Proses Penilaian Penilaian Dampak Perubahan RTH Terhadap Peningkatan GRK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

4.1.1. Analisis Situasional Wilayah Penelitian

4.1.1.1. Letak Geografis dan Administratif

Secara geografis DAS Ciliwung terletak pada 6 o 6’ 00” - 6 o 46’ 12” LS dan 106 o 48’ 36” - 107 o 00’ 00” BT. DAS Ciliwung berbatasan dengan DAS Krukut dan Grogol di sebelah Barat yang terhubung dengan Banjir Kanal Barat BKB. Sementara, di sebelah Timur berbatasan dengan DAS Cipinang, Sunter, Buaran-Jatikramat, dan Cakung yang terhubung dengan Banjir Kanal Timur BKT.BPDAS Citarum-Ciliwung, 2011. Total luas DAS Ciliwung sendiri sekitar 38.610,25 ha BAPLAN, 2012. Berdasarkan batas administrasi, wilayah DAS Ciliwung ini melingkupi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Provinsi DKI Jakarta dengan delineasi wilayah sebagai berikut BPDAS Citarum-Ciliwung, 2011: a. Bagian hulu DAS Ciliwung termasuk dalam wilayah Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, DAS Krukut, Grogol, Sunter, dan Cipinang berada pada wilayah administrasi Kota Depok; sementara bagian hulu DAS Buaran dan Cakung termasuk dalam wilayah Kota Bekasi. b. Bagian tengah DAS Ciliwung berada di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi. c. Bagian hilir DAS Ciliwung seluruhnya berada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Bentuk DAS Ciliwung sendiri mulai dari hulu sampai daerah Katulampa mempunyai bentuk dendritik.Bentuk ini mencirikan bahwa antara kenaikan aliran dengan penurunan aliran ketika terjadi banjir mempunyai durasi yang seimbang.ke arah hilir berbentuk pararel memanjang dan makin sempit. Dengan bentuk seperti ini peranan daerah hulu makin penting, kontribusi aliran permukaan dari daerah ini cukup besar. Jika kondisi fisik khususnya perubahan penggunaan lahan berubah maka akan mengakibatkan perubahan yang nyata terhadap karakteristik aliran sungai BPDAS Citarum-Ciliwung, 2011.

4.1.1.2. Iklim

Curah hujan rata- rata tahun 1989-2001 adalah 3.636 mmtahun dengan rata-rata hujan bulanan 303 mm. Batas musim kemarau dengan musim penghujan di bagian hulu tidak jelas, kecuali daerah Citeko Diana musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai dengan September, dan musim penghujan pada bulan Oktober sampai bulan Mei BP DAS Citarum-Ciliwung 2003. Tipe iklim DAS Ciliwung di bagian hulu menurut sistem klasifikasi Smith dan Ferguson yang didasarkan pada besarnya curah hujan, yaitu Bulan Basah 200 mm dan Bulan Kering 100 mm adalah termasuk kedalam Tipe A. Ditjen Penataan Ruang Depkimpraswil 2003. Suhu udara di DAS Ciliwung hulu berkisar antara 14,8– 26,6 o C. Hasil penelitian Fakhrudin 2003 menyebutkan curah hujan di Stasiun Katulampa kurun waktu 1972-1999 terbesar harian rata-rata114 mm. Menurut Antoro dan Fahmiza 2002 yang disitasi oleh BPDAS Citarum- Ciliwung 2011.Pada bagian tengah DAS Ciliwung, curah hujan rata-rata tahunan selama periode 1989-2001 adalah 3.910 mm dengan rata-rata hujan bulanan 326 mm. Hujan di Depok jauh lebih rendah dibandingkan hujan di tiga stasiun hujan lainnya yang ada di bagian tengah DAS Ciliwung.Secara umum hujan di bagian tengah lebih tinggi dibandingkan dengan hujan di bagian hilir, kecuali pada musim penghujan Januari-Maret hujan di hilir lebih tinggi BPDAS Citarum- Ciliwung 2011. Bagian hilir DAS Ciliwung curah hujan rata-rata tahunan selama periode 1989-2001 adalah 2.126 mm dengan rata-rata hujan bulanan 177 mm. Di daerah hilir yang umumnya berada di Jakarta, batas antara musim kemarau dan musim penghujan tampak jelas. Musim penghujan mulai bulan Desember dan berakhir bulan Maret.Secara umum, hujan di bagian hilir ini paling kering dibandingkan dengan hujan di bagian tengah dan hulu DAS BPDAS Citarum-Ciliwung 2011.

4.1.1.3. Topografi

DAS Ciliwung terletak pada dataran landai bagian hilir, bergelombang hingga pegunungan bagian tengah dan hulu.Daerah berbukit atau bergelombang yaitu mulai dari Kedungbadak ke arah selatan sampai daerah Tugu Selatan 1.057 m dpl.Semakin ke arah selatan dan timur termasuk daerah pegunungan yang merupakan batas DAS, seperti Gunung Halimun 1.665 m dpl, Gunung Kencana 1.796 m dpl, Gunung Megamendung 1.672 m dpl dan Gunung Pangrango 3.019 m dpl BPDAS Citarum-Ciliwung 2011. Bagian hulu DAS Ciliwung mencakup areal seluas 146 km 2 yang merupakan daerah pegunungan dengan elevasi antara 300-3.000 m dpl. Bagian hulu dicirikan oleh sungai pegunungan yang berarus deras, variasi kemiringan lereng yang tinggi, dengan kemiringan lereng 2-15 70,5 km 2 , 15-45 52,9 km 2 , dan sisanya lebih dari 45 BPDAS Citarum-Ciliwung 2011. Bagian tengah mencakup areal seluas 94 km 2 merupakan daerah bergelombang dan berbukit-bukit dengan variasi elevasi antara 100-300 m dpl.Bagian tengah Ciliwung didominasi area dengan kemiringan lereng 2-15 BPDAS Citarum-Ciliwung 2011. Bagian hilir sampai stasiun pengamatan Kebon Baru Manggarai pada elevasi +8 m dpl mencakup areal seluas 82 km 2 merupakan dataran rendah bertopografi landai dengan elevasi antara 0-100 m dpl. Bagian hilir didominasi area dengan kemiringan lereng 0-2, dengan arus sungai yang tenang BPDAS Citarum-Ciliwung 2011.

4.1.1.4. Hidrologi

Menurut BPDAS Citarum-Ciliwung 2011, Sungai Ciliwung beserta anak-anak sungainya berada di wilayah tengah dan terbagi menjadi lima zona. Pada zona I yang berada di Kabupaten Bogor terdapat Sungai Cisarua, Cisukabirus, Ciesek, Cisuren, Ciseuseupan dan Cibalok.Zona ini merupakan DAS Ciliwung bagian hulu mulai dari daerah Puncak sampai ke Bendung Katulampa. Pada zona II yang termasuk ke dalam wilayah administrasi Kota Bogor terdapat Sungai Ciluar, Cibuluh, dan Cipagiri.Sungai-sungai tersebut bermuara ke Sungai Ciliwung yang berada di zona III Kabupaten Bogor dan zona IV Kota Depok. Walaupun secara keseluruhan menurut batas DAS Ciliwung zona IV termasuk dalam DAS Ciliwung bagian tengah, zona IV juga merupakan daerah hulu bagi Sungai Cikumpa, Kali Sugutamu, dan Cijantung yang semuanya