tutupan sawah memiliki cadangan karbon 4,61 tonha. Tutupan semak memiliki
cadangan karbon 6,15 tonha. Tutupan kebun memiliki cadangan karbon 29,77 tonha. Tutupan hutan alam memiliki cadangan karbon 111,20
tonha. Tutupan hutan tanaman memiliki cadangan karbon 144,99 tonha. Dalam skala DAS, cadangan karbon pada DAS Ciliwung di tahun 2011
adalah 1.092.341,80 ton karbon. 3.
Perubahan tutupan ruang terbuka hijau menjadi tutupan ruang terbangun mengakibatkan kehilangan cadangan karbon. Secara total, selama tahun
1990 sampai 2011 terdapat kecenderungan yang meningkat terhadap cadangan karbon di DAS Ciliwung yaitu meningkat 69.403,59 ton karbon
antara tahun 1990 sampai 2000, dan meningkat 119.272,72 ton karbon antara tahun 2000 sampai 2011, atau peningkatan total 188.676,32 ton
karbon atau setara dengan 692.442,08 ton CO
2
e. Peningkatan disebabkan adanya asumsi pertumbuhan pada hutan tanaman pinus selama 20 tahun.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian ini, beberapa hal yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan lahan pribadi seperti permukiman dan areal pertanian
lahan kering dapat membantu penyerapan karbon di udara. Lahan pribadi yang disusun dengan jenis tanaman buah-buahan dan kayu dengan daya
serap CO
2
tinggi sangat berpotensi untuk menjadi karbon sekuester. 2.
Pada kawasan permukiman modern, ketersediaan ruang terbuka hijau menjadi syarat yang harus disediakan oleh pengembang untuk
meningkatkan cadangan karbon.
DAFTAR PUSTAKA
Adinugroho WC. 2012. Kontribusi Sistem Agroforestri Terhadap Cadangan Karbon di Hulu DAS Kali Bekasi. [tesis]. Bogor: Departemen Silvikultur,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Alphan H, Doygun H, Yüksel I, Unlukaplan. 2008. Post-classification comparison of land cover using multitemporal Landsat and ASTER
imagery: the case of Kahramanmaras, Turkey. Springer 151: 327-336.
Arifin HS, Nakagoshi N. 2011. Landscape ecology and urban biodiversity in tropical Indonesian cities. Lanscape Ecology, 7: 33-43.
Asdak C. 2004. Hirologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: GajahMadaUniversity Press.
[BAPLAN] Badan Planologi Nasional. 2012. Peta Tutupan Lahan DAS Ciliwung. [BPDAS Citarum-Ciliwung] Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai Citarum-
Ciliwung. 2011. Penyusunan Rencana Tindak Pengelolaan DAS Ciliwung. Bogor: BPDAS Citarum-Ciliwung.
Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest: a Primer. Rome, Italy: FAO Forestry Paper 134.
Hairiah K, Rahayu S. 2007. Pengukuran “Karbon Tersimpan” di Berbagai Macam Penggunaan Lahan. World Agroforestry Centre.
Hairiah K, Rahayu S. 2010. Mitigasi Perubahan Iklim: Agroforestri Kopi Untuk Mempertahankan Cadangan Karbon Lanskap. Makalah dalam Simposium
Kopi 2010. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Hairiah K. 2011. Pertanian Berlanjut. Bahan Kuliah Universitas Brawijaya, Malang.
Harmoko AD. 2004. Inventarisasi Hasil-hasil Penelitian Tentang Pertumbuhan Pohon dan Pengaturan Hasil Hutan di Indonesia. [skripsi]. Bogor:
Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Hernandez PP, Koohafkan P, Antoine J. 2011. A Methodological Framework for The Assessment of Carbon Sequestration Scenarios: FAO ecperiences
based on the integration of model to GIS.
Intip Hutan. 2003. Potret Keadaan Hutan Indonesia. Forest Watch Indonesia. Irwan ZD. 1997. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta: PT.
Pustaka Cidesindo.
Isdiyantoro. 2007. Pendugaan Cadangan Karbon Pohon Pada Ruang Terbuka Hijau RTH Kota di Kodya Jakarta Timur Menggunakan Citra Landsat.
[tesis]. Bogor: Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Karyadi H. 2005. Pengukuran Daya Serap Karbondioksida 5 Jenis Tanaman Hutan Kota. [skripsi]. Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan
dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Kaswanto RL, Nakagoshi N, Arifin HS. 2010. Impact of land use changes on spatial pattern of landscape during two decades 1989 – 2009 in West Java
region. Hikobia 15: 363-376.
Kondo T, Nishimura S, Naito Y, Tsumura Y, Isagi Y, Nakagoshi N, Okuda T, Leong LS, Norwati M. 2010. Ecosystem Management toward the Balancing
of Natural Resources Usage and Carbon Sink Protection. Lecture material of International Environmental Cooperation Studies II. Hiroshima
University. Japan.
Lal R. 2005. Forest Soil and Carbon Sequestration. Forest Ecology and Management 220: 242 – 258.
[Litbang Dephut] Penelitian dan Pengembangan Departemen Kehutanan. 2010. Rencana Penelitian Integratif: Sistem Pengelolaan DAS Hulu, Lintas
Kabupaten, Lintas Provinsi.
Mayalanda Y. 2008. Kajian Daya Rosot Karbondioksida oleh Jenis Tanaman Hutan Kota di Hutan Penelitian Dramaga. [skripsi].Bogor : Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Murdiyarso D. 1999. Perlindungan Atmosfer Melalui Perdagangan Karbon : Paradigma Baru dalam Sektor Kehutanan [Orasi Ilmiah]. Bogor : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Nuarsa, I W. 2004. Menganalisis Data Spasial dengan Arc View GIS 3.3. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
[Pepres RI] Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 61 Tahun 2011. Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
Pramukanto Q. 1998. Evaluasi Sumberdaya Lahan Untuk Rekreasi Alam Pada Sub DAS Ciliwung Hulu, Jawa Barat. [Seminar Hasil-hasil Penelitian IPB].
Bogor:Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.