Perubahan Ruang Terbuka Hijau RTH

ha, yang berarti mengalami total peningkatan dari tahun 1990 sebesar 153,36 dari luas ruang terbangun semula, atau meningkat 28,97 dari luas keseluruhan DAS Ciliwung Tabel 10. Penutupan lahan jenis perkebunankebun campur juga mengalami perubahan. Dari data pada Tabel 10, diketahui selama tahun 1990 sampai 2011, luasan penutupan perkebunan mengalami perubahan, yaitu seluas 11.159,62 pada tahun 1990, menjadi seluas 11.152,79 ha pada tahun 2000. Kemudian luasan lahan perkebunan kebun campur berubah kembali menjadi 10.323,63 pada tahun 2011 yang berarti berkurang sebesar 7,49 dari luasan perkebunan kebun campur semula, atau berkurang 2,17 dari keseluruhan luas DAS Ciliwung. Luasan hutan alam di DAS Ciliwung selama sepuluh tahun pertama tahun 1990-2000, tidak mengalami perubahan luas, yaitu tetap seluas 4.362.41 ha. Pada sepuluh tahun berikutnya tahun 2000-2011, hutan alam mengalami penurunan luas menjadi 3.922,68 ha, yang berarti mengalami perubahan lahan sebesar 10,08 dari luasan awal tahun 1990, atau mengalami penurunan sebesar 1,14 dari luas keseluruhan DAS Ciliwung Tabel 10. Pertanian lahan kering pada DAS Ciliwung juga mengalami perubahan luas. Pada sepuluh tahun pertama tahun 1990-2000, luas penutupan pertanian lahan kering berubah dari 13.918,22 ha menjadi 12.931,24 ha. Kemudian pada sepuluh tahun kedua tahun 2000-2011, kembali berubah 61.192,66 ha menjadi 3.773,04 ha. Hal ini berarti luas penutupan perkebunan pada DAS Ciliwung mengalami penurunan total sejak tahun 1990 sebesar 72,89 dari luasan semula, atau berkurang 26,28 dari keseluruhan luas DAS Ciliwung Tabel 11 dan Tabel 12. Hutan tanaman di DAS Ciliwung juga tidak mengalami perubahan luas pada sepuluh tahun pertama tahun 1990-2000, yaitu tetap seluas 1.522,02 ha. perubahan luas hutan tanaman terjadi pada sepuluh tahun berikutnya tahun 2000- 2011, yaitu menjadi seluas 1.961,76 ha, atau bertambah sebesar 28,89 dari luasan semula, atau meningkat sebesar 1,14 dari keseluruhan luas DAS Ciliwung Tabel 11 dan Tabel 12. 49 Sumber: diolah dari BAPLAN 2012 Gambar 15 Perubahan penutupan lahan di DAS Ciliwung tahun 1990 a, 2000 b, 2011 c. 49 a b c Tabel 11 Kontingensi penutupan lahan DAS Ciliwung tahun 1990 - 2000 Keterangan Tahun 2000 Ruang terbangun Kebun Hutan alam Pertanian lahan kering Hutan tanaman Semak Sawah TOTAL ha T ahun 1990 Ruang terbangun 7.294,38 - - - - - - 7.294,38 Kebun 6,84 11.152,79 - - - - - 11.159,62 Hutan alam - - 4.362,41 - - - - 4.362,41 Pertanian lahan kering 986,98 - - 12.931,24 - - - 13.918,22 Hutan tanaman - - - - 1.522,02 - - 1.522,02 Semak belukar 91,97 - - - - 45,83 - 237,80 Sawah 95,44 - - - - - 20,36 115,80 TOTAL ha 8.475,61 11.152,79 4.362,41 12.931,24 1.522,02 145,83 20,36 38.610,25 Tabel 12 Kontingensi penutupan lahan DAS Ciliwung tahun 2000 - 2011 Keterangan Tahun 2011 Ruang terbangun Kebun Hutan alam Pertanian lahan kering Hutan tanaman Semak Sawah TOTAL ha T ahun 2000 Ruang terbangun 8.475,61 - - - - - - 8.475,61 Kebun 829,16 10.323,63 - - - - - 11.152,79 Hutan alam - - 3.922,68 - 439,74 - - 4.362,41 Pertanian lahan kering 9.158,20 - - 3.773,04 - - - 12.931,24 Hutan tanaman - - - - 1.522,02 - - 1.522,02 Semak belukar 17,86 - - - - 127,97 - 145,83 Sawah - - - - - - 20,36 20,36 TOTAL ha 18.480,82 10.323,63 3.922,68 3.773,04 1.961,76 127,97 20,36 38.610,25 Sumber: diolah dari BAPLAN 2012 50 Penutupan semak juga mengalami perubahan luas. Pada tahun 1990, luas penutupan semak adalah 237,80ha. Pada tahun 2000, luas penutupan semak berubah menjadi 145,83ha. Kemudian pada tahun 2011, kembali berubah menjadi 127,97ha atau menurun sebanyak 46,19 sejak tahun 1990, atau berkurang sebesar 0,28 dari luas keseluruhan DAS Ciliwung Tabel 11 dan Tabel 12. Sawah salah satu penutupan yang juga mengalami perubahan luas. Dari semula seluas 115,80 ha pada tahun 1990 menjadi 20,36 ha pada tahun 2000. Dan tetap pada luasan tersebut sampai tahun 2011. Sehingga dapat diketahui bahwa luas penutupan sawah mengalami penurunan sebesar 82,42 sejak tahun 1990, atau mengalami penurunan sebesar 0,25 dari keseluruhan luas DAS CiliwungTabel 11 dan Tabel 12.

4.2.2. Analisis Konversi Perubahan RTH

Dari Tabel 11, dapat diketahui bahwa antara tahun 1990 – 2000, areal kebun seluas 6,84 ha berubah fungsinya menjadi areal ruang terbangun. Areal pertanian lahan kering juga mengalami perubahan menjadi areal ruang terbangun seluas 986,98 ha. Berdasarkan analisis peta, lokasi areal pertanian lahan kering yang paling banyak terkonversi menjadi areal ruang terbangun pada dekade ini berada pada daerah Depok, dan sebagian kecil di wilayah Jakarta. Selain itu, areal semak juga mengalami konversi menjadi areal ruang terbangun seluas 91,97 ha. Areal sawah yang terkonversi menjadi ruang terbangun seluas 95,44 ha. Hasil dari konversi lahan ini mengakibatkan luasan areal ruang terbangun antara tahun 1990 – 2000 meningkat total seluas 1.181,23 ha menjadi 8.475,61 pada tahun 2000 dari luasan semula 7.294,38 ha pada tahun 19990. Pada tahun 2000 – 2011, areal kebun mengalami konversi menjadi areal ruang terbangun Tabel 12. Areal kebun yang berubah ini seluas 829,16 ha yang berada di wilayah Bogor dan sebagian lagi di Depok.Sejak akhir delapan puluhan telah muncul kota-kota baru, yaitu merupakan kota-kota yang direncanakan pembangunannya oleh pengembang. Kota baru ini merupakan “satellite city” yang dibangun di wilayah sub-urban dan mengelilingi kota utamanya. Sebagai contoh, kota-kota baru tersebut sebagai pusat ruang terbangun yang memiliki infrastruktur an fasilitas yang lengkap banyak tumbuh di seputar Jakarta, Bogor, Tangerang, 51 Depok, dan Bekasi Arifin 2011. Dari alamat properti di Jabodetabek Livingestate 2011 dalam Arifin 2011, tercatat ada 17 pengembang perumahan di Jakarta, 31 di Bogor, 19 di Depok, 45 di Tangerang, dan 144 di Bekasi. Hal ini salah satu yang menyebabkan meningkatnya ruang terbangun pada DAS Ciliwung.

4.2.3. Dampak Perubahan Penutupan Lahan Terhadap Kondisi Gas Rumah Kaca GRK

Perubahan penutupan lahan yang terdapat pada suatu lanskap tentu saja akan berdampak pada potensi yang dimiliki oleh lanskap tersebut dalam mensekuestrasi karbon dioksida. Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat perubahan luasan lahan dengan nilai simpanan karbon aktual pada tahun 2011, pada tahun 2011 DAS Ciliwung memiliki cadangan karbon sebesar 1.092.187,84 ton karbon.Berdasarkan perhitungan dengan pendekatan Mean Annual Increament MAI dan alometrik, cadangan karbon hutan tanaman pinus pada tahun 2000 dan 1990 berturut-turut adalah 76.113,17 ton dan 4.106,41 ton Tabel 13. Tabel 13 Cadangan karbon pada tiap tutupan lahan tahun 1990, 2000, 2011 di DAS Ciliwung No Penutupan lahan Tahun 1990 2000 2011 1 Hutan alam 485.108,51 485.108,51 436.208,92 2 Kebun 332.264,61 332.061,09 307.373,89 3 Hutan tanaman 4.106,41 76.113,17 284.437,86 4 Ruang terbangun 18.431,98 21.416,80 46.698,71 5 Pertanian lahan kering 61.758,78 57.379,29 16.741,98 6 Semak 1.461,84 896,45 786,67 7 Sawah 533,35 93,77 93,77 Total 903.665,48 973.069,07 1.092.341,80 Total CO 2 e 3.316.452,32 3.571.163,50 4.008.894,40 Sumber: Hasil pengukuran lapang 2012 Pada tahun 2000 DAS Ciliwung memiliki cadangan kabon sebesar 972.893,63 ton karbon. Pada tahun 1990 DAS Ciliwung memiliki cadangan karbon sebesar 903.379,38 ton karbon Tabel 13 dan Gambar 15. Dengan menggunakan perbandingan massa molekul relatif CO 2 44 dan massa atom relatif C 12, maka serapan CO 2 adalah 3,67 x cadangan karbon. Serapan CO 2 pada tahun 1990, 2000, dan 2011 berturut-turut adalah 3.316.452,32ton CO 2 e; 3.571.163,50ton CO 2 e; dan 4.008.894,40ton CO 2 eTabel 13. Dari data tersebut terlihat bahwa selama dua puluh tahun terakhir terdapat kecenderungan yang meningkat terhadap cadangan karbon pada DAS Ciliwung yaitu sebesar 69.403,59 ton karbon antara tahun 1990 sampai 2000, dan 119.272,72 ton karbon antara tahun 2000 sampai 2011, atau sebesar total 188.676,32 ton karbon atau 692.442,08 ton CO 2 e. Penambahan cadangan karbon pada sepuluh tahun kedua setelah tahun 1990 hampir mencapai 2 kali lipat dari pada penambahan cadangan karbon pada sepuluh tahun yang pertama. Hal ini dapat diperkirakan karena adanya proses pertumbuhan pada hutan tanaman pinus di hulu DAS Ciliwung yang terjadi selama dua dekade tersebut. Selama dua dekade, hasil penelitian memperlihatkan bahwa hanya ada dua tutupan lahan yang meningkat positif Tabel 11 dan Tabel 12, yaitu tutupan ruang terbangun yang meningkat 153,36 dari tahun 1990, dan tutupan hutan tanaman yang meningkat 1,14. Tabel 12 menunjukkan bahwa peningkatan tutupan hutan tanaman berasal dari tutupan hutan alam yang dikonversi.Berdasarkan pembacaaan peta dan tinjauan lapang, hutan alam yang dikonversi menjadi hutan tanaman tersebut berada pada daerah Mega Mendung.Data lapangan menyebutkan bahwa hutan tanaman pada DAS Ciliwung memiliki cadangan karbon yang lebih banyak dari pada hutan alam, sehingga tidak menurunkan cadangan karbon kecuali di awal- awal penanamannya. Tutupan ruang terbangun diketahui berasal dari tutupan yang lainnya kebun, pertanian lahan kering, semak, dan sawah.Tutupan ruang terbangun juga memiliki cadangan karbon, namun perubahan tutupan ruang terbuka hijau menjadi tutupan ruang terbangun tetap berpotensi mengurangi cadangan karbon.Hal itu disebabkan karena tutupan ruang terbangun memiliki cadangan karbon yang lebih rendah jika dibandingkan tutupan ruang terbuka hijau. Selama kisaran tahun 1990 – 2000, luas tutupan kebun berubah menjadi tutupan ruang terbangun sebanyak